SEMARANG (Jatengreport.com) – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang akan memaksimalkan sisa 1,5 bulan di tahun 2022 untuk menutup realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak daerah. Sampai saat ini realiasi pendapatan pajak mencapai 82,67 persen atau kurang Rp 330 miliar dari target yang dicanangkan.

Kepala Bapenda Kota Semarang, Indriyasari mengaku optimis realiasi pendapatan dari sektor pajak daerah bisa mencapai 100 persen atau mencapai target di penghujung tahun ini.

Dia mengaku akan memaksimalkan waktu sekitar 1,5 bulan untuk menutup kekurangan dari realiasi tersebut.

“Kita akan optimalkan waktu 1,5 bulan ini. Saya optimis bisa tercapai, karena aktivitas saat ini mulai bergerak, hotel penuh, restoran penuh, tempat parkir ramai, dan reklame juga sudah banyak. Jadi kekurangan Rp 330 miliar ini bisa dipenuhi,” terangnya saat ditemui di Hotel Pandanaran, Rabu (16/11).

Iin panggilan akrab Indriyasari menerangkan, total target pendapatan dari sektor pajak daerah mencapai Rp 1,93 triliun dari total PAD Rp 2 triliun lebih. Sementara untuk pajak hotel, restoran dan rumah kos saat ini angkanya juga mulai mengalami kenaikan.

Dia menyebut angka perolehan itu lebih dari pendapatan tahun 2019 lalu. Khusus pajak rumah kos, mulai digencarkan pertengahan tahun ini ketika perkuliahan tatap muka sudah mulai berjalan.

Selain itu. lanjut dia, pendapatan pajak dari sektor retribusi pun terus dipacu oleh organisasi perangkat daerah (OPD).

“Misalnya dari segi parkir, retribusi lain juga diusahakan OPD terkait agar sesuai target. Dividen dari BUMD pun akan segera disetorkan,” imbuhnya.

Untuk pendapatan pajak daerah dari Pajak Bumi dan Bangungan (PBB), menurtu Iin, saat ini realisasinya mencapai 97 persen. Dari sektor ini pun, Iin akan memaksimalkan tiga persen tunggakan pajak ini hingga akhir tahun.

Salah satunya dengan memberikan diskon denda PBB, dan BPHTB yang diprediksi akan mulai naik jelang akhir tahun. “Diskon denda bisa dimanfaatkan sampai akhir bulan ini. Juga ada diskon normal PBB sebesar 10 persen dan PTSL sebesar 30 persen. Khusus BPHTB, jelang akhir tahun biasanya banyak transaksi penjualan rumah dari perbankan,” tandasnya.