Pemkot Semarang Gandeng Dinas Perindustrian, Angkat Perekonomian Masyarakat
SEMARANG (Jatengreport.com) – Pemerintah Kota Semarang menggandeng Dinas Perindustrian untuk membantu dan menggeliatkan usaha industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu mengangkat perekonomian masyarakat kembali.
Selama didera tiga tahun lebih akibat pandemi Covid-19, usaha IKM di Kota Semarang menjadi mati suri. Sebagai kecil ada yang mampu bertahan, sebaliknya sebagian besar terpaksa harus guling tikar sepi pembeli akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk memutus mata rantai penyebaran virum berbahaya tersebut.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan pada tahun 2023 mendatang, diprediksi akan terjadi resesi. Untuk itu, Pemkot Semarang meminta agar dinas terkait atau organisasi perangkat daerah (OPD) bisa melakukan percepatan, terutama membantu pelaku IKM agar bisa naik kelas.
“Langkah yang kita lakukan tentu harus ada percepatan. Dinas harus melakukan perubahan. Apalagi secara umum pemerintah sudah memberikan kemudahan. Jadi bagaimana kita gerak cepat untuk melakukan penanaman, serta pengolahan,” ujar Ita saat acara Temu Usaha Industri di Hotel Pandanaran, Semarang, Rabu (16/11).
Ita meminta pelaku usaha untuk siap dan mengantisipasi dampak yang ada. Jika ancaman resesi adalah kelangkaan energi dan pangan, maka harus dilakukan langkah percepatan pertanian secara modern.
“Misalnya dari segi pengolahan makanan, bagaimana membuat makanan awet saat panen, dan dibuat jangka panjang untuk digunakan saat resesi terjadi,” paparnya.
Ita menjelaskan dari bahan makanan lainnya pun harus dimanfaatkan saat terjadi kelangkaan. Apalagi jika resesi terjadi, pemerintah tidak bisa melakukan impor ataupun ekspor bahan makanan. Sebut saja tepung terigu, saat ini, lanjut Ita, masyarakat tidak sadar harga mie instan mengalami kenaikan karena harga bahan dasar berupa tepung terigu mengalami kenaikan.
“Mungkin kita mampu beli, tapi kalau barangnya nggak ada gimana? Jadi harus ada alternatif lain, misalnya menggunakan jenis tepung lainnya. Hulu dan hilir ini harus berjalan berkesinambungan, OPD juga harus berjalan sesuai tupoksinya,” imbuhnya.
Ita mengajak agar Dinas Perindustrin memperbanyak acara Temu Usaha Industri ini, misalnya setiap tiga bulan sekali. Pasalnya, industri terus mengalami perubahan setiap waktu atau dinamis, termasuk dari segi selera, model, taste dan lainnya. Belum lagi lagi, sambungnya, terkait selera pasar luar negeri.
“Harus dibuat rutin, minimal tiga bulan sekali. Selain itu saya minta untuk mengajak perbankan, lembaga pendampingan ekspor dan lainnya. Juga bisa dibuat bisnis matching, untuk mengundang buyer ataupun customer IKM untuk langkah real kedepannya,” tambahnya.
Menurut dia, Pemkot Semarang juga harus siap memfasilitasi pelaku IKM. Apalagi saat ini Disperin telah memiliki sentra industri logam di Kawasan Industri Wijaya Kusuma. Belum lagi akan ditambah sentra lainnya, seperti sentra batik di Kampung Malon Gunungpati. Sasarannya tentu untuk mengangkat pelaku usaha masuk ke pasar internasional.
“Misalnya jika dibutuhkan perbankan, kita kan punya koneksi dengan himbara. Apalagi ekspor ini kan nggak harus satu kontainer ya, bisa juga bekerja sama dengan air lines. Jadi bagaimana yang dibutuhkan untuk membuka pasar itu,” pungkasnya.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Tri Supriyanto menerangkan kegiatan temu usaha ini dibuat agar dinas bisa mengetahui progres dari para pelaku usaha. Apalagi IKM di Kota Semarang sudah memiliki nama di kancah nasional.
“Rencananya kita akan lakukan lagi sesuai saran Bu Ita, yakni tiga bulan sekali, karena regulasi terus dinamis dan berubah setiap saat bahkan setiap bulan,” terangnya.
Dia mengungkapkan, IKM di Ibu Kota Jateng mempunyai peran penting dalam bangkitnya perekonomian pasca pandemi Covid-19. Pelaku industri harus tetap bertumbuh, meskipun di masa sulit. Dia meminta IKM agar bersedia berkolaborasi dengan Pemkot, serta menggandeng stakeholder terkait.
“Perekonomian ini kan kompleks ya, salah satunya industri. Seperti dibuatnya sentra IKM logam dan sentra batik di Malon. Selain industri batiknya, juga bisa mengangkat sektor lainnya,” imbuhnya.
tag: pemkot semarang , Pemkot Semarang , Pemkot Semarang , Dinas Perindustrian