Generasi Tua Harus Cerdas Menggunakan Teknologi, Ferry Wawan Cahyono Tawarkan Solusi Bijak di Era Digital

images

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, S.Pi, M.Si.

Jateng

Bintang

08 Des 2024


SEMARANG (Jatengreport.com) – Perkembangan teknologi yang pesat di era digital saat ini membawa dampak signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi tua.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, menekankan pentingnya adaptasi terhadap teknologi bagi para senior agar dapat memanfaatkannya dengan bijak dan tepat.

Dalam berbagai kesempatan, Ferry menyampaikan bahwa teknologi harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan generasi tua, serta perlu ada upaya untuk mengenalkan cara-cara positif dalam menggunakan perangkat digital.

Menurut Ferry, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh generasi tua adalah kesulitan dalam memahami dan menguasai teknologi yang berkembang begitu cepat.

Perangkat digital, seperti smartphone, aplikasi media sosial, dan platform online lainnya, seringkali dianggap sebagai hal yang rumit oleh sebagian besar dari mereka.

Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan mengenai penggunaan teknologi menjadi sangat penting agar para lansia bisa memperoleh manfaat yang maksimal, sekaligus menghindari potensi kerugian yang mungkin muncul akibat penyalahgunaan teknologi.

Ferry Wawan Cahyono menyatakan, teknologi seharusnya tidak menjadi penghalang bagi generasi tua, tetapi justru menjadi penghubung yang memperkaya hidup mereka.

“Di era yang semakin terhubung ini, teknologi bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk menjaga komunikasi antara generasi muda dan tua. Lewat teknologi, mereka bisa tetap terhubung dengan keluarga, teman, bahkan mengakses berbagai informasi penting yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka,” ujar Ferry dalam wawancara eksklusif dengan media setempat.

Namun, kata Ferry, di balik manfaatnya, teknologi juga membawa sisi negatif yang perlu diwaspadai oleh generasi tua. Salah satu risiko yang sering terjadi adalah penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks.

Generasi tua, yang mungkin tidak terbiasa dengan seleksi informasi di dunia digital, rentan terjebak dalam berita palsu yang bisa menyesatkan.

"Pendidikan literasi digital harus ditingkatkan agar mereka tahu bagaimana cara memilah informasi dan tidak mudah percaya pada berita yang belum terbukti kebenarannya," tambahnya.

Ferry juga menyarankan pemerintah dan berbagai organisasi masyarakat untuk lebih aktif dalam menyediakan akses pendidikan digital bagi lansia. 
“Pelatihan teknologi untuk generasi tua harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka. Program-program pelatihan seperti ini tidak hanya meliputi cara menggunakan perangkat digital, tetapi juga harus mengajarkan bagaimana mereka bisa mengidentifikasi hal-hal yang baik dan buruk dari dunia maya,” jelasnya.

Dia juga menambahkan bahwa peran keluarga dan komunitas sangat penting dalam memberikan dukungan. 
“Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat harus proaktif untuk mengajari orang tua mereka. Begitu pula dengan komunitas-komunitas yang ada, harus ada pendekatan yang ramah dan penuh kesabaran dalam mengenalkan teknologi kepada generasi yang lebih tua,” tutur Ferry.

Sebagai wakil rakyat, Ferry menyarankan agar ada regulasi yang lebih ketat dalam melindungi lansia dari penyalahgunaan teknologi.

Salah satu usulan yang diangkatnya adalah pembentukan kebijakan yang mengatur perlindungan data pribadi lansia agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Selain itu, penting juga untuk adanya platform yang ramah lansia, yang mudah digunakan dan aman dari potensi penipuan online.

“Pemerintah juga harus memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan dan disebarluaskan tidak hanya berpihak pada generasi muda, tetapi juga mudah diakses oleh generasi tua. Dalam hal ini, kami di Fraksi Golkar akan terus mendorong adanya kebijakan yang memberikan perlindungan dan pendampingan kepada lansia dalam menghadapi tantangan digital,” ungkap Ferry.

Ferry mengungkapkan bahwa generasi tua memiliki peran penting dalam transformasi digital yang sedang berlangsung.

"Mereka bukanlah kelompok yang terpinggirkan. Dengan akses yang tepat dan pemahaman yang cukup, generasi tua juga bisa berperan aktif dalam dunia digital. Mereka bisa menjadi konsumen digital yang bijak, serta memberi kontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu ekonomi, sosial, maupun budaya," katanya.

Lebih lanjut, Ferry menekankan bahwa salah satu hal yang perlu didorong adalah penggunaan teknologi untuk mendukung aktivitas produktif lansia.

Banyak senior yang memiliki pengalaman hidup yang luar biasa, dan dengan teknologi, mereka bisa terus berinovasi, berkreasi, bahkan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Misalnya, dengan platform-platform seperti YouTube atau blog, para lansia bisa berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka, membuka peluang bagi mereka untuk tetap aktif secara sosial dan ekonomi.

Ferry Wawan Cahyono menutup perbincangan dengan menegaskan bahwa teknologi harus dilihat sebagai alat pemberdayaan bagi generasi tua, bukan sebagai hambatan.

“Dengan pendekatan yang tepat, teknologi bisa memperkaya kehidupan generasi tua. Mereka bisa tetap terhubung dengan dunia luar, belajar hal baru, dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, kita harus terus mendukung mereka dalam memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif, sambil menjaga mereka dari sisi negatifnya,” tutup Ferry.

Pendapat Ferry ini menggambarkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, keluarga, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait dalam memastikan generasi tua tidak tertinggal dalam arus perkembangan teknologi.

Ke depan, teknologi diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali generasi tua, agar mereka bisa menikmati manfaat dari kemajuan dunia digital yang semakin pesat. (Adv)

tag: berita



BERITA TERKAIT