DPRD Jateng Hadir di Penutupan HUT ke-80, Tegaskan Komitmen Kebersamaan Membangun Daerah
SEMARANG (Jatengreport.com) – Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Provinsi Jawa Tengah resmi ditutup dengan penuh kemeriahan di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, belum lama ini.
Penutupan ini menjadi penanda berakhirnya serangkaian acara yang sejak awal Agustus digelar di berbagai daerah sebagai wujud syukur, kebersamaan, dan optimisme masyarakat Jawa Tengah.
Acara puncak tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin dan Sekretaris Daerah Sumarmo. Dari jajaran legislatif, Anggota Komisi E DPRD Jateng, Bagus Suryo Kusumo, hadir mewakili Ketua DPRD Jawa Tengah.
Ribuan warga dari berbagai kota dan kabupaten turut memadati kawasan Simpang Lima, menjadikan malam penutupan HUT Jateng ke-80 sebagai momentum kebersamaan yang tak terlupakan.
Pesan Optimisme Gubernur
Dalam sambutannya, Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa semangat perayaan HUT tidak boleh berhenti di panggung seremoni. Menurutnya, angka 80 tahun bukan hanya sekadar hitungan usia, melainkan sebuah refleksi perjalanan panjang Jawa Tengah dalam menghadapi tantangan zaman.
“Perayaan HUT ke-80 ini harus menjadi pengingat sekaligus pendorong bagi kita semua. Jawa Tengah memiliki potensi besar, dan dengan kebersamaan masyarakat, baik dalam suka maupun duka, kita pasti mampu melangkah maju. Visi Indonesia Emas 2045 bukan hanya cita-cita, melainkan target yang harus kita wujudkan bersama,” tegasnya.
Ahmad Luthfi juga menekankan pentingnya peran masyarakat sebagai kekuatan utama pembangunan. Menurutnya, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa partisipasi aktif warga.
“Kekuatan kita ada pada persatuan. Semangat gotong royong yang menjadi ciri khas orang Jawa Tengah harus terus dijaga, karena di situlah kunci untuk menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.
Kemeriahan Penutupan
Selain menyampaikan pesan optimisme, suasana penutupan HUT juga berlangsung meriah. Berbagai atraksi seni dan budaya daerah tampil memukau, merepresentasikan kekayaan tradisi Jawa Tengah.
Puncak acara ditandai dengan penampilan istimewa dari dua band ternama Indonesia, Setia Band dan Gigi. Ribuan warga yang hadir larut dalam lantunan musik, menyanyikan bersama lagu-lagu populer yang dibawakan kedua grup tersebut. Kemeriahan ini menjadi simbol bahwa Jawa Tengah tidak hanya kaya akan budaya tradisi, tetapi juga mampu berbaur dengan dinamika hiburan modern.
Refleksi 80 Tahun Jawa Tengah
Delapan dekade perjalanan Jawa Tengah telah menorehkan banyak kisah. Dari masa kolonial, perjuangan kemerdekaan, hingga era pembangunan modern, provinsi ini menjadi saksi tumbuhnya semangat gotong royong, kerja keras, dan daya juang masyarakat.
Kini, di usia ke-80, Jawa Tengah dihadapkan pada tantangan baru: globalisasi, disrupsi teknologi, serta tuntutan pembangunan berkelanjutan. Namun, dengan modal kekompakan dan tradisi kebersamaan, masyarakat diyakini mampu menjawab setiap tantangan tersebut.
Bagi banyak warga, HUT ke-80 ini bukan sekadar pesta, tetapi momentum introspeksi. Bagaimana Jawa Tengah akan menyiapkan generasi mudanya, menjaga kelestarian budaya sekaligus beradaptasi dengan kemajuan zaman, hingga menjadi bagian penting dari pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Penutup yang Penuh Harapan
Penutupan HUT ke-80 Jawa Tengah di Simpang Lima bukan hanya pesta hiburan, tetapi juga panggilan kebersamaan. Di tengah cahaya lampu panggung dan riuh sorak penonton, terselip doa dan harapan agar Jawa Tengah semakin maju, masyarakatnya sejahtera, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.
Dengan energi baru dari peringatan delapan dekade ini, Jawa Tengah melangkah mantap menuju masa depan, meneguhkan diri sebagai provinsi yang berdaya saing, berbudaya, sekaligus menjadi penggerak menuju Indonesia Emas 2045. (Adv)
tag: berita