Inklusi Keuangan Indonesia Meningkat, Tapi Literasi Keuangan Masyarakat Masih Kurang
JAKARTA (Jatengreport.com) - Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 masih belum sebanding. Dikatakan tingkat inklusi keuangan Indonesia meningkat menjadi 85,10 persen. Akan tetapi tingkat literasi keuangan masyarakat masih sebanyak 49,68 persen.
Inklusi keuangan mengacu kepada akses masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan. Sementara, tingkat literasi keuangan adalah tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan.
"SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masayarakat Indonesia, termasuk literasi leuangan digital," jelas anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi pada acara penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022, Sabtu (29/10).
Grafik survei memperlihatkan kenaikan pada indeks inklusi dan literasi keuangan. Hasil SNLIK 2022 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan hasil SNLIK 2019, indeks literasi keuangan hanya mencapai 38,03 persen dan inklusi keuangan 76, 19 persen.
Artinya, jumlah masyarakat yang menggunakan produk/layanan keuangan meningkat, tetapi yang memahami produk/layanan keuangan masih rendah.
Akan tetapi hasil SNLIK 2022 tersebut belum memenuhi target yang ditetapkan pemerintah dan OJK untuk indeks tahun 2024, yakni sebesar 90 persen untuk inklusi keuangan.
SNLIK dilaksanakan dengan pengumpulan data selama periode Juli hingga September 2022 di 34 provinsi, termasuk di dalamnya 76 kota/kabupaten dengan responden sebanyak 14.634 orang. Metode pengumpulan data berupa wawancara tatap muka dengan bantuan sistem Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Adapun hasilnya dapat dimanfaatkan OJK dan seluruh pihak terkait dalam membuat kebijakan serta merancang produk/layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Hasil SNLIK diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta bisa meningkatkan perlindungan masyarakat," ujar Dewi.
tag: inklusi keuangan , literasi keuangan , ojk , pinjaman online , snlik