Ferry Wawan Cahyono Tekankan Pentingnya Dialog Santai Mendekatkan Pemimpin dan Rakyat

images

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, S.Pi, M.Si.

Nasional

Bintang

06 Des 2024


SEMARANG (Jatengreport.com) – Dalam upaya meningkatkan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dan rakyat, Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, menegaskan pentingnya menyelenggarakan dialog santai sebagai sarana untuk mempererat komunikasi dan pemahaman.

Ferry Wawan Cahyono, yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh muda yang aktif dalam politik di Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa selama ini banyak kesenjangan komunikasi yang terjadi antara wakil rakyat dan masyarakat.

Meskipun berbagai program sudah banyak dijalankan oleh pemerintah, namun kedekatan emosional antara pejabat dan warga seringkali terhambat oleh jarak sosial dan formalitas dalam berkomunikasi.

Oleh karena itu, menurutnya, dialog santai atau lebih dikenal dengan istilah "ngobrol santai bareng masyarakat" sangat diperlukan.

"Dialog santai bukan hanya sekadar bincang-bincang biasa, tapi ini merupakan sebuah kesempatan bagi kami, para pemimpin, untuk mendengarkan langsung aspirasi, keluhan, serta harapan-harapan masyarakat tanpa ada sekat-sekat formalitas yang membatasi. Di sini, kita bisa lebih jujur dan terbuka," ujar Ferry dalam sambutannya.

Ia melanjutkan, dalam banyak kasus, kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah daerah tidak selalu sejalan dengan kebutuhan riil di lapangan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang wakil rakyat untuk mendengar dan memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat, agar kebijakan yang dibuat dapat lebih efektif dan tepat sasaran. 
Menurutnya, dialog santai memberikan ruang bagi masyarakat untuk lebih terbuka dan tidak merasa takut atau canggung dalam menyampaikan pendapat mereka.

Ferry juga menyoroti bagaimana jarak antara pemimpin dan rakyat bisa memunculkan kesan bahwa para pejabat sering kali terisolasi dari permasalahan yang ada di masyarakat.

Padahal, dalam praktik politik yang baik, seorang pemimpin harus mampu merespons kebutuhan warganya dengan cepat dan tepat.

"Saat kita hanya duduk di ruang rapat dan berinteraksi dengan sesama pejabat, kita seringkali lupa bahwa rakyat lah yang sebenarnya memberi kita amanah untuk memimpin. Dengan berdialog langsung dengan masyarakat, kita bisa melihat dunia mereka dari sudut pandang yang berbeda dan lebih memahami kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi," tambahnya.

Ferry menambahkan, untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik antara pemimpin dan rakyat, tidak selalu perlu dengan cara formal. Terkadang, suasana yang lebih santai dan hangat justru bisa membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih berani berbicara.

Ferry sendiri tidak hanya berbicara, tetapi juga menyempatkan diri untuk mendengarkan dengan seksama berbagai keluhan dan saran dari warga.

Salah satu topik yang menjadi sorotan dalam dialog tersebut adalah permasalahan infrastruktur dan pelayanan publik.

Sejumlah warga mengeluhkan kondisi jalan rusak dan belum memadai, serta kurangnya fasilitas umum yang mendukung mobilitas mereka.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah lebih fokus dalam meningkatkan kualitas infrastuktur dan pelayanan sosial yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

Dialog yang berlangsung santai namun penuh makna ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan terkait program-program pembangunan yang ada.

Ferry menekankan bahwa pembangunan daerah tidak hanya tugas pemerintah semata, melainkan juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat.

“Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, kita perlu bekerja bersama-sama. Pemimpin dan masyarakat harus bersinergi. Masukan dari masyarakat sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang benar-benar berdampak langsung bagi kesejahteraan mereka," kata Ferry.

Acara tersebut berlangsung dalam suasana yang penuh keakraban, di mana masyarakat tidak merasa terhalang oleh formalitas protokol.

Ferry berbincang langsung dengan warga, baik itu orang tua, pemuda, maupun kelompok perempuan, yang merasa bebas untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Menurut Ferry, dialog santai ini juga merupakan upaya untuk menciptakan politik yang lebih humanis, di mana nilai-nilai kemanusiaan dan saling menghormati menjadi dasar dalam menjalankan roda pemerintahan.

Hal ini berupaya untuk mengurangi politisasi yang berlebihan dan lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat.

“Di Golkar, kami percaya bahwa politik yang baik adalah politik yang dekat dengan rakyat. Kami ingin memperlihatkan bahwa pemimpin yang baik bukan hanya mereka yang memiliki jabatan, tetapi mereka yang mampu mendengarkan dan memahami rakyatnya. Melalui dialog santai ini, kami ingin menunjukkan bahwa kami ada untuk rakyat, bukan hanya di masa pemilu saja, tetapi setiap saat,” tambahnya.

Ia berkomitmen untuk terus membuka ruang bagi dialog semacam ini, agar tidak ada lagi jurang pemisah antara pemimpin dan rakyat.

Ferry berharap, dengan pendekatan ini, masyarakat bisa merasa lebih dekat dengan pemerintah dan merasa lebih nyaman untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

"Dialog santai ini bukan hanya sekadar obrolan, tapi sebuah jembatan yang menghubungkan aspirasi rakyat dengan kebijakan yang lebih baik. Kami ingin politik yang lebih berorientasi pada pelayanan publik yang maksimal," pungkasnya.

Dengan langkah-langkah ini, Ferry berharap dapat menginspirasi lebih banyak pemimpin untuk turun ke lapangan, berdialog dengan masyarakat, dan membuat kebijakan yang lebih berkelanjutan demi kemajuan Jawa Tengah. (Adv)

tag: berita



BERITA TERKAIT