Diplomasi Bahasa Indonesia Harus Intensif Jelang Kunjungan Paus

images

Nasional

Tim Jateng Report

19 Apr 2024


SEMARANG (Awall.id) - Diplomasi publik untuk mempromosikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di dunia semakin menguat, khususnya menjelang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada bulan September 2024.

Dalam sebuah pertemuan di Tahta Suci Vatikan, Algooth Putranto, seorang pengajar Ilmu Komunikasi dari Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), menegaskan bahwa diplomasi publik memiliki peran penting dalam memengaruhi pandangan positif terhadap suatu negara di mata dunia.

"Pengakuan UNESCO terhadap Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di PBB dan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah momentum penting yang harus dimanfaatkan secara maksimal, terutama oleh lembaga pendidikan tinggi," ujar Algooth Putranto pada Kamis (18/4).

Algooth Putranto adalah satu-satunya akademisi dalam delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) yang berkunjung ke Vatikan. Delegasi PWKI yang lain terdiri dari Mayong Suryo Laksono, Tri Agung Kristanto, dan AM Putut Prabantoro, serta L Gora Kunjana. Dalam pertemuan tersebut, PWKI berdiskusi dengan sejumlah pejabat asal Indonesia di Tahta Suci Vatikan.

Ketua Delegasi PWKI, AM Putut Prabantoro, yang juga merupakan pengajar di Lemhannas RI, menegaskan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia dalam media komunikasi internasional merupakan langkah strategis untuk mewujudkan perdamaian dunia, sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945.

Menurut Algooth, penting bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk terlibat dalam diplomasi publik guna mempromosikan Bahasa Indonesia, mengingat hingga saat ini penggunaan Bahasa Inggris dalam karya ilmiah dan jurnal internasional masih menjadi tantangan besar.

"Diperlukan upaya persuasif kepada pihak regulator pendidikan tinggi untuk memperjuangkan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional yang diakui oleh UNESCO," paparnya.

Sementara itu, diplomasi publik juga harus diperkuat untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya Bahasa Indonesia. Algooth menyoroti fakta bahwa meskipun Bahasa Indonesia diakui oleh UNESCO, namun belum banyak digunakan dalam media multibahasa seperti Vatican News.

"Vatican News, sebagai portal resmi Tahta Suci Vatikan, masih menggunakan Bahasa Melayu dan belum mengakui pentingnya Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi perhatian penuh Dubes Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan, Trias Kuncahyono," tambahnya.

Vatican News adalah sumber informasi multimedia resmi yang mengabarkan kegiatan dan peristiwa yang berkaitan dengan Gereja Katolik global dan operasi Tahta Suci Vatikan.

Dengan intensifikasi diplomasi publik ini, diharapkan penggunaan Bahasa Indonesia dapat semakin luas dan diakui secara internasional, memperkuat posisi Indonesia dalam komunitas global.

tag: Paus Fransiskus



BERITA TERKAIT