Ketulusan Perantau Kecil Menjadi Cerita Besar

images

FOTO ISTIMEWA : Lia (27) merapikan kain batik dan camilan khas untuk dikirim ke kampung halaman. Lewat aplikasi My JNE, ia titipkan rindu dan kasih sayang kepada ibunya di Kendal.

Nasional

Bintang

29 Jun 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) - Dalam keheningan kamar sederhana yang dikelilingi aroma kopi sachet dan wangi pakaian bersih, Lia (27), seorang karyawan swasta asal Kendal, terlihat sibuk merapikan isi paket yang akan segera dikirimkan ke kampung halamannya.

Tangannya lincah menyusun makanan ringan khas Semarang keripik tahu, bandeng presto, teh nasgitel favorit ibunya, dan selembar kemeja batik berwarna biru tua.

Paket itu tidak besar, namun bagi Lia isinya jauh lebih penting daripada sekadar barang.

Hal itu adalah bentuk rindu, cinta, dan kepedulian yang dikemas dalam kardus, lalu dikirim melewati waktu dan jarak.

Sejak ia duduk di bangku kuliah hingga kini bekerja di Semarang, Lia telah menjadikan JNE sebagai perpanjangan tangannya untuk tetap terhubung dengan keluarga yang ia tinggalkan di Kendal.

"Saya perantau. Tapi JNE selalu bisa bantu saya merasa tetap dekat dengan rumah," ujar Lia, tersenyum, seraya menempelkan label pengiriman di atas kardus, Minggu (29/6).

Membangun Kedekatan dari Paket Pertama

Kisah Lia bersama JNE dimulai saat ia menjadi mahasiswi baru di Semarang. Sendirian di kota besar, ia kerap merasa panik ketika keperluan kuliahnya tertinggal di rumah.

“Pernah satu waktu saya lupa bawa buku penting. Ibu langsung kirim pakai JNE. Besoknya sampai. Dari situ saya tahu, ada jasa pengiriman yang bisa saya andalkan,” kenangnya.

Sejak saat itu, JNE menjadi bagian dari rutinitas hidupnya. Lia bukan hanya menggunakannya untuk menerima kiriman, tetapi juga mengirimkan kembali barang-barang ke keluarga.

Mulai dari oleh-oleh khas kota, kebutuhan orang tua, hingga sekadar cemilan favorit adik kecilnya yang tidak tersedia di Kendal.

Apa yang awalnya dimulai sebagai kebutuhan praktis, lambat laun berubah menjadi jembatan emosional.

Menjawab Kebutuhan Lewat Inovasi

Seiring perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat pun ikut berubah. Kecepatan bukan lagi satu-satunya yang dicari.

Kemudahan, kepraktisan, dan kehadiran dalam genggaman menjadi kunci utama. Di sinilah JNE kembali menunjukkan kelincahan dalam beradaptasi.

FOTO ISTIMEWA : Lia, seorang karyawan muda di Semarang, memanfaatkan aplikasi My JNE untuk memastikan paket berisi oleh-oleh kampung halaman sampai tepat waktu.

Melalui aplikasi My JNE, layanan pengiriman berkembang menjadi solusi digital terpadu. Lia mengakui, hidupnya menjadi jauh lebih mudah sejak mengenal aplikasi ini.

“Kadang saya nggak sempat keluar beli token listrik, apalagi kalau malam-malam. Tapi dengan My JNE, semua bisa kelar dalam beberapa klik,” ungkap Lia.

Aplikasi yang telah diunduh lebih dari 5 juta kali dan mengantongi lebih dari 126 ribu ulasan di Google Play ini tak hanya menyediakan layanan pengiriman.

Pengguna bisa mengecek tarif, melacak pengiriman, bahkan membeli pulsa dan token listrik langsung dari aplikasi.

Bagi Lia yang memiliki mobilitas tinggi, fitur-fitur ini menjadi penyelamat. Ia tak lagi harus mengantre atau keluar rumah hanya untuk transaksi kecil. Semuanya ada dalam satu aplikasi yang bisa diakses kapan saja.

Sat Set: Semangat Baru, Pelayanan Lebih Lincah

Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa perusahaan tidak hanya bertumbuh secara fisik, tetapi juga secara filosofi.

“Dengan semangat Melesat Sat Set yang berarti kecepatan, semangat, dan kekuatan, kami ingin terus berinovasi dan memberikan dampak nyata untuk masyarakat,” jelasnya, belum lama ini.

Filosofi Sat Set ini bukan sekadar refleksi layanan yang cepat, tetapi juga menggambarkan budaya kerja dan semangat perusahaan untuk sigap, lincah, dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

Baik pelanggan individu seperti Lia maupun pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang bergantung pada distribusi barang.

Paket Kecil, Cerita Besar

Lia bercerita, satu kenangan paling berkesan adalah saat ayahnya jatuh sakit.

“Saya cari suplemen herbal yang biasa Bapak minum, tapi di Kendal susah ditemukan. Akhirnya saya belikan di Semarang dan kirim pakai JNE YES (Yakin Esok Sampai). Besok paginya sudah sampai,” ceritanya.

Bagi Lia, pengalaman ini memperkuat kepercayaannya terhadap JNE. Bukan karena semata-mata cepat, tetapi karena bisa diandalkan dalam situasi genting saat waktu bukan hanya berarti kenyamanan, tetapi juga kesehatan orang yang ia cintai.

Menghubungkan Lebih dari Sekadar Titik

JNE memang dikenal sebagai salah satu pemain utama industri logistik di Indonesia. Tapi peran mereka kini berkembang jauh melampaui pengiriman barang. Dengan tagline “Connecting Happiness”, JNE ingin menjadi penghubung antara manusia, emosi, dan harapan.

Hal ini terlihat dari berbagai program yang mereka gagas seperti pelatihan untuk UMKM, kemitraan logistik e-commerce, serta pengembangan layanan digital seperti JNE Loyalty Card (JLC), JNE Nearby, dan pembayaran lewat e-wallet.

Ekonomi yang Bergerak dari Balik Kardus

Menurut data Asosiasi Logistik Indonesia, pertumbuhan industri logistik nasional terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama sejak meledaknya sektor e-commerce.

JNE berada di garda depan pergerakan ini dengan jangkauan hingga pelosok negeri.
Hal ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberikan dampak nyata pada pelaku usaha kecil, pekerja lepas, hingga konsumen biasa.

Dengan jaringan pengiriman yang kuat, barang bisa sampai lebih cepat, bisnis berjalan lebih lancar, dan ekonomi lokal bisa terus bergerak.

Di balik setiap paket yang dikirim Lia, tersimpan kontribusi terhadap ekosistem ini. Ia bukan hanya pelanggan, tetapi juga penggerak mikro-ekonomi yang memanfaatkan layanan logistik sebagai pendukung utama.

Transformasi Budaya Digital: Peluang dan Tantangan

Keberhasilan JNE dalam merangkul teknologi tak lepas dari keberanian mereka bertransformasi.

Di tengah persaingan ketat dengan pemain global dan lokal lain, JNE memilih untuk tidak sekadar bertahanmereka bergerak maju.

Feriadi Soeprapto menegaskan, transformasi ini bukan hanya soal bisnis. Tapi soal komitmen: untuk tetap relevan, bermanfaat, dan menjadi bagian dari solusi hidup masyarakat.

“Kami ingin jadi bagian dari setiap cerita bahagia di Indonesia. Karena di balik satu paket, bisa jadi ada harapan besar, ada perjuangan panjang,” ujar Feriadi.

Kisah Lia bukan satu-satunya. Jutaan pengguna JNE dari berbagai daerah memiliki cerita serupa tentang bagaimana mereka merasa terbantu, terhubung, bahkan terselamatkan, berkat layanan yang cepat dan penuh kepedulian.

Dari Aceh hingga Papua, JNE hadir sebagai penghubung. Dari UMKM hingga ibu rumah tangga, dari mahasiswa rantau hingga pebisnis daring semuanya memiliki cerita masing-masing. Tapi benang merahnya tetap sama kepercayaan.

Dulu, berkirim barang adalah hal yang jarang. Kini, itu menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan, menjadi bentuk baru dari komunikasi dan hubungan sosial. Paket bukan lagi hanya barang, tetapi bahasa baru bahasa kasih, bahasa niat baik, dan bahasa ekonomi.

Di sinilah JNE mengambil peran besar: memfasilitasi komunikasi modern yang kini tidak hanya mengandalkan kata, tapi juga paket.

Dan bagi Lia, setiap paket adalah surat tanpa tinta.

Perjalanan Lia bersama JNE adalah refleksi dari bagaimana layanan logistik telah menjadi bagian vital dari kehidupan masyarakat.

Dari kebutuhan sederhana hingga keadaan darurat, dari rindu keluarga hingga bisnis digital, semua menyatu dalam satu platform yang terus berkembang: JNE.
Dengan semangat “Melesat Sat Set”, JNE tak hanya bergerak cepat, tetapi juga hadir dengan empati.

Menjadi penghubung yang bisa diandalkan, bukan hanya soal barang, tapi juga perasaan, harapan, dan kebahagiaan.

Dan di tangan pelanggan seperti Lia, semangat itu menemukan bentuk nyatanya: sebuah paket kecil, yang membawa cinta sebesar dunia.

tag: JNE #ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025 #JNEInspirasiTanpaBatas



BERITA TERKAIT