Sampah Jadi Solusi, SCU dan Marimas Dorong Penggunaan Ecobrick di Lingkungan Kampus

images

Jateng

Bintang

19 Des 2024


SEMARANG (Jatengreport.com) - Dalam rangka merayakan Hari Natal dan semakin mewujudkan visi eco-settlement dan mendukung terciptanya kampus yang ramah lingkungan, Soegijapranata Catholic University (SCU) menggelar serangkaian workshop bertema "SCU Peduli Selamatkan Bumi."

Kegiatan ini sejalan dengan ajakan Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si' untuk menjaga dan merawat Bumi sebagai rumah bersama.

Berlangsung pada 18 Desember 2024 di Selasar Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh pameran UMKM, produk hidroponik dari Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga, dan pembagian bibit tanaman gratis.

Dalam acara ini, terdapat empat ragam workshop yang diikuti oleh sivitas akademika SCU, di antaranya workshop pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah, manajemen bank sampah, pembuatan ecobrick, dan pembuatan sabun eco-enzyme.

Salah satu workshop yang menarik perhatian adalah pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah.

Selain minyak jelantah, bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan lilin ini meliputi parafin, pewarna, cetakan lilin, dan essential oil.

Fasilitator workshop, Deva Rosiana, menjelaskan bahwa minyak jelantah dicampurkan dengan parafin, pewarna, dan essential oil yang telah dicairkan.

“Perbandingan antara minyak jelantah dan parafin adalah 1:1. Untuk aroma, minimal 10 ml essential oil digunakan, tetapi jika ingin aroma yang lebih kuat, bisa disesuaikan. Begitu pula dengan pewarna, jika ingin warna yang lebih terang, jumlahnya bisa ditambah,” ungkap Deva, mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) SCU.

Proses pembuatan dimulai dengan merendam minyak jelantah dalam arang selama semalam untuk menghilangkan kotoran dan bau bekas makanan.

Setelah itu, campuran bahan dicairkan, diaduk, dan dituangkan ke dalam cetakan lilin.

Setidaknya terdapat 200 buah lilin aromaterapi yang dihasilkan dan rencananya akan dinyalakan dalam acara Natal Kebersamaan SCU pada 10 Januari 2025.

Selain pembuatan lilin, terdapat pula workshop pembuatan sabun eco-enzyme yang dipandu oleh Komunitas Rumah Enzyme.

Jhosef Nanda Putra W, perwakilan Komunitas Rumah Enzyme, menjelaskan bahwa eco-enzyme merupakan hasil fermentasi sampah organik, seperti kulit buah dan sayur, yang dibiarkan selama 3 bulan.

“Metil Ester Sulfonat (MES), yang merupakan bahan organik dari kelapa sawit, dimasak bersama eco-enzyme dan pewangi selama 15-20 menit. Proses ini tidak memerlukan suhu mendidih, cukup dengan suhu rendah. Sabun ini bisa langsung digunakan, namun jika ingin teksturnya lebih kental, bisa ditambahkan larutan garam,” tambah Jhosef.

Selain workshop pembuatan produk ramah lingkungan, SCU juga menghadirkan workshop mengenai pengelolaan sampah. Salah satunya adalah workshop pembuatan ecobrick bersama Marimas.

Lantip Waspodo, Trainer Ecobrick dari Marimas Semarang, menjelaskan bahwa ecobrick adalah metode sederhana dalam mengelola sampah plastik.

“ Sampah plastik yang dikompres dalam botol plastik bekas ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai kreasi, seperti kursi, meja, taman, atau bahkan sebagai bahan pengganti batu bata dalam pembangunan,” jelas Lantip.

Workshop lainnya, Workshop Manajemen Bank Sampah, yang dipandu oleh Direktur Pelaksana Bintari, Amalia Wulansari, menekankan pentingnya pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Ia mengungkapkan bahwa SCU dapat menggandeng bank sampah di sekitar kampus, seperti Tinjomoyo Asri, untuk mengelola sampah dengan lebih efektif.

Selain itu, SCU juga dapat membuat bank sampah internal untuk mengelola sampah anorganik, sementara sampah organik bisa dimanfaatkan untuk produk-produk pertanian yang berguna, melalui kolaborasi dengan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).

Melalui berbagai inisiatif ini, SCU tidak hanya mengajak sivitas akademika untuk lebih peduli terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan kampus yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

tag: berita



BERITA TERKAIT