SURAKARTA (Jatengreport.com) (Jatengreport.com) - Pura Mangkunegaran, ikon budaya dan sejarah di Kota Surakarta, kini tampil dengan wajah baru yang memikat. Tak hanya mempertahankan kearifan lokal, pengelolaan keraton ini juga memadukan sentuhan modern, terutama dalam strategi promosi digital yang masif di media sosial.

Hal ini menjadi sorotan Komisi B DPRD Jawa Tengah saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi, baru-baru ini, dalam rangka penguatan Raperda Penyelenggaraan Kepariwisataan Jawa Tengah.

Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sri Hartini, mengungkapkan apresiasinya terhadap pengelolaan Pura Mangkunegaran yang dianggap berhasil menarik perhatian publik, khususnya generasi muda. Sejak resmi dibuka untuk umum pada 21 Januari 2023, jumlah kunjungan meningkat tajam berkat promosi yang viral di media sosial.

"Setiap bulan ada lonjakan pengunjung. Ini menunjukkan bahwa akulturasi budaya tradisional dengan pendekatan modern bisa menjadi strategi efektif dalam pengembangan pariwisata. Raperda ini nantinya diharapkan mampu memberikan perlindungan dan regulasi terhadap pengelolaan destinasi seperti ini, sekaligus menggali potensi wisata di seluruh daerah Jawa Tengah," ujarnya.

Komisi B juga berkeliling kompleks keraton untuk melihat langsung kondisi fisik dan sistem pengelolaan destinasi yang kini menjadi salah satu unggulan pariwisata Surakarta tersebut.

Pura Mangkunegaran saat ini dibuka untuk umum setiap hari, kecuali pada hari libur nasional dan tanggal merah. Jam operasional dimulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dengan pengecualian pada hari Senin Wage dan Kamis, di mana keraton tutup lebih awal pukul 14.00 WIB. Tiket masuk dipatok Rp30.000 untuk umum, Rp20.000 untuk pelajar, dan Rp50.000 bagi wisatawan mancanegara.

Transformasi Pura Mangkunegaran menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya bisa tetap relevan jika dikelola secara adaptif dan kreatif—sebuah contoh sinergi antara pelestarian budaya dan inovasi pariwisata.(Adv)