Asal Minyak Tak Kering, Roda Tiga Jadi Penggerak Doa

images

FOTO ISTIMEWA : Suyatmo pengemudi bajaj merah melintas di kawasan Kota Lama Semarang. Kendaraan roda tiga ramah lingkungan ini menjadi alternatif transportasi baru di tengah upaya Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar hemat energi.

Jateng

Bintang

28 Okt 2025


Oleh: Bintang Diega Pratama

SEMARANG (Jatengreport.com) - Pagi itu, langit Semarang belum sepenuhnya biru. Sisa kabut tipis masih menggantung di antara deretan gedung dan pepohonan di sepanjang Jalan Kota Lama, Semarang.

Suara kendaraan bersahutan, membentuk orkestra khas kota yang tak pernah benar-benar tidur. Dari kejauhan, terdengar dengungan mesin tiga roda yang khas Bajaj Maxride menyusuri jalan dengan ritme yang teratur.

Di balik kemudi, seorang pria berperawakan sedang mengenakan baju biru tegak. Dialah Suyatmo (45), warga Semarang yang kini menggantungkan hidupnya pada roda baja itu.

Bukan mobil mewah, bukan sepeda motor sport, tapi Bajaj Maxride alat perjuangannya menafkahi keluarga.

“Selama mesin ini nyala, dapur saya juga ikut nyala,” ujarnya tersenyum saat menepi di lampu merah, Selasa (28/10).

Dari Ojol ke Bajaj Maxride

Bagi Suyatmo, hidup di jalanan bukan hal baru. Ia pernah menjadi pengemudi ojek online selama hampir lima tahun.

Namun, di tengah kompetisi yang kian ketat dan pendapatan yang tak menentu, ia merasa perlu mencari alternatif.

“Waktu dengar Bajaj Maxride mau resmi beroperasi di Semarang, saya langsung tertarik,” katanya.

Pada 17 September 2025, Bajaj Maxride resmi mengaspal di Kota Lumpia, menghadirkan wajah baru transportasi perkotaan yang ramah lingkungan, terjangkau, dan efisien.

Bagi Suyatmo, keputusan itu adalah bentuk keberanian mengambil risiko. Ia menjual motornya untuk modal awal dan mendaftar sebagai mitra pengemudi.

Kini, setiap hari ia berkeliling kota dari pagi hingga sore, membawa penumpang dari kampus, pasar, hingga kawasan industri.

“Kalau dulu narik ojol, panas, hujan, kehujanan. Sekarang lebih nyaman, penumpang juga senang karena lebih aman dan tertutup,” ujarnya sambil mengelap keringat.

Pertalite: Energi yang Menyalakan Harapan

Setiap pagi, Suyatmo memulai harinya dengan satu ritual sederhana yaitu mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina kawasan Genuk.

Tangki Bajaj RE 4S miliknya hanya menampung sekitar 8 liter, tapi cukup untuk beroperasi seharian penuh.

Moda transportasi roda tiga ini menjadi tumpuan harapan banyak keluarga kecil di tengah meningkatnya kebutuhan hidup sehari-hari.

“Pertalite ini darahnya kendaraan sayaKalau nggak ada, ya mati semua saya nggak bisa kerja, anak-anak nggak bisa sekolah," ujarnya lirih.

Kendaraan Bajaj Maxride yang ia gunakan mengusung teknologi Digital Twin Spark Ignition (DTSi).

Teknologi ini membuat pembakaran bahan bakar lebih sempurna, efisien, dan rendah emisi.

Dalam kondisi penuh, Bajaj RE 4S mampu menempuh jarak hingga 250 kilometer dengan konsumsi BBM yang sangat irit sekitar 1 liter untuk 30 kilometer.

Inovasi itu sejalan dengan peran Pertamina sebagai penyedia energi nasional yang terus menjamin ketersediaan dan distribusi bahan bakar di berbagai daerah, termasuk Semarang.

Menurut Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT), Pertamina selalu memastikan stok BBM aman di seluruh wilayah.

“Pertamina konsisten menjaga stok BBM jenis Gasoline sebanyak 13 kali lipat, sementara untuk Gasoil mencapai 14 kali lipat dari rata-rata konsumsi harian normal,” jelasnya, belum lama ini.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk membeli BBM di SPBU atau Pertashop resmi. Ada beragam promo menarik di aplikasi MyPertamina untuk meringankan beban konsumen, terutama di masa libur panjang,” imbuhnya.

Bagi Suyatmo, hal itu bukan sekadar data atau angka. Di tangannya, keandalan Pertamina menjelma menjadi napas bagi roda kehidupannya.

Jalanan yang Menjadi Rumah Kedua

Ketika matahari mulai condong ke barat, deretan Bajaj Maxride biasanya berkumpul di kawasan Simpang Lima.

Di antara suara klakson dan tawa rekan sejawat, Suyatmo sering duduk di pinggir trotoar, menikmati segelas es teh manis.

“Hidup di jalanan itu keras,tapi dari sini juga saya belajar arti syukur," katanya, menatap lalu lintas yang tak pernah berhenti.

Ia tahu, setiap kilometer perjalanan membawa rezeki kecil untuk keluarga. Dua anaknya kini bisa bersekolah tanpa tertinggal iuran.

Istrinya membantu menjahit di rumah. Dan meski penghasilannya belum berlebih, kehidupan mereka jauh lebih stabil dibanding beberapa tahun lalu.

“Kalau dihitung-hitung, pengeluaran untuk BBM juga irit. Bajaj ini hemat banget. Sekali isi penuh bisa seharian lebih. Itu yang bikin saya bertahan,” katanya.

Bajaj dan Masyarakat Kota

Kehadiran Bajaj Maxride di Semarang tak hanya mengubah nasib para pengemudi, tapi juga memberi warna baru bagi warga kota.

Transportasi ini menjadi alternatif antara ojek online dan taksi konvensional. Dengan tarif terjangkau, aman, dan lebih ramah lingkungan, Bajaj Maxride diterima dengan cepat oleh masyarakat.

Survei yang dikutip dari IDN Times menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan Bajaj cukup tinggi yaitu 73 persen pelanggan puas dengan pelayanan pengemudi, 72 persen menilai ketersediaan armada memadai, dan 71 persen menilai keamanan serta harga layanan sangat baik. Tambahan fitur pembayaran digital lewat aplikasi resmi juga semakin memudahkan pelanggan.

“Sekarang orang nggak perlu bawa uang tunai, tinggal tap dari aplikasi, langsung beres,” ujar Suyatmo.

Transformasi digital ini berjalan seiring dengan upaya Pertamina menghadirkan layanan berbasis teknologi melalui MyPertamina, yang bukan hanya untuk transaksi BBM, tapi juga promo dan layanan pelanggan.

Pertamina, Menjaga Energi Negeri

Kisah Suyatmo hanyalah satu dari ribuan wajah pekerja keras yang hidupnya berputar bersama roda energi Pertamina.

Di balik setiap liter Pertalite yang terbakar di mesin Bajaj, tersimpan peran vital BUMN energi ini dalam menjaga denyut ekonomi masyarakat.

Tak hanya menjamin pasokan, Pertamina juga aktif mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih bersih dan efisien, serta memperluas jangkauan distribusi hingga pelosok. Dari SPBU di kawasan industri hingga Pertashop di desa terpencil, Pertamina memastikan akses energi tersedia merata.

“Peran Pertamina itu nggak kelihatan langsung, tapi terasa, kalau stok BBM aman, kami tenang. Kalau harga stabil, kami bisa menabung. Itu yang paling penting,” ujar Suyatmo.

Bagi banyak orang seperti dirinya, Pertamina bukan sekadar perusahaan energi melainkan mitra dalam perjuangan hidup.

Energi yang Menggerakkan Asa

Menjelang senja, Suyatmo menghentikan Bajaj-nya di SPBU Jalan Majapahit. Ia memandang pantulan langit jingga di kaca spion, lalu mematikan mesin.  

“Capek, tapi senang, yang penting anak-anak bisa sekolah, itu sudah cukup," ” ucapnya lirih.

Di balik kelelahan hariannya, ada kepuasan tersendiri yang tak bisa diukur dengan uang.

Sebab baginya, setiap tetes Pertalite yang mengalir di tangki bukan sekadar bahan bakar kendaraan, tapi bahan bakar kehidupan.

Seperti mesin Bajaj-nya yang tak kenal henti, semangat Suyatmo juga terus berputar digerakkan oleh harapan, kerja keras, dan energi yang tak pernah padam.***

tag: berita, pertamina, AJP 2025


BERITA TERKAIT