Wujudkan Pendidikan Inklusif, Desa Sidomulyo dan Mahasiswa KKN Undip Luncurkan Program Penanganan Anak Tidak Sekolah (P-ATS)

images

Jateng

Tim Jateng Report

06 Agt 2024


MAGELANG (Jatengreport.com) - Kasus anak tidak sekolah di Kabupaten Magelang masih tinggi. Berdasarkan data SIPBM  per  29 Oktober 2023, jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di  97 desa replikasi Penanganan ATS di Kabupaten Magelang mencapai 2.280 anak. Desa Sidomulyo Kecamatan Candimulyo terdapat cukup banyak anak-anak yang tidak bersekolah. Alasan adanya anak-anak yang tidak bersekolah ini kebanyakan dikarenakan pengaruh dari lingkungan seperti teman-temannya. 

Di Desa Sidomulyo, permasalahan ATS tidak bisa dipandang sebelah mata. Meskipun desa ini memiliki potensi ekonomi yang cukup baik, terutama dari sektor pertanian dan industri tahu, masih banyak keluarga yang mengalami kendala dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Beberapa anak terpaksa putus sekolah untuk membantu orang tua bekerja atau karena ketidakmampuan orang tua dalam membiayai pendidikan mereka. Selain faktor ekonomi, faktor lingkungan juga menyebabkan jumlah ATS di Desa Sidomulyo cukup tinggi.

Kondisi ini memerlukan perhatian khusus, mengingat pendidikan merupakan fondasi penting bagi masa depan anak-anak dan pembangunan desa. Tanpa pendidikan yang memadai, anak-anak di Desa Sidomulyo berisiko mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan di masa depan dan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.

Dalam upaya mengatasi permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Desa Sidomulyo, Tim II KKN Universitas Diponegoro bersama Pemerintah Desa Sidomulyo telah meluncurkan program Penanganan Anak Tidak Sekolah (P-ATS). Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak di desa tersebut mendapatkan akses pendidikan yang layak dan tidak ada yang tertinggal dari hak dasar mereka untuk bersekolah.

Program P-ATS di Desa Sidomulyo melibatkan tiga output utama yang menjadi pilar dalam pelaksanaan kegiatan ini:

1. Rencana Aksi Desa (RADes) P-ATS

Sebagai langkah pertama, Desa Sidomulyo menyusun Rencana Aksi Desa (RADes) P-ATS yang berfokus pada identifikasi anak-anak yang tidak bersekolah serta strategi untuk membawa mereka kembali ke jalur pendidikan. RADes ini disusun melalui pendekatan partisipatif, melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah desa, orang tua, guru, dan komunitas lokal. Dengan adanya RADes P-ATS, diharapkan setiap anak yang teridentifikasi sebagai ATS dapat segera mendapatkan solusi yang tepat, baik melalui pendidikan formal, non-formal, maupun keterampilan vokasional.

2. SK Kades Pelaksanaan Pendataan Ulang (PU) di Desa

Langkah kedua dalam program ini adalah penerbitan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa mengenai pelaksanaan pendataan ulang (PU) di Desa Sidomulyo. Pendataan ini bertujuan untuk memastikan data ATS yang lebih akurat, sehingga intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran. SK ini juga mengatur pembentukan tim khusus yang bertugas melakukan pendataan serta monitoring secara berkala terhadap anak-anak yang berpotensi atau sudah masuk kategori ATS. Pendataan ulang ini dilakukan dengan metode door-to-door dan melibatkan perangkat desa serta relawan dari Tim KKN.

3. SK Kades Kelompok Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP)

Sebagai output ketiga, Desa Sidomulyo menetapkan SK Kades untuk pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP). KMPP ini merupakan wadah bagi masyarakat desa untuk berperan aktif dalam mendukung program P-ATS, dengan fokus pada pemantauan dan pendampingan anak-anak yang tidak sekolah. KMPP bertugas memberikan dukungan moral, motivasi, serta memfasilitasi akses pendidikan bagi anak-anak yang teridentifikasi sebagai ATS. Mereka juga akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan non-formal, serta instansi terkait untuk memastikan anak-anak kembali bersekolah dan menyelesaikan pendidikan mereka.

Dengan adanya tiga langkah strategis ini, Desa Sidomulyo berharap dapat menurunkan angka ATS secara signifikan. 

Ketua Tim II KKN Undip, Muhammad Izra Fabbyl, menyampaikan bahwa program P-ATS harus melibuatkan berbagai macam pemangku kepentingan sehingga dapat memastikan anak mendapatkan hak dalam berpendidikan.

“Program ini tidak hanya fokus pada aspek administratif, tetapi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan keluarga dalam memastikan anak-anak mendapatkan hak pendidikan mereka” unagkap Izra

Dengan langkah-langkah strategis ini, Desa Sidomulyo diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan bagi semua anak dan mengurangi jumlah ATS, sehingga dapat menciptakan generasi muda yang lebih cerdas dan siap menghadapi masa depan.

tag: jateng



BERITA TERKAIT