Fungsi Embung Sangat Vital, Ferry Minta Pembangunan Embung Terus Dilanjutkan

images

Jateng

Tim Jateng Report

20 Okt 2022


SEMARANG (Jatengreport.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus bersemangat untuk membangun embung. Pembangunan salah satu infrastruktur sektor pertaniaan itu terus digalakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, meskipun Gerakan Seribu Embung yang dicanangkan pada 2015 telah terpenuhi. Hingga 2022 ini, Jateng sudah memiliki 1.135 embung.

Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono mengapreasi semangat Gubenur Jateng Ganjar Pranowo untuk terus membangun embung di sejumlah wilayahnya.

Sebagai salah satu daerah agraris, keberadaan bendungan sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sarana pendistribusian dan jaminan kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman musim kemarau dan penghujan.

“Fungsi embung sangat vital. Embung bisa jadi tempat menyimpan air di daerah depresi kontinental. Kolam embung akan menyimpan air di musim hujan dan kemudian air dimanfaatkan bagi suatu desa atau kelompok masyarakat hanya selama musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan dengan urutan prioritas, penduduk, ternak dan kebun. Saya minta pembangunan embung agar dilanjutkan,,” kata Ferry di Semarang, Kamis (20/10).

Selain untuk memenuhi kebutuhan air untuk kepentingan sektor pertanian pada musim kemarau, menurut Ferry, fungsi embung yang tak kalah pentingnya adalah sebagai pengendali banjir.

Intensitas hujan yang tinggi yang ditandai dengan meluapnya sejumlah sungai-sungai meluap dapat diredam dengan keberadaan embung tersebut. Luapan air dari sungai-sungai besar akan tertampung di embung, sehingga mampu menimalisir terjadi banjir.

“Tangkapan air hujan yang tertampung embung inilah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah para petani di saat musim kemarau. Jadi tanaman petani tidak mati, karena terus mendapat pasokan air dari embung,” paparnya.

Politikus Partai Golkar Jateng ini menjelaskan dari gerakan seribu embung yang dicanangkan Gubernur pada 2015, kini Jateng telah memiliki 1.135 embung. Jumlah ini akan bertambah, mengingat Pemerintah Provinsi Jateng masih terus membangunan embung-embung di daerah yang dinilai debit airnya masih minim.

Jika melihat jumlah embung yang telah dibangun di Jateng, Ferry tidak menampik gerakan seribu embung yang digagas Ganjar Pranowo sudah melampaui target. Kendati demikian, dia menilai keberadaan embung masih dibutuhkan daerah-daerah di Jateng, mengingat cakupan area pertanian di provinsi ini sangat luas dan membutuhkan pasokan air saat musim kemarau panjang.

“Saya kira pembangunan embung jangan distop, gegara target seribu embung sudah tercapai. Pembangunan embung harus terus jalan hingga daerah-daerah selalu dilanda kekeringan di musim kemarau bisa mendapat sumber air yang mereka butuhkan,” ujarnya.

Anggota legislatif asal daerah pemilihan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Kebumen meminta pembangunan embung di daerah yang masih mengalami krisis air di musim kemarau harus mendapatkan skala prioritas.

Jika anggaran pemda kabupaten/kota setempat tidak mencukupi, lanjut dia, Pemprov Jateng, bahkan pemerintah pusa,t bisa dimintai bantuannya untuk mendukung pembangunan embung yang menjadi salah satu infrastruktur pertanian.

Sementara itu, Gubenur Jateng Ganjar Pranowo menyebut anggaran pembangunan embung bersumber dari APBN dan APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan embung yang didanai APBN dikerjakan oleh BBWS (141 unit), dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah (512 unit).

Pembangunan yang didanai APBD Jawa Tengah dilakukan secara gotong-royong oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (74 unit), Dinas Pertanian dan Perkebunan (4 unit), dan pemerintah kabupaten/ kota (11 unit).

Jawa Tengah juga mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk membangun 390 embung, dan hibah CSR perusahaan sebanyak 3 unit.

“Pembuatan embung tetap jalan terus sampai hari ini. Makanya kalau ada ruang-ruang sisa, maka kita manfaatkan,” tuturnya.

Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jateng Eko Yunianto menambahkan, pihaknya telah membangun 74 unit embung di 19 kabupaten/kota. Embung tersebut ditambah dengan 17 long storage milik Pusdataru  berkapasitas tampungan air mencapai 2,5 juta m3. Pemanfaatannya untuk irigasi 2.015 hektare lahan pertanian, dan sumber air baku untuk 27.912 kepala keluarga (KK).

Selain embung, di Jawa Tengah juga terdapat 41 bendungan eksisting. Eko mengatakan saat ini sedang dibangun tiga bendungan baru, yakni Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Bendungan Jlantah (Karanganyar), dan Bendungan Bener (Purworejo).

Ada pula empat bendungan yang sertifikasi operasionalnya masih berproses, yaitu Bandungan Logung (Kudus), Bendungan Gondang (Karanganyar), Bendungan Pidekso (Wonogiri), dan Bendungan Randugunting (Blora).  (BDP)

tag: Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono , EMBUNG BLORA



BERITA TERKAIT