Next Level AI Conference Ungkap Potensi dan Peluang Pemanfaatan AI dalam Bisnis

images

Nasional

Tim Jateng Report

27 Nov 2023


SEMARANG (Jatengreport.com) - Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia bisnis semakin menunjukkan manfaat yang besar, membawa dampak positif di berbagai sektor kehidupan, terutama dalam bisnis. Priyo Suyono, Presiden Direktur PT Internet Mulia Untuk Negeri (Nexa), menyampaikan hal ini dalam acara Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence yang diadakan di PO Hotel Semarang pada tanggal 23 November. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Nexa, InfoKomputer, dan Kitatama.

Priyo menekankan bahwa pemanfaatan teknologi AI tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam bisnis, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru serta meningkatkan ketahanan keamanan cyber organisasi. Beliau berharap bahwa konferensi ini tidak hanya menjadi forum untuk berdiskusi tetapi juga dapat menjadi wadah networking bagi pelaku ekosistem ekonomi digital di Indonesia.

“Saya juga berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah networking dan menjembatani para pelaku ekosistem ekonomi digital di Indonesia,” tambah Priyo

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, Nezar Patria, yang turut hadir memberikan keynote speech, menyoroti bahwa integrasi AI dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat telah menghasilkan efisiensi dan peluang bisnis. Namun, Nezar juga mengingatkan pentingnya pertimbangan cermat terhadap tantangan kompleks dalam pemanfaatan AI, yang menjadi fokus pembahasan pedoman etika kecerdasan buatan yang sedang disusun oleh Kementerian Kominfo.

[caption id="attachment_2519" align="aligncenter" width="750"] Presiden Direktur Nexa, Priyo Suyono bersama Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria saat membuka
kegiatan di Semarang (23/11)[/caption]

Dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat, integrasi AI telah menghasilkan efisiensi dan peluang dalam bisnis.” tambah Nezar Patria

“Saat ini Kementerian Kominfo tengah menyusun Surat Edaran Menteri Kominfo tentang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial yang akan menjadi panduan etika untuk organisasi dan perusahaan yang menggunakan AI,” tambah Nezar Patria

Peluang & Tantangan Bisnis dalam penggunaan AI

Dalam sesi "Beyond the AI Hype: Separating Fact from Fiction," Bambang Riyanto Trilaksono dari KORIKA dan Profesor ITB, membahas tren teknologi AI yang berkembang pesat. Meskipun saat ini masih pada tingkat Artificial Narrow Intelligence (ANI), di mana AI dapat mengerjakan tugas-tugas spesifik, perkembangan selanjutnya menuju Artificial General Intelligence (AGI) diharapkan dapat menangani pekerjaan yang lebih kompleks.

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Universitas Dian Nuswantoro, Pulung Nurtantio Andono juga mencontohkan beberapa implementasi AI yang langsung dirasakan masyarakat. Contohnya penggunaan teknologi AI untuk membantu petani dan nelayan dalam meningkatkan produktivitasnya. “Ke depan, akan semakin banyak persoalan sehari-hari yang bisa diselesaikan oleh AI,” ungkap Prof. Pulung.

Seperti diungkap Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, Setiaji, virtual assistant ini akan tampil dalam bentuk video di akun Whatsapp sang ibu, dan akan membacakan hasil pemeriksaan bayi yang diperiksa di fasilitas kesehatan.

“Jadi ibu bisa lebih paham proses tumbuh kembang anak,” tambah Setiaji.

Sementara CTO RCTI+, Rio Anugrah, berbagi pengalaman implementasi AI di industri media. Contohnya dalam menyajikan konten yang relevan dan sesuai dengan referensi pengguna. Sedangkan CEO Botika, Ditto Anindita, menggambarkan implementasi AI di area penyiar berita virtual, di mana penyiar ini bisa membacakan berita dengan mimik wajah yang mirip dengan penyiar betulan.

“Teknologi Generative AI muncul sebagai kekuatan dalam aplikasi bisnis, mengantarkan inovasi, efisiensi, dan pengalaman pelanggan yang unggul di seluruh dunia dari berbagai sektor,” ungkap Ditto.

Beberapa implementasi AI yang langsung dirasakan masyarakat juga dibahas, seperti penggunaan teknologi AI untuk membantu petani dan nelayan dalam meningkatkan produktivitas, serta adopsi AI di berbagai sektor, termasuk kesehatan dan media.

Implementasi AI semakin mudah berkat platform siap pakai dari penyedia solusi seperti Microsoft dan Google. Meskipun menawarkan banyak keuntungan, pentingnya etika dalam implementasi AI dan peran talenta manusia dalam pengembangan teknologi ini tetap menjadi perhatian utama.

Pada sesi mengenai peran AI dalam keamanan cyber mengenai “AI's Role in Guarding the Digital Frontier”, dengan pembicara Cyber Security Expert, Gildas Deograt, Hana Abriyansyah, dan Head of Solution Architect Alibaba Cloud Indonesia, Eggy Tanuwijaya, menyoroti keuntungan dan risiko dari implementasi AI dalam industri keamanan siber. Eggy bercerita soal kasus serangan siber, terutama banyak terjadi di tahun lalu.

“AI dapat berpotensi menimbulkan risiko terhadap industri di mana AI tersebut diimplementasikan, termasuk dalam industri cyber security.” ucap Hannaa

Meski begitu, Hana melanjutkan, keuntungan dari implementasi AI pada area cyber security masih lebih besar dibandingkan dengan kontroversi yang ada. Pada dasarnya, menurut Gildas, teknologi itu netral.

“AI akan berbahaya jika kita tidak menggunakannya dengan bijak,” jelasnya.

Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 700 peserta, mayoritas dari latar belakang teknologi informasi dan digital, serta didukung oleh beberapa mitra strategis seperti Gmedia, ADITIF, KORIKA, 1000 Startup Digital, dan ForK4SI.

tag: nexa



BERITA TERKAIT