CSAC Udinus Luncurkan E-GamelanKu 2.0, Langkah Modern Lestarikan Budaya Nusantara
SEMARANG (Jatengreport.com) - Pusat Kajian Computer Science in Arts and Culture (CSAC) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) terus mengembangkan inovasi E-Gamelanku, sebagai upaya pelestarian perangkat kebudayaan tradisional dengan pendekatan digital yang lebih modern.
Terbaru, perkembangan itu ditunjukkan dengan resmi dirilisnya aplikasi E-Gamelanku 2.0 di platform Google Play Store, baru-baru ini.
Penelitian tersebut didukung dan didanai oleh Udinus melalui hibah penelitian internal khusus dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) tahun 2024.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 8 bulan dalam pengembangan aplikasi E-Gamelanku 2.0 hingga resmi rilis di platform berbasis Android itu.
Dalam proses pengembangannya, aplikasi tersebut dikerjakan oleh dosen yang tergabung di Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus. Diketuai oleh Dr. Yuventius Tyas Catur Pramudi, M.Kom., serta tiga anggota lainnya yakni Dr. Arry Maulana Syarif, S.S., M.Kom., dan Erlin Dolphinam, M.M., Lukas Yulianto, M.MPar.
Selain itu, lima mahasiswa dari Program Sarjana Teknik Informatika juga terlibat sebagai programer nya, serta mahasiswa dari Program Sarjana Desain Komunikasi Visual terlibat sebagai desain grafis dan tata letak.
Ketua peneliti dan knowledge engineer, Dr. Yuventius Tyas Catur Pramudi, M.Kom., menjelaskan bahwa proses pengembangannya terbagi menjadi lima tahapan kegiatan.
Dimulai dari perancangan sistem, pengumpulan data seperti foto instrumen gamelan dan perekaman bunyi, pemrograman aplikasi menggunakan Unity 3D, evaluasi hingga publikasi.
Lebih lanjut, sekarang E-Gamelanku 2.0 dilengkapi dengan dua fitur utama. Kedua fitur tersebut adalah mode single player dan multiplayer.
Mode single player dapat dimainkan secara individu untuk mendukung belajar dan berlatih gamelan di dunia nyata. Fitur tersebut juga bisa digunakan untuk melakukan pementasan live performance E-GamelanKu.
“Sementara itu, mode multiplayer difungsikan untuk berinteraksi di dunia virtual. Pengguna aplikasi dapat bergabung dan berinteraksi di dunia virtual untuk belajar atau bermusik gamelan secara orkestra. Menariknya, mode ini memberikan akses bagi setiap user untuk membangun sanggar gamelan virtual. Sehingga pengguna lainnya dapat memilih untuk bergabung dan berinteraksi secara virtual sesuai komunitasnya,” jelasnya.
Perkembangan E-GamelanKu dari masa ke masa
Berawal dari gamelan tradisional, E-Gamelanku mengalami perkembangan dari masa ke masa. Setelah bertransformasi menjadi E-Gamelanku di versi pertamanya, masih dijumpai beberapa kendala dan adanya peluang untuk mengembangkan inovasi tersebut.
“Di versi sebelumnya, penyebaran aplikasi ini masih terbatas. Harus di copy satu persatu atau melalui flash drive. Lalu ketika dikembangkan untuk ipad, jangkauannya juga masih sulit. Akhirnya kami berpikir untuk mengembangkannya juga menjadi berbasis android dan dirilis di Google Play Store, harapannya E-Gamelanku bisa lebih mudah diunduh dan dijangkau secara luas,” imbuh Tyas selaku dosen Program Studi Teknik Informatika itu.
Salah satu anggota tim peneliti, Dr. Arry Maulana Syarif, S.S., M.Kom., menambahkan terdapat sejumlah kebaruan yang menjadi pembeda antara E-Gamelanku 2.0 dengan versi sebelumnya. Selain penambahan mode multiplayer, tim peneliti juga melakukan pemutakhiran pada elemen gambar dan bunyi instrumen gamelan, desain, tata letak halaman, tema warna, dan navigasi sistem.
“Untuk visualisasi permainan instrumen gamelan (layout gambar instrumen gamelan), pada versi awal, visual disajikan dalam mode perspektif yang menyebabkan kesulitan presisi untuk menyentuh (tap) bilah instrumen. Dalam versi yang terbaru, visual instrumen tampak atas (top view) ditambahkan untuk mengatasi permasalahan tersebut,” ungkapnya.
Dr. Arry yang merupakan Sekretaris Pusat Kajian CSAC Udinus menyatakan bahwa pusat kajian tersebut mengapresiasi output penelitian E-Gamelanku. Dukungan tersebut dilakukan hingga tahap komersialisasi melalui rilis aplikasi di Google Play Store. Dalam komersialisasi yang dibandrol dengan harga Rp10.000 itu, CSAC juga bekerja sama dengan PT. Dinustek.
“Rilis E-Gamelanku di google play store membuka tantangan baru dalam pengembangan sistem yang berkelanjutan untuk perawatan, pemutakhiran, sosialisasi, promosi, dan pemasarannya. Dalam waktu dekat, CSAC akan melibatkan pemangku kepentingan di tingkat provinsi Jawa Tengah seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sanggar gamelan, dan sekolah-sekolah untuk mempromosikan E-GamelanKu 2.0,” terang Dr. Arry.
Sementara itu, HKI dan artikel ilmiah untuk publikasi jurnal ilmiah terus dilakukan oleh para tim untuk terus menyempurnakan pengembangannya. Pengunduhan E-GamelanKu 2.0 dapat diakses melalui Google Play Store atau link https://bit.ly/E-GamelanKu.
tag: berita