Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Alat Penyiram Tanaman Otomatis Berbasis ESP826 Kepada Kelompok Tani di Desa Sidomulyo Magelang
MAGELANG (Jatengreport.com) - Melalui pengabdian masyarakat di Desa Sidomulyo, KKN Tim II UNDIP mengenalkan alat penyiram tanaman otomatis berbasis Esp8266 dengan menggunakan sensor soil moisture dan temperatur pada ibu ketua kelompok tani anggrek, Desa Sidomulyo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu (7/8).
Dengan melakukan pembuatan alat dan memaparkan cara kerja alat penyiram tanaman otomatis tersebut.
Cara Kerja Alat Penyiraman Otomatis Menggunakan ESP8266, Sensor Soil Moisture, dan Temperatur, jika alat disambungkan ke daya dan semua sensor ditancapkan pada media moss tanaman, sensor soil moisture secara terus-menerus memantau kelembaban tanah, sementara sensor temperatur mengukur suhu lingkungan di sekitar tanaman anggrek.
ESP8266 mengambil data dari kedua sensor. Jika nilai kelembaban tanah turun di bawah ambang batas yang telah ditentukan dan/atau suhu lingkungan mencapai tingkat tertentu, ESP8266 mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan relay.
Saat relay diaktifkan, pompa air akan menyala, mengalirkan air ke tanaman anggrek. Penyiraman akan terus berjalan hingga sensor soil moisture mendeteksi bahwa tanah telah mencapai kelembaban yang cukup, setelah itu ESP8266 mematikan relay dan menghentikan pompa air.
Penggunaan alat penyiraman otomatis dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan usaha tani anggrek. Dengan alat ini, para petani tidak perlu lagi melakukan penyiraman secara manual, yang memakan waktu dan tenaga. Penyiraman otomatis juga memastikan tanaman mendapatkan jumlah air yang optimal sesuai kebutuhan, yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Alat ini membantu menghemat penggunaan air karena penyiraman dilakukan hanya saat dibutuhkan berdasarkan kondisi kelembaban tanah. Ini sangat penting di wilayah seperti Desa Sidomulyo, di mana sumber daya air mungkin terbatas. Proker ini memperkenalkan teknologi tepat guna yang mudah dioperasikan dan dipelihara oleh petani lokal. Dengan ESP8266 dan sensor yang relatif murah dan mudah diperoleh, teknologi ini dapat diterapkan secara luas tanpa memerlukan investasi yang sangat besar.
Hambatan yang terjadi adalah petani mengalami kesulitan teknis dalam mengoperasikan alat, terutama mereka yang kurang terbiasa dengan teknologi.
Dengan pemaparan yang telah disampaikan Ketua Tani Anggrek di Desa Sidomulyo menunjukkan pemahaman yang baik tentang manfaat dan potensi alat otomatisasi penyiram, serta kesadaran akan pentingnya inovasi ini untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha tani anggrek dan Ketua Tani secara aktif berpartisipasi dalam diskusi dan memberikan masukan mengenai adaptasi alat ini terhadap kondisi spesifik lahan anggrek di desa.
Untuk keberlanjutannya akan diadakan sesi pelatihan lanjutan bagi para petani yang masih kesulitan menggunakan alat otomatisasi, serta evaluasi berkala terhadap performa alat dan dampaknya terhadap kualitas serta kuantitas produksi anggrek akan dilakukan, untuk memastikan bahwa alat ini memberikan manfaat yang optimal.
tag: jateng