SURABAYA (Jatengreport.com) - Presiden Joko Widodo, didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, meresmikan Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (RS Kemenkes) di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya peningkatan kualitas layanan kesehatan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.

“Kita tidak ingin yang sakit-sakit dari kita perginya ke Singapura, ke Malaysia,” ujar Presiden Jokowi. Ia berharap dengan hadirnya rumah sakit seperti RS Kemenkes yang memiliki fasilitas dan layanan berkualitas, masyarakat Indonesia akan lebih memilih berobat di dalam negeri. Setiap tahun, sekitar Rp180 triliun devisa hilang karena masyarakat Indonesia mencari pengobatan ke luar negeri.

Presiden Jokowi juga menyoroti peran vital RS Kemenkes Surabaya dalam menangani penyakit berbahaya seperti stroke, jantung, dan kanker. Jawa Timur berada di peringkat ketiga untuk kasus penyakit tersebut, setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

RS Kemenkes Surabaya memiliki fasilitas yang sangat modern dengan luas bangunan mencapai 163.380 m2 dan terdiri dari empat gedung. Tiga di antaranya dikhususkan untuk penanganan kanker, jantung, dan stroke, dengan total kapasitas 772 tempat tidur ruang rawat inap, 59 tempat tidur HCU, 95 tempat tidur ICU, 16 ruang operasi, serta 20 unit kemoterapi. Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan peralatan berteknologi canggih seperti MRI 3T dan PET-CT.

Pembangunan RS ini menelan biaya Rp1,6 triliun, dengan tambahan Rp386 miliar untuk peralatan medis. Selain itu, Rp50 miliar juga dianggarkan untuk pengembangan SDM rumah sakit. RS Kemenkes Surabaya diharapkan menjadi pusat layanan kesehatan, tidak hanya bagi Jawa Timur, tetapi juga wilayah Indonesia bagian timur.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara ini adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Plt. Direktur Utama RS Kemenkes dr. Sunarto, dan Direktur Utama PT Wika Agung Budi Waskito.

Dengan peresmian ini, pemerintah berharap dapat memperkuat akses layanan kesehatan dan mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia pada layanan kesehatan di luar negeri.