Hadapi Resisi 2023, Sriboga Flour Mill Ajak UMKM Berinovasi
YOGYAKARTA (Jatengreport.com) - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor produksi makanan butuh penguatan secara intens dalam menghadapi resesi 2023 mendatang.
Mengingat sejumlah bahan baku UMKM makanan berasal dari ekspor salah satunya gandum yang digunakan untuk terigu.
Di DIY sendiri ada ribuan UMKM berbasis terigu yang menjadi penopang perekonomian daerah. Melalui unit usaha kecil kelompok ini banyak menyerap tenaga kerja seperti membuat olahan makanan.
Oleh karena itu mereka butuh pendampingan dalam rangka menjamin kepastian bahan baku tetap aman ketika resesi benar-benar terjadi di 2023. Mengingat gandum tidak produktif ketika ditanam di Indonesia
"Berbeda dengan bahan baku seperti ternak seperti daging antara di luar negeri dengan di Indonesia mungkin rasanya sama. Tetapi kalau tanaman produktivitasnya berbeda," kata Dosen Fakultas Peternakan UGM Profesor Yunny Erwanto dalam Sharing Bisnis UMKM di Hall ASLC Fakultas Peternakan UGM, Beberapa hari yang lalu.
Oleh karena itu ia sepakat bahwa UMKM yang bahan bakunya dari impor harus mendapatkan pendampingan. Apalagi potensi resesi global bakal terjadi di 2023 mendatang yang memungkinkan setiap negara lebih menyimpan bahan pangan mereka daripada diekspor.
Sehingga rantai pasokan bahan baku harus berjalan dengan baik. Di sisi lain keberadaan UMKM sangat penting karena menjadi penopang perekonomian masyarakat yang berdampak luas.
Ia mengatakan saat ini UMKM juga mengalami kendala sertifikasi halal terkait asal bahan baku seperti daging ayam, daging sapi, sosis yang memakai produk peternakan. "Kami bekerja sama dengan Sriboga memberikan pendampingan UMKM.
Termasuk pemotongan hewan ternak juga menjadi subjek untuk dikerja samakan. Kami mendorong mahasiswa agar berwirausaha, mendampingi UMKM, ini menjadi kegiatan yang bisa dikonversi ke SKS," ujar pria yang juga menjabat Wakil Dekan ini.
Manager Service and Empowerment Sriboga Panca Indria dalam kesempatan itu menyatakan komitmennya bersama UGM untuk mendampingi UMKM di DIY agar tetap kuat dalam menghadapi resesi 2023. Saat ini sudah ada 4.000 UMKM di DIY yang dalam proses pendampingan. Salah satunya melalui inovasi bisnis yang harus dilakukan UMKM. Ia mencontohkan pedagang mie ayam perlu berinovasi membuat mie jenis lain seperti Korean Noodle hingga Mi Ramen demi menjawab pasar anak muda.
"Pembinaan kami lakukan tidak hanya berorientasi pada bisnis saja, melainkan juga membentuk paguyuban dan koperasi sebagai wadah berkumpulnya pelaku UMKM untuk saling sharing kendala yang dihadapi dan berinovasi," katanya.
Ia mengakui kondisi global sangat berpengaruh terhadap bahan pangan yang bersumber dari impor. Banyak pihak tentu berharap prediksi resesi 2023 dapat dikendalikan dengan baik. Dampak perang Ukraina sendiri cukup signifikan ketika sulit mendapatkan gandum sebagai bahan baku terigu yang banyak dibutuhkan di Indonesia.
"Saat itu kami pernah akan mendapatkan suplai dari India dengan harga yang lagi tinggi, tetapi saat itu Pemerintah India melarang ekspor, waktu cukup cukup membuat perencanaan kami kacau. Hal seperti ini yang ke depan harus diantisipasi bersama," katanya. (BDP)
tag: Sriboga Flour Mill , Hadapi Resisi 2023