Ferry Wawan Cahyono : Kriminalitas di Kalangan Pelajar Jangan Sampai Menjadi Tradisi!
SEMARANG (Jatengreport.com) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, menegaskan pentingnya pencegahan kriminalitas di kalangan pelajar yang semakin memprihatinkan di berbagai wilayah Jawa Tengah.
Ferry mengingatkan bahwa tindakan kriminal di lingkungan sekolah tidak boleh dianggap remeh dan, lebih penting lagi, tidak boleh dibiarkan menjadi sebuah "tradisi" atau pola perilaku yang diterima secara sosial di kalangan remaja.
"Kita harus menyadari bahwa kriminalitas di kalangan pelajar bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi ancaman serius terhadap masa depan generasi muda kita. Jika ini dibiarkan, ada risiko besar bahwa perilaku ini menjadi kebiasaan yang diteruskan oleh generasi berikutnya," ujar Ferry yang juga Ketua Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jateng, di Semarang, baru-baru ini.
Pernyataan ini disampaikan di tengah keprihatinan tentang peningkatan kasus kekerasan, perkelahian, dan tindak kriminal lainnya yang melibatkan siswa sekolah menengah di berbagai daerah.
Menurut Ferry, upaya untuk mengatasi fenomena ini memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk sekolah, keluarga, dan pemerintah.
Pendidikan karakter, moral, dan etika di lingkungan sekolah harus mendapat perhatian lebih serius sebagai bagian dari upaya pencegahan.
"Kita perlu menghidupkan kembali pendidikan moral yang mengajarkan nilai-nilai budi pekerti, kesopanan, dan etika kepada siswa. Pendidikan akademik saja tidak cukup. Anak-anak kita harus memiliki pondasi moral yang kuat agar tidak mudah terpengaruh oleh tindakan-tindakan negatif," ungkapnya.
Ferry juga menekankan bahwa guru dan kepala sekolah tidak boleh hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter siswa.
Ia percaya bahwa penanaman moral dan etika yang baik akan membantu siswa menghadapi tantangan sosial, terutama di era modern ini yang semakin kompleks dan penuh godaan.
"Tidak ada artinya jika anak-anak kita cerdas dalam hal akademik tapi tidak punya integritas moral. Itulah sebabnya, kita harus menjadikan pendidikan karakter sebagai bagian integral dari kurikulum," lanjutnya.
Lebih jauh, Ferry menyoroti peran keluarga dalam upaya mencegah terjadinya kriminalitas di kalangan pelajar. Menurutnya, pola asuh orang tua sangat mempengaruhi perilaku anak.
Orang tua perlu lebih peka dan terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka sehari-hari.
"Kita semua tahu, keluarga adalah tempat pertama anak belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Jika anak tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua, mereka akan mencari pengakuan dan perhatian di tempat lain, dan ini bisa berujung pada keterlibatan mereka dalam kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab," jelas Ferry.
Di era digital saat ini, pengaruh media sosial dan teknologi terhadap remaja juga menjadi perhatian Ferry. Ia mengingatkan bahwa orang tua harus proaktif dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka di dunia maya, di mana banyak konten yang berpotensi merusak dapat diakses dengan mudah.
"Internet adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, memberikan informasi dan pengetahuan, tetapi di sisi lain, juga bisa menjadi sumber konten negatif, seperti kekerasan, ujaran kebencian, hingga ajakan kriminalitas. Orang tua harus lebih berhati-hati dan memberikan bimbingan yang tepat kepada anak-anak mereka dalam menggunakan teknologi," tambahnya.
Ferry tidak hanya menyerukan peran orang tua dan sekolah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para pelajar.
Ia menilai bahwa semua elemen masyarakat harus bertanggung jawab dalam menjaga moralitas generasi muda.
"Masyarakat, baik itu tokoh-tokoh masyarakat, RT, RW, dan bahkan teman-teman sebaya, memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan sosial yang sehat. Jika kita melihat ada anak-anak atau remaja yang mulai menunjukkan perilaku menyimpang, kita harus berani bertindak dan memberikan bimbingan sebelum terlambat," tegasnya.
Untuk itu, Ferry juga mendorong adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dalam menciptakan program-program pencegahan kriminalitas.
DPRD Jawa Tengah, menurut Ferry, siap mendukung segala bentuk kebijakan yang bertujuan untuk menekan angka kriminalitas di kalangan pelajar.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah dengan mengembangkan program kegiatan positif yang dapat menyalurkan energi dan kreativitas pelajar secara produktif, seperti pelatihan keterampilan, peningkatan kegiatan ekstrakurikuler, serta kegiatan sosial yang melibatkan anak-anak muda.
"Program-program preventif harus terus diperkuat dan diperbanyak. Kita harus memberikan ruang bagi anak-anak kita untuk mengekspresikan diri mereka melalui cara-cara yang positif dan konstruktif. Jika kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mereka, saya yakin mereka tidak akan tertarik untuk terlibat dalam tindakan-tindakan negatif," ujar Ferry.
Tak lupa, Ferry juga mengingatkan pentingnya peran aparat penegak hukum dalam menindak tegas pelaku kriminalitas di kalangan pelajar. Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa pendekatan hukum harus seimbang dengan upaya rehabilitasi dan pembinaan.
"Penegakan hukum memang penting, tetapi kita juga harus memberi kesempatan bagi anak-anak yang tersesat untuk mendapatkan pembinaan yang layak. Mereka adalah aset bangsa yang berharga, dan kita tidak boleh menyerah dalam upaya untuk mengembalikan mereka ke jalur yang benar," jelasnya.
Ferry berharap, dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat, fenomena kriminalitas di kalangan pelajar dapat diminimalisir. Ia menekankan bahwa generasi muda adalah harapan bangsa yang harus dilindungi dan didukung agar bisa tumbuh menjadi individu yang berakhlak baik dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
"Masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga mereka dari segala bentuk pengaruh buruk yang bisa merusak masa depan mereka," pungkasnya. (Adv)
tag: berita