Ferry Wawan Cahyono : AI Dapat Membantu, Namun Masyarakat Harus Bijak dan Hati-Hati dalam Penggunaannya
SEMARANG (Jatengreport.com) – Dalam era transformasi digital yang semakin pesat, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) secara bijak.
Dalam sebuah diskusi terbuka yang diadakan di Semarang baru-baru ini, Ferry menyampaikan bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam berbagai aspek, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga pelayanan publik.
Namun, ia juga menegaskan bahwa kemajuan teknologi ini harus diimbangi dengan kesadaran penuh akan risiko dan tantangan yang mungkin ditimbulkannya.
Ferry Wawan Cahyono menjelaskan, AI telah mengubah berbagai sektor kehidupan dengan cepat.
Di bidang pendidikan, AI mampu meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran.
Dalam pelayanan kesehatan, teknologi AI telah membantu mempercepat diagnosis dan pengobatan, serta mempermudah masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan yang lebih baik.
Bahkan di sektor ekonomi, AI telah memungkinkan otomatisasi yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha, terutama bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Namun, Ferry mengingatkan bahwa kemajuan teknologi ini tidak lepas dari berbagai tantangan, salah satunya adalah keamanan data dan penyalahgunaan informasi.
“AI memang bisa menjadi alat yang kuat untuk memecahkan masalah-masalah kompleks. Tetapi kita harus memahami bahwa semakin canggih teknologinya, semakin besar pula risiko yang bisa muncul, terutama terkait privasi dan keamanan data pribadi,” ujarnya.
Ia menyebutkan beberapa contoh kasus penyalahgunaan teknologi AI, seperti manipulasi data, pencurian identitas, hingga penggunaan AI untuk menyebarkan disinformasi.
“Masyarakat harus sadar bahwa AI juga bisa digunakan untuk tujuan yang tidak baik. Kita tidak hanya perlu belajar menggunakan teknologi ini, tetapi juga bagaimana melindungi diri dari dampaknya,” jelas Ferry yang juga Ketua Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jateng.
Ferry juga menyoroti pentingnya regulasi yang jelas dan tegas dalam mengelola perkembangan AI di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
Menurutnya, regulasi yang ketat harus diimplementasikan agar teknologi ini tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan kerangka hukum yang melindungi masyarakat dari penyalahgunaan teknologi. Regulasi yang komprehensif harus segera disusun agar perkembangan AI tetap sejalan dengan prinsip etika dan keamanan,” ungkap Ferry.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan lembaga pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan literasi digital.
Menurutnya, literasi digital bukan hanya soal keterampilan teknis dalam menggunakan perangkat dan aplikasi, tetapi juga tentang memahami dampak sosial, etika, dan hukum dari teknologi yang digunakan.
“Kita perlu memastikan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, memiliki pemahaman yang kuat tentang bagaimana menggunakan AI secara bijaksana. Tanpa literasi yang memadai, teknologi bisa menjadi pedang bermata dua.”
Di sisi lain, Ferry juga melihat bahwa peran AI dalam pembangunan daerah bisa sangat signifikan jika diterapkan dengan tepat. Sebagai contoh, pemerintah daerah dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publik, mempercepat pembangunan infrastruktur, hingga meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran daerah.
“Di Jawa Tengah, kita punya potensi besar untuk memanfaatkan AI demi kesejahteraan masyarakat. Namun, inovasi ini harus selalu berpijak pada prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dan akuntabilitas.”
Ferry Wawan Cahyono berharap bahwa masyarakat Jawa Tengah dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan AI secara positif.
“Ini bukan hanya tentang mengikuti perkembangan zaman, tetapi bagaimana kita bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari teknologi ini tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan keamanan. Masyarakat harus cerdas, bijak, dan hati-hati dalam menggunakan AI, dan pemerintah akan selalu ada untuk mendukung mereka,” harap Ferry.
Pada akhirnya, pesan Ferry adalah bahwa teknologi, termasuk AI, hanyalah alat. Bagaimana alat ini digunakan apakah untuk kebaikan atau keburukan sepenuhnya berada di tangan manusia.
Oleh karena itu, peran pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat penting dalam memastikan bahwa AI digunakan untuk tujuan yang positif dan bermanfaat bagi semua.
Pernyataan Ferry Wawan Cahyono menekankan perlunya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan tanggung jawab sosial.
Ia berharap bahwa masyarakat tidak hanya menjadi pengguna AI, tetapi juga menjadi pelindung bagi diri mereka sendiri dari potensi risiko yang muncul dari penggunaan teknologi ini.
Di saat yang sama, ia mendorong pemerintah dan berbagai pihak untuk terus mendukung literasi digital dan menciptakan regulasi yang tepat agar AI dapat berfungsi sebagai alat yang memperbaiki kualitas hidup tanpa mengorbankan keamanan dan privasi masyarakat. (Adv)
tag: berita