DPRD Jateng Dorong Penguatan Ekonomi Kreatif Lewat Kunjungan ke Sentra Batik Laweyan

images

Jateng

Tim Jateng Report

24 Okt 2025


SURAKARTA (Jatengreport.com) - Kampung Laweyan di Kota Surakarta kembali menunjukkan pesonanya sebagai kawasan batik legendaris yang tidak hanya bertahan lebih dari dua abad, tetapi juga terus berkembang sebagai destinasi wisata budaya unggulan.

Pada Kamis (23/10/2025), kawasan bersejarah itu mendapat kunjungan khusus dari Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah yang ingin melihat langsung denyut industri batik serta menyerap aspirasi para pengrajin lokal.

Rombongan dipimpin Ketua Komisi B Sri Hartini bersama Wakil Ketua Sholehah Kurniawati. Keduanya meninjau beberapa rumah produksi batik, berdialog dengan juragan batik, hingga menyimak potensi ekonomi kreatif yang terus tumbuh di Laweyan.

Sri Hartini menyampaikan kekagumannya atas keteguhan para pengrajin yang tetap mempertahankan proses membatik secara manual—mulai dari mencanting hingga pewarnaan—di tengah derasnya arus digitalisasi.

Menurutnya, tradisi itu bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga pondasi ekonomi masyarakat yang harus dijaga.

“Laweyan adalah bukti nyata bahwa batik bukan hanya warisan budaya, tetapi juga penggerak ekonomi masyarakat,” ujarnya.

 

Senada dengan itu, Wakil Ketua Komisi B, Sholehah Kurniawati, menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong sinergi antarpemerintah untuk menjadikan Laweyan sebagai kawasan wisata batik yang lebih terpadu.

Ia menilai kolaborasi antara nilai historis, kekayaan budaya, dan potensi wisata ekonomi merupakan kunci penting agar Laweyan semakin dikenal luas.

“Kami akan mengupayakan pengembangan kawasan wisata batik Laweyan dengan memperkuat kerja sama antara Pemprov Jateng dan Pemkot Surakarta,” jelasnya.

Kampung Laweyan memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19 sebagai pusat industri batik yang melahirkan banyak juragan terkenal, termasuk tokoh-tokoh di balik berkembangnya Batik Danar Hadi.

Jejak kejayaan itu masih dapat dirasakan melalui bangunan-bangunan lawas bergaya Jawa, Eropa, dan China yang berdiri megah di sepanjang lorong kampung.

Hingga kini, batik Laweyan tetap diwariskan secara turun-temurun. Setiap motif mengandung filosofi yang telah hidup ratusan tahun, menjadikannya salah satu kekayaan non-benda paling adiluhung di Jawa Tengah.

Tidak hanya menjadi sentra produksi, Laweyan kini berkembang pesat sebagai destinasi wisata budaya. Pengunjung dapat menyusuri lorong-lorong heritage, belajar proses membatik, hingga berbelanja langsung dari para perajin.

Banyak wisatawan menyebut pengalaman membatik di Laweyan sebagai salah satu atraksi edukatif paling berkesan di Surakarta.

Dengan dukungan pemerintah dan antusiasme para pengrajin, Kampung Laweyan diyakini akan terus memperkuat posisinya sebagai pusat batik tradisional sekaligus ikon wisata budaya Jawa yang mendunia.(Adv)

tag: berita


BERITA TERKAIT