Ferry Wawan Cahyono Tekankan Anak-anak Harus Tau Indahnya Kesenian Tradisional Jawa
SEMARANG (Jatengreport.com) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, menekankan pentingnya generasi muda, khususnya anak-anak, untuk mengenal dan mencintai kesenian tradisional Jawa.
Menurutnya, warisan budaya ini tidak hanya sekadar seni dan hiburan, tetapi merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa yang harus dipelihara di tengah arus modernisasi dan globalisasi.
Ferry menyampaikan pandangannya ini dalam acara "Festival Kesenian Nusantara" yang digelar di Kota Semarang pada Kamis (26/9).
Dalam sambutannya, Ferry menyoroti peran penting keluarga dan lembaga pendidikan dalam memperkenalkan kesenian tradisional sejak usia dini.
Ia berpendapat, anak-anak harus diperkenalkan dengan berbagai bentuk kesenian seperti wayang kulit, gamelan, tari-tarian tradisional, seni batik, hingga sastra Jawa.
Dengan begitu, mereka tidak hanya mengenal budaya populer dari luar negeri, tetapi juga memahami dan menghargai warisan nenek moyang mereka.
“Kita hidup di era yang serba digital, di mana anak-anak kita lebih banyak terpapar budaya luar melalui media sosial, film, dan game. Ini bukan sesuatu yang negatif, tetapi kita harus memastikan bahwa mereka juga mengenal budaya asli mereka sendiri. Anak-anak harus tau betapa kaya dan indahnya kesenian tradisional Jawa, yang sarat dengan nilai-nilai filosofi dan moral yang mendalam,” ujar Ferry dalam pidatonya, baru-baru ini.
Ferry menambahkan bahwa kesenian tradisional Jawa bukan hanya sarana hiburan semata, tetapi juga media pembelajaran yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak.
Seni tradisional mengandung ajaran tentang etika, moral, kebersamaan, dan spiritualitas, yang dapat membentuk karakter positif pada generasi muda.
Ia mencontohkan, dalam pertunjukan wayang kulit, terdapat kisah-kisah yang sarat akan makna tentang kejujuran, kesabaran, kepemimpinan, dan keberanian.
Nilai-nilai tersebut, menurut Ferry, sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari dan perlu diajarkan kepada anak-anak sebagai bagian dari pendidikan karakter.
“Seni budaya kita ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak. Dengan mengenal dan mencintai kesenian tradisional, mereka akan lebih menghargai keberagaman, memahami pentingnya gotong royong, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air,” lanjut Ferry.
Ia juga menyebutkan bahwa di tengah berkembangnya pendidikan formal, pendidikan non-formal melalui seni dan budaya sangat penting.
Menurut Ferry, anak-anak tidak hanya perlu cerdas secara akademis, tetapi juga perlu memiliki jiwa yang kaya akan budaya dan kearifan lokal.
Namun, Ferry juga menyadari tantangan besar yang dihadapi dalam upaya melestarikan kesenian tradisional di era modern ini.
Gempuran budaya populer dan teknologi yang berkembang pesat kerap membuat anak-anak lebih tertarik pada hal-hal instan dan menghibur dari luar negeri, seperti musik, film, dan game asing.
Hal ini, kata Ferry, bisa menyebabkan anak-anak semakin jauh dari budaya mereka sendiri.
“Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya mengandalkan keluarga dan sekolah. Pemerintah daerah, komunitas seni, dan masyarakat umum juga harus bersinergi untuk menciptakan program-program yang menarik bagi anak-anak, yang dapat mengenalkan kesenian tradisional dengan cara yang relevan dan menarik bagi generasi mereka,” tegas Ferry.
Ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah daerah dan sejumlah komunitas seni dalam menggelar berbagai festival budaya, pagelaran wayang, dan pelatihan seni tradisional di sekolah-sekolah.
Ferry berharap kegiatan semacam ini tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi bisa diintegrasikan lebih sering dalam kegiatan sekolah dan masyarakat.
Selain itu, ia juga mendorong agar kesenian tradisional dapat dikemas dengan lebih modern, tanpa mengurangi esensinya, agar lebih dekat dan menarik bagi generasi muda.
Di akhir sambutannya, Ferry Wawan Cahyono mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan kesenian tradisional Jawa sebagai bagian dari identitas bangsa.
Ia menegaskan bahwa melestarikan budaya adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas para seniman atau pemerintah.
“Kesenian tradisional adalah salah satu warisan terbesar yang kita miliki. Jangan sampai anak-anak kita tumbuh tanpa mengenal akar budayanya sendiri. Melalui kesenian, kita bisa menjaga jati diri bangsa dan memastikan bahwa nilai-nilai luhur ini terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang,” tutupnya.
Ferry berharap, dengan adanya kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya kesenian tradisional, generasi muda Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga bangga dan menghargai budayanya sendiri. (Adv)
tag: berita