Terinspirasi oleh Paus Fransiskus, Generasi Muda Indonesia Siap Menjaga Keadilan dan Perdamaian Dunia

images

Nasional

Bintang

24 Apr 2025


JAKARTA (Jatengreport.com) – Tangis haru dan rasa kehilangan mendalam menyelimuti halaman Kedutaan Besar Vatikan (Nunsiatur Apostolik) di bilangan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu siang (23/4).

Tujuh pemimpin organisasi kepemudaan lintas iman datang bersatu dalam duka: melepas kepergian seorang tokoh besar dunia, Paus Fransiskus, yang wafat Senin pagi lalu (21/4).

Mereka bukan sekadar pelayat biasa. Para pemimpin muda dari GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, GAMKI, Peradah, Gemabudhi, dan Gemaku pernah bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan tahun lalu.

Dalam pertemuan bersejarah itu, mereka menandatangani Deklarasi Jakarta–Vatikan untuk perdamaian dunia — disaksikan langsung oleh Sang Paus. Maka tak heran, duka kali ini bukan sekadar simbolik, tapi nyata dan personal.

“Rest in peace untuk Paus Fransiskus yang telah meninggalkan kami semua. Mudah-mudahan beliau selalu damai di sisi-Nya,” ujar Ketua Umum GP Ansor, H. Addin Jauharudin, mewakili suara duka dari generasi muda lintas iman Indonesia.

Dengan suara tertahan, Addin mengenang bagaimana kehangatan dan ketulusan Paus Fransiskus meninggalkan jejak yang dalam dalam hati mereka.

“Kami punya pengalaman spiritual dan emosional bersama beliau. Paus adalah simbol perdamaian dan persatuan. Beliau selalu menyerukan untuk menghentikan perang di tengah dunia yang sedang kacau. Kami sangat kehilangan sosok langka seperti beliau,” lanjutnya.

Hari itu, Addin datang bersama sejumlah tokoh muda lainnya: Bagus Ardeni (Ketua Pemuda Muhammadiyah), Yohanes B. Parinding dan Halasan Simare-mare (Pemuda Katolik), Alan Christian Singkali dan Almindes Syauta (GAMKI), Wiryawan (Gemabudhi), dan AM Putut Prabantoro, pendiri Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI).

Kedatangan mereka disambut hangat oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, bersama Sekretaris Kedubes Vatikan, Mgr Michael Pawlowicz.

“Terima kasih atas penghormatan dari organisasi pemuda lintas iman. Ini sangat berarti. Paus sangat mencintai Indonesia. Keberagaman negeri ini selalu menjadi inspirasi dan ada di hati beliau,” kata Mgr Pioppo penuh haru.

Ungkapan ini tak berlebihan. Paus Fransiskus memang dikenal sebagai pemimpin spiritual yang menaruh perhatian besar pada isu keberagaman, inklusi sosial, dan dialog antarumat beragama.

Kepergian beliau meninggalkan kekosongan, tetapi juga warisan nilai yang akan terus hidup.

Jejak Perdamaian: Deklarasi Jakarta–Vatikan

Perjalanan kebersamaan para pemuda lintas iman dengan Paus Fransiskus berpuncak pada audiensi khusus di Vatikan, 21 Agustus 2024.

Dalam kunjungan yang tak akan mereka lupakan seumur hidup itu, lahirlah Deklarasi Jakarta–Vatikan bertajuk “Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia”.

Berikut isi lengkap deklarasi yang mereka tandatangani:

Kami, pemuda lintas iman, dengan ini berkomitmen:

Menjadi generasi muda Indonesia yang selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai energi positif bagi peradaban dunia.

Mengajak kaum muda sedunia untuk membangun masyarakat dunia yang berpegang teguh pada prinsip toleransi, solidaritas, dan gotong royong.

Mendukung dan menyebarluaskan nilai-nilai Dokumen Abu Dhabi (Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Kehidupan Bersama) sebagai jalan menuju keadilan dan perdamaian dunia.

Deklarasi ini ditandatangani oleh tujuh pimpinan organisasi pemuda nasional dan disaksikan langsung oleh Paus Fransiskus. Dokumen itu kini menjadi simbol nyata komitmen generasi muda Indonesia untuk membawa semangat dialog dan perdamaian ke panggung dunia.

Bagi Addin dan kawan-kawan, kepergian Paus bukanlah akhir, melainkan panggilan untuk melanjutkan perjuangan.

“Beliau adalah inspirasi bagi kami, anak-anak muda Indonesia, untuk terus menjaga perdamaian dan solidaritas lintas iman. Dunia butuh lebih banyak pemimpin seperti beliau,” ucap Addin.

Kehadiran mereka di Kedubes Vatikan siang itu menjadi lebih dari sekadar penghormatan terakhir.

Itu adalah penegasan bahwa warisan Paus Fransiskus masih hidup — dalam semangat anak-anak muda Indonesia yang memilih untuk merangkul, bukan memukul; membangun jembatan, bukan tembok.

tag: berita



BERITA TERKAIT