Tindakan Asusila di Lingkungan Pendidikan Jadi Sorotan, Ferry Wawan Cahyono Harap Peningkatan Kualitas Guru dan Pengawasan Ketat

images

Anggota DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono, S.Pi., M.Si

Jateng

Bintang

27 Sep 2024


SEMARANG (Jatengreport.com) – Kasus tindakan asusila yang melibatkan guru dan murid kembali mencuat dan menggemparkan masyarakat luas, menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Insiden ini semakin sering terungkap, tidak hanya di wilayah-wilayah tertentu, tetapi juga di beberapa sekolah yang tersebar di berbagai daerah.

Kejadian-kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar akan keselamatan dan kesejahteraan siswa, serta memicu perdebatan tentang perlunya tindakan tegas dan pencegahan dini untuk melindungi generasi muda dari ancaman tersebut.

Anggota DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, menegaskan pentingnya tindakan preventif yang sistematis untuk menangani kasus-kasus ini.

Dalam pernyataannya kepada media, Ferry menyampaikan bahwa peningkatan kualitas guru harus menjadi salah satu prioritas utama dalam pencegahan tindakan asusila di lingkungan pendidikan.

"Kualitas dan integritas guru sangat berperan penting dalam membentuk karakter serta lingkungan sekolah yang sehat. Selain itu, diperlukan juga pengawasan yang lebih ketat dari berbagai pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan pemerintah, guna mencegah terjadinya tindakan tidak pantas di sekolah," jelas Ferry, di Semarang, baru-baru ini.

Ia menegaskan bahwa memperbaiki kualitas tenaga pendidik bukan hanya soal meningkatkan kompetensi akademik, tetapi juga memastikan integritas moral para guru.

 

Guru, katanya, harus menjadi panutan yang baik bagi siswa, tidak hanya dalam pengajaran, tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai etika dan moral yang kuat.

Oleh karena itu, perlu ada peningkatan pelatihan bagi guru yang menekankan pada aspek profesionalisme dan etika, serta evaluasi berkala untuk menilai kemampuan mereka dalam menjaga standar perilaku yang diharapkan dari seorang pendidik.

Selain peningkatan kualitas guru, Ferry juga menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat di lingkungan sekolah. Menurutnya, pengawasan ini harus dilakukan tidak hanya oleh pihak sekolah, tetapi juga oleh orang tua dan masyarakat.

"Pengawasan bersama sangat penting. Orang tua perlu lebih terlibat dalam kehidupan pendidikan anak-anak mereka, dan masyarakat harus lebih peka terhadap perilaku yang mencurigakan di lingkungan sekolah," tambah Ferry.

Ia juga mengusulkan adanya fasilitas pengaduan yang mudah diakses oleh siswa, sehingga jika ada indikasi tindakan asusila, bisa segera dilaporkan dan ditangani dengan cepat.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Drs. Supriyono, M.Si, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus-kasus ini.

Dalam keterangannya, Supriyono menekankan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah tegas dengan memperkuat pengawasan di sekolah-sekolah di seluruh Jawa Tengah.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian, lembaga perlindungan anak, serta pemerintah pusat untuk menciptakan sistem pengawasan yang lebih kuat.

"Kami akan menindaklanjuti setiap kasus yang terjadi dengan serius. Setiap tindakan asusila harus mendapatkan hukuman yang tegas. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita mencegah kasus-kasus ini agar tidak terjadi lagi di masa mendatang," ujar Supriyono.

Ia juga menyatakan bahwa penting bagi sekolah-sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa, di mana anak-anak merasa dilindungi dan dihargai.

Untuk mendukung hal tersebut, Supriyono mendorong setiap sekolah di Jawa Tengah untuk membentuk satuan tugas perlindungan anak.

Satuan tugas ini akan bertanggung jawab dalam memastikan keamanan siswa dan mencegah tindakan asusila di lingkungan sekolah.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan jaminan keselamatan bagi para siswa, serta memudahkan mereka untuk melaporkan setiap perilaku tidak pantas yang mereka saksikan atau alami.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga telah menyatakan komitmennya untuk menangani kasus asusila di sekolah dengan pendekatan yang lebih serius.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyampaikan bahwa reformasi dalam sistem pendidikan harus mencakup pengawasan yang lebih ketat terhadap tenaga pendidik.

Nadiem menegaskan bahwa proses seleksi guru perlu diperketat, dan guru yang terbukti melanggar kode etik harus menerima sanksi yang tegas.

"Anak-anak kita adalah masa depan bangsa. Kita tidak bisa membiarkan lingkungan pendidikan menjadi tempat yang tidak aman bagi mereka. Sekolah harus menjadi tempat di mana mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik," kata Nadiem dalam sebuah konferensi pers.

Nadiem juga menekankan bahwa perlindungan terhadap siswa tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau sekolah, tetapi juga harus melibatkan partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat.

Masyarakat, menurutnya, harus berperan lebih aktif dalam memantau dan melaporkan segala bentuk tindakan tidak pantas yang mereka ketahui. Dalam era digital ini, media sosial bisa menjadi alat yang efektif untuk mengangkat kasus-kasus yang sebelumnya tersembunyi atau sulit terungkap.

Ferry juga mengajak masyarakat untuk lebih berani dalam melaporkan kasus-kasus asusila yang melibatkan guru dan murid.

"Jangan pernah takut untuk melapor. Kita harus melindungi anak-anak kita, dan melaporkan kejadian semacam ini adalah langkah penting untuk mencegah korban lebih banyak. Tindakan cepat dari masyarakat dapat membantu pihak berwenang menangani kasus ini dengan lebih efektif," tegasnya.

Tantangan terbesar yang dihadapi ke depan adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang benar-benar aman dan bebas dari tindakan asusila.

Ini memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga masyarakat luas. Tanpa kerja sama yang kuat, sulit untuk mewujudkan perubahan signifikan dalam menangani fenomena ini.

Dengan langkah-langkah yang lebih holistik dan terstruktur, diharapkan dunia pendidikan Indonesia dapat menjadi tempat yang aman, mendukung, dan positif bagi perkembangan anak-anak bangsa.

Masyarakat pun berharap bahwa melalui upaya bersama, kasus-kasus tindakan asusila yang melibatkan guru dan murid dapat diminimalisir, sehingga pendidikan dapat kembali menjadi ruang aman bagi siswa untuk belajar dan tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan bermoral. (Adv)

tag: berita



BERITA TERKAIT