Si Hijau Ajaib Bangkitkan Ekonomi Desa

images

Rismayadi (40) ketika memberikan pakan pada hewan ternaknya. Dengan tanaman indigofera, masyarakat dapat memanfaatkan daunnya sebagai pakan ternak dan rantingnya dapat dijual ke PLN sebagai bahan bakar co-firing biomassa.

Nasional

Bintang

30 Sep 2024


TASIKMALAYA (Jatengreport.com) - Di Desa Bojongkapol, Jawa Barat, sebuah kisah inspiratif tengah bergulir, menandai kebangkitan ekonomi desa yang selama ini tak terbayangkan.

Di lahan yang dulu dikenal gersang dan tandus, kini tumbuh subur tanaman hijau bernama indigofera.

Tanaman ini tidak hanya membawa kesuburan bagi tanah desa, tapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Di bawah langit Bojongkapol yang cerah, Rismayadi, seorang petani berusia 40 tahun, duduk di tepi ladang indigofera miliknya.

Sebagai anggota aktif dari Gabungan Kelompok Tani Jaga Lembur Tani Makmur, Rismayadi tidak pernah menyangka bahwa tanaman ini akan mengubah hidupnya dan hidup banyak petani lainnya.

"Dulu lahan di sini tandus dan gersang. Setelah ditanami indigofera, tanahnya jadi lebih subur," ujarnya penuh semangat, sambil mengamati hamparan hijau yang luas di sekelilingnya, Senin (30/9).

Tanaman indigofera yang diadopsi oleh masyarakat Desa Bojongkapol memiliki kemampuan unik yang membantu mengatasi masalah kesuburan tanah.

Indigofera diketahui memiliki akar yang dalam dan kuat, yang dapat menyimpan air di dalam tanah serta mengikat nitrogen.

Hal ini membuat tanah yang semula keras dan miskin unsur hara kini menjadi lebih subur dan dapat ditanami berbagai tanaman lain.

Namun, tidak hanya kesuburan tanah yang menjadi keuntungan dari indigofera. Tanaman ini juga memiliki manfaat ekonomi yang sangat potensial.

Daun indigofera ternyata sangat bergizi dan banyak dicari sebagai pakan ternak, khususnya untuk kambing dan domba. Hal ini memberikan angin segar bagi para peternak desa, yang kini tidak lagi harus membeli pakan ternak dari luar.

“Daunnya bisa jadi pakan ternak, jadi kita bisa hemat pengeluaran buat kambing dan domba,” kata Rismayadi.

Dengan memanfaatkan pakan yang tumbuh dari ladang sendiri, para peternak bisa menghemat biaya dan meningkatkan produktivitas ternak mereka.

Di sisi lain, ranting indigofera juga memiliki nilai ekonomi yang tidak kalah menarik. Ranting-ranting ini dapat dijual kepada

Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai bahan bakar untuk program co-firing biomassa.

Biomassa, yang dihasilkan dari pembakaran ranting dan sisa tanaman, digunakan oleh PLN sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi terbarukan di Indonesia, ranting indigofera semakin diminati sebagai bahan baku biomassa yang murah dan mudah didapatkan.

"Kalau rantingnya nanti digunakan buat tenaga pembangkit biomassa," tambah Rismayadi dengan optimistis.

Para petani kini tidak hanya mendapat penghasilan dari hasil panen mereka, tetapi juga dari sisa tanaman yang sebelumnya tidak terpakai.

Bagi masyarakat Desa Bojongkapol, program penanaman indigofera bukan sekadar proyek tanam-menanam biasa.

Program ini telah memberikan mereka harapan baru dan semangat untuk membangun desa yang lebih mandiri dan sejahtera.

Rismayadi yakin bahwa program ini dapat berkelanjutan dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat desa. Ia berharap, dengan semakin banyak petani yang terlibat, dampak ekonomi ini akan semakin terasa luas.

“Dengan diadakannya program penanaman indigofera ini, kami optimistis ke depannya bisa mendongkrak tingkat ekonomi warga Desa Bojongkapol. Tanaman ini memberi manfaat nyata, baik untuk petani maupun peternak, dan kami berharap ini bisa menjadi model untuk desa lain,” ungkap Rismayadi dengan mata berbinar.

Kisah Desa Bojongkapol mungkin hanyalah salah satu dari sekian banyak kisah kebangkitan desa di Indonesia.

Namun, kisah mereka adalah bukti bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru, kehidupan yang lebih baik dapat terwujud.

Tanaman indigofera telah membawa perubahan yang nyata, menjadi simbol harapan dan ketahanan bagi masyarakat desa.

Di bawah naungan pepohonan hijau, semangat baru tumbuh di Bojongkapol, dan di hati masyarakatnya tersimpan impian untuk masa depan yang lebih cerah.

Indigofera kini bukan sekadar tanaman biasa, tapi sebuah kebangkitan tanda bahwa tanah tandus sekalipun bisa membawa kesejahteraan jika diolah dengan bijak dan penuh cinta.

tag: berita



BERITA TERKAIT