Ferry Wawan Cahyono Ajak Masyarakat Hidup Lebih Bersyukur Lewat Kegiatan Religius
SEMARANG (Jatengreport.com) – Di tengah kompleksitas tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, mengajak masyarakat untuk menguatkan rasa syukur melalui kegiatan bernuansa religius.
Dalam berbagai kesempatan bertemu dengan warga, Ferry menekankan pentingnya membangun sikap syukur sebagai fondasi utama untuk menciptakan hidup yang seimbang dan harmonis.
Ferry menyampaikan bahwa rasa syukur adalah kunci untuk menghadapi segala ujian hidup, terutama di zaman sekarang yang kerap diwarnai dengan masalah-masalah global dan nasional.
Sikap ini, menurutnya, bisa dibangun dan diperkuat melalui keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan. Ia menekankan bahwa kegiatan seperti pengajian, dzikir bersama, dan doa kolektif dapat menjadi sarana untuk memperdalam spiritualitas, memperbaiki diri, serta memperkuat ikatan dengan sesama dan Tuhan.
"Di tengah kemajuan zaman dan kesibukan hidup sehari-hari, kita sering lupa untuk merenung dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Padahal, dengan bersyukur, kita akan mampu melihat sisi positif dalam setiap keadaan, baik suka maupun duka. Melalui kegiatan keagamaan, kita bisa merenung, mensyukuri setiap anugerah yang kita miliki, dan menerima ujian hidup dengan lebih ikhlas," ujar Ferry dalam sebuah acara pengajian, baru-baru ini.
Ferry menekankan bahwa masyarakat harus mengingat bahwa nikmat yang diberikan Tuhan tidak selalu terlihat dalam bentuk material.
Ada banyak hal yang bisa disyukuri, mulai dari kesehatan, keluarga, hingga kesempatan untuk terus berjuang di tengah berbagai tantangan hidup. Ia percaya bahwa rasa syukur dapat membawa ketenangan batin dan membantu masyarakat menjalani hidup dengan lebih damai.
Sebagai wakil rakyat, Ferry merasa penting untuk mengajak masyarakat lebih dekat dengan kegiatan-kegiatan religius yang dapat membantu mereka menghadapi berbagai persoalan hidup.
Terutama di tengah situasi pascapandemi, ketika banyak warga yang mengalami tekanan ekonomi dan sosial, ia meyakini bahwa spiritualitas adalah sumber kekuatan yang dapat memperkokoh mental dan emosi masyarakat.
"Masyarakat harus memahami bahwa meskipun kita mungkin dihadapkan pada berbagai masalah dan krisis, masih banyak hal yang patut kita syukuri. Tuhan selalu memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan bangkit. Dengan menguatkan rasa syukur melalui kegiatan keagamaan, kita bisa lebih optimis dan kuat dalam menjalani hidup," jelasnya.
Ferry juga menyoroti pentingnya peran kegiatan religius dalam mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat. Menurutnya, kegiatan semacam pengajian dan dzikir tidak hanya memperkuat hubungan dengan Tuhan, tetapi juga memupuk kebersamaan dan solidaritas antarwarga.
"Kita tidak hanya berkumpul untuk berdoa, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama. Ini sangat penting dalam menjaga kerukunan dan persatuan di masyarakat," tambahnya.
Ia mengapresiasi para tokoh agama, ulama, dan para pemimpin masyarakat yang terus mendorong kegiatan keagamaan di berbagai wilayah.
Menurutnya, peran mereka sangat vital dalam menanamkan nilai-nilai spiritual yang menjadi benteng bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai godaan dan tantangan zaman modern.
Ferry berharap sinergi antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat bisa semakin diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kesadaran religius di setiap kalangan.
Dalam konteks pembangunan daerah, Ferry menekankan bahwa penting bagi pemerintah daerah untuk turut mendukung kegiatan-kegiatan bernuansa religius dengan menyediakan fasilitas yang memadai.
"Kami di DPRD Jawa Tengah berkomitmen untuk mendukung kebijakan yang mendorong tumbuhnya kegiatan keagamaan di masyarakat. Pemerintah harus turut ambil bagian dengan menyediakan ruang-ruang publik yang bisa digunakan untuk kegiatan spiritual. Dengan demikian, keseimbangan antara pembangunan fisik dan spiritual bisa tercapai," ucapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kegiatan keagamaan tidak harus terbatas di masjid atau tempat ibadah, tetapi bisa diselenggarakan di ruang-ruang publik seperti balai desa atau taman kota, sehingga lebih banyak masyarakat bisa terlibat.
Menurut Ferry, semakin banyak kegiatan religius yang diselenggarakan, semakin kuat pula mental dan spiritual masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Tidak hanya membawa manfaat spiritual, kegiatan keagamaan juga memiliki dampak positif bagi kesehatan mental.
Ferry menekankan bahwa di tengah tekanan hidup yang semakin berat, kegiatan religius seperti pengajian dan dzikir dapat membantu masyarakat melepaskan stres dan menemukan kedamaian batin.
"Dalam doa, kita bisa menemukan ketenangan. Ini sangat penting, terutama bagi mereka yang sedang mengalami tekanan berat dalam hidup. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, kita bisa menemukan solusi dan kekuatan untuk terus bertahan," ungkapnya.
Ajakan Ferry ini mendapat respons positif dari berbagai lapisan masyarakat. Banyak warga yang merasa bahwa kegiatan-kegiatan religius seperti pengajian memberikan ketenangan dan mengajarkan mereka untuk lebih bersyukur, meskipun keadaan tidak selalu sesuai harapan.
Ferry berharap agar dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan bernuansa religius, akan tercipta masyarakat yang lebih harmonis, rukun, dan saling mendukung. Menurutnya, rasa syukur tidak hanya membuat individu menjadi lebih kuat, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.
"Ketika kita bersyukur, kita menjadi lebih peduli terhadap orang lain, lebih siap membantu sesama, dan ini akan membuat masyarakat semakin solid," pungkasnya.
Dengan pesan-pesan ini, Ferry Wawan Cahyono berharap agar masyarakat Jawa Tengah dapat terus menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan sosial, serta senantiasa mengamalkan sikap syukur dalam setiap aspek kehidupan. (Adv)
tag: berita