UNDIP Bebaskan UKT Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, Pastikan Pendidikan Tetap Berjalan

images

Nasional

Bintang

12 Des 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) – Universitas Diponegoro (UNDIP) mengambil langkah cepat untuk menjamin keberlangsungan pendidikan mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak bencana di Sumatera.

UNDIP resmi membebaskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa S1, S2, hingga S3 yang terdampak langsung bencana.

Hingga Jumat (12/12), tercatat 95 mahasiswa telah masuk dalam pendataan.

Rektor Undip, Prof Dr Suharnomo SE MSi, menegaskan kebijakan ini tidak bersifat terbatas dan dapat diperluas sesuai perkembangan kondisi di lapangan.

“Kami membuka seluas-luasnya kesempatan bagi mahasiswa dari daerah terdampak untuk mendapatkan pembebasan UKT. Kampus hadir untuk memastikan tidak ada mahasiswa Undip yang terhenti pendidikannya akibat bencana,” ujarnya, saat Konferensi Pers di UNDIP, Semarang, Jumat (12/12).

Selain pembebasan UKT, UNDIP juga memberikan bantuan biaya hidup bagi mahasiswa terdampak sebesar Rp1 juta per bulan.

Bantuan tersebut bertujuan membantu meringankan beban mahasiswa yang tengah menghadapi kondisi darurat.

“Biaya hidup akan kami berikan hingga keadaan kembali stabil. Kami berharap ini dapat sedikit meringankan tekanan psikologis maupun kebutuhan harian mereka,” imbuh Rektor.

Mayoritas penerima bantuan merupakan mahasiswa asal Aceh, termasuk dari Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Besar, Nagan Raya, Bireuen, Pidie, hingga Banda Aceh.

Rektor memastikan pembebasan UKT berlaku hingga mahasiswa menyelesaikan masa studinya.

Di sisi lain, UNDIP juga mengerahkan dua gelombang tim relawan Diponegoro Disaster Assistance Response Team (D-DART) ke wilayah Sumatera Barat.

Tim pertama diberangkatkan pada 2 Desember 2025, disusul tim kedua pada 10 Desember 2025. Para relawan membawa tenaga ahli kesehatan, tim pendamping psikososial, hingga dukungan logistik.

Pada gelombang kedua, D-DART bekerja sama dengan Ikatan Alumni Kedokteran UNDIP (IKA Medica) dan relawan Fakultas Kedokteran Undip yang bertugas di Aceh.

Keterlibatan alumni lintas angkatan memperkuat layanan medis di lapangan, termasuk tindakan bedah emergensi terbatas dan pelayanan kesehatan umum.

Selama bertugas, tim relawan UNDIP fokus memberikan layanan kesehatan dasar, pemantauan kondisi pasien pascabencana, dukungan psikososial bagi kelompok rentan khususnya anak-anak dan lansia, serta pemenuhan gizi di titik pengungsian.

Tidak hanya berhenti di situ, UNDIP juga tengah menyiapkan pengiriman teknologi desalinasi air siap minum ke lokasi bencana untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat dan relawan.

Rektor berharap pemerintah daerah dapat turut mengambil peran dalam membantu mahasiswa terdampak di wilayah masing-masing.

“Jika UKT sudah kami tangani, kami berharap daerah juga bisa bergerak untuk membantu kebutuhan lain mahasiswa,” tutupnya.***

tag: berita


BERITA TERKAIT