Pahlawan Sururi Tarik Anak Muda Jadi Profesor Mangrove
SEMARANG (Jatengreport.com) - Pesisir Mangkang Wetan di Kota Semarang menyimpan kisah luar biasa tentang perjuangan seorang pria yang telah mengabdikan dirinya untuk kelestarian alam.
Namanya Sururi, seorang penerima penghargaan Kalpataru 2024 dalam kategori Perintis Lingkungan, yang melalui tangan dan tekadnya telah menorehkan perubahan besar bagi lingkungan sekitar.
Perjuangan Sururi yang dimulai sejak 1997 ini tidak hanya menginspirasi warga setempat, tetapi kini juga menggerakkan semangat baru di hati generasi muda untuk melestarikan lingkungan dan menjaga bumi.
Pada tahun 1997, Sururi mulai melangkah dengan visi besar mengembalikan kehijauan pesisir pantai yang telah rusak akibat abrasi.
Dengan penuh semangat, ia memulai aksi penanaman mangrove di sepanjang pesisir Mangkang, sebuah wilayah yang saat itu sangat rentan terhadap ancaman erosi.
Dalam dua dekade lebih, Sururi dan komunitas yang ia bangun berhasil menanam mangrove di area seluas 80 hektar, menjadikan kawasan pesisir ini lebih kuat dan lestari.
Tidak hanya itu, mereka juga berhasil mengedukasi masyarakat setempat tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir yang melibatkan tanaman mangrove sebagai penahan abrasi, tempat hidup berbagai spesies, dan sumber daya alam yang bermanfaat.
Melalui kerja keras yang tak kenal lelah, Sururi membuktikan bahwa keberlanjutan alam bukanlah hal yang mustahil jika dijalani dengan penuh komitmen.
Hingga kini, kawasan mangrove yang ia kelola tidak hanya berfungsi sebagai pelindung pantai, tetapi juga menjadi habitat yang menyokong kelestarian berbagai macam flora dan fauna, serta memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui kegiatan wisata alam yang ramah lingkungan.
Tidak hanya berhenti pada penghargaan yang diraihnya, Sururi merasa bahwa misi yang diembannya masih jauh dari selesai.
Kegiatan menanam mangrove yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai universitas, yang di laksanakan di pesisir pantai Semarang, Desa Mangkang, Mangunharjo, Kota Semarang, Rabu (24/7).
Bagi Sururi, penghargaan Kalpataru 2024 yang diterimanya langsung dari Presiden Joko Widodo bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah langkah lebih besar untuk menggerakkan lebih banyak orang, terutama generasi muda, agar semakin peduli terhadap lingkungan.
"Penghargaan ini menjadi semangat baru untuk terus berbuat lebih baik lagi. Namun, kita harus ingat bahwa tugas kita untuk melestarikan mangrove dan alam ini masih jauh dari kata selesai. Tanpa aksi nyata dari kita semua, kerusakan lingkungan akan semakin parah," ungkap Sururi dengan penuh keyakinan dalam kegiatan Lokakarya Kopi Darling (KOPDAR) yang diselenggarakan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) di kawasan mangrove Mangkang, Rabu (24/7).
Di hadapan para peserta yang sebagian besar terdiri dari anak-anak muda, Sururi menyampaikan pesan penting untuk menjaga alam, kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
Ia menggugah semangat mereka dengan cerita-cerita tentang bagaimana perjuangannya dalam menanam mangrove telah memberikan dampak positif yang tak terhitung jumlahnya, baik bagi ekosistem maupun bagi masyarakat sekitar.
"Mangrove bukan hanya pohon. Ini adalah kehidupan yang harus kita jaga. Ini adalah warisan untuk anak cucu kita," tegasnya.
Apa yang dilakukan Sururi adalah sebuah contoh nyata bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang penuh ketekunan dan rasa tanggung jawab.
Dalam setiap ucapannya, Sururi selalu menekankan bahwa pelestarian alam bukanlah tugas satu individu atau kelompok semata.
Ini adalah tanggung jawab bersama, yang memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan yang terpenting, generasi muda.
"Saya berharap generasi muda kita dapat melihat pentingnya menjaga alam. Mereka adalah agen perubahan yang sangat berperan dalam menyelamatkan bumi ini. Tanpa mereka, perjuangan kami bisa saja sia-sia," kata Sururi, sembari menatap horizon laut yang kini tampak lebih tenang berkat usaha panjangnya.
Tidak hanya sebagai pejuang lingkungan, Sururi juga menjadi sosok mentor dan teladan bagi banyak orang.
Dari yang awalnya hanya seorang warga biasa yang peduli terhadap kondisi pantai, ia kini dikenal sebagai aktivis lingkungan yang mampu menggerakkan ribuan orang untuk beraksi.
Banyak anak muda yang kini terinspirasi oleh ketulusan dan semangatnya untuk terus memperbaiki kondisi alam, dan mereka tidak ragu untuk terjun langsung dalam kegiatan penanaman mangrove yang rutin diadakan Sururi dan timnya.
Bagi Sururi, penghargaan Kalpataru hanyalah satu dari sekian banyak langkah yang harus ia jalani untuk memastikan bahwa semangat melestarikan lingkungan tetap hidup di hati setiap orang.
Bagi dia, kesuksesan sejati bukan terletak pada seberapa besar penghargaan yang diraih, melainkan seberapa banyak kehidupan yang dapat dipertahankan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
"Kalau bukan kita, siapa lagi? Kita harus menjaga bumi ini dengan segala yang kita miliki, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk masa depan anak cucu kita," tambah Sururi penuh harap.
Kisah Sururi, yang telah mengabdikan dirinya untuk alam dan lingkungan, menjadi bukti nyata bahwa perubahan dimulai dari individu yang memiliki semangat tak tergoyahkan.
Ia adalah contoh bahwa kesuksesan dalam pelestarian lingkungan bukan hanya tentang seberapa banyak yang kita tanam, tetapi juga tentang seberapa besar dampak yang kita berikan bagi generasi yang akan datang.
Melalui Sururi, kita diajak untuk tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi untuk melakukan perubahan nyata demi bumi yang lebih hijau, lestari, dan penuh harapan.
tag: berita