REMBANG (Jatengreport.com)– Tim tari MAN 2 Rembang berhasil menyabet juara II dalam ajang bergengsi Youth Educational Friendship Festival 2024, bagian dari Music & Dance International Festival yang berlangsung di Bali pada 26-27 Oktober 2024. Tarian yang dibawakan tim ini, yaitu Tari Bondan Kendi, memikat perhatian juri dengan mengusung nilai-nilai tradisional Jawa.

Pembina tari MAN 2 Rembang, Sri Lestari Indriana Putri, menjelaskan bahwa Tari Bondan Kendi mengisahkan seorang remaja putri yang penuh kasih merawat bayi, simbol peran seorang ibu di masa depan. Tarian ini menggunakan properti kendi, boneka, dan payung yang melambangkan kehangatan seorang ibu. "Tarian ini mengandung filosofi cinta seorang ibu yang merawat anaknya dengan tulus, bahkan hingga akhir hayatnya," ujar Tari, sapaan akrabnya, saat ditemui di sekolahnya pada Rabu (30/10/2024).

Dalam proses persiapan, Tari mengungkapkan bahwa para penari, Virmania dan Faizatul, menjalani latihan intensif selama satu setengah bulan. "Anak-anak berlatih keras dan bangga bisa mewakili madrasah di ajang internasional ini. Pengalaman ini sangat berharga bagi mereka," tambahnya.

Kepala MAN 2 Rembang, Akhmad Suhadak Solikin, turut mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang dicapai anak didiknya. "Keikutsertaan kita di ajang ini adalah tindak lanjut dari komitmen madrasah dalam mengukir prestasi, tidak hanya di level nasional, tetapi juga internasional. Ini sejalan dengan tagline kami, Madrasah Maju, Bermutu, Mendunia," ujarnya.

Ajang Youth Educational Friendship Festival merupakan festival seni internasional yang mengundang bakat seni dari berbagai negara. Selain Indonesia, festival ini diikuti oleh peserta dari negara-negara seperti Filipina, Malaysia, India, Inggris, Rusia, Amerika Serikat, hingga Korea Selatan. Suhadak berharap, festival ini tak hanya menjadi ajang unjuk bakat bagi siswa, tetapi juga sebagai wadah untuk memupuk semangat melestarikan budaya bangsa.

Prestasi tim tari MAN 2 Rembang ini menjadi kebanggaan tidak hanya bagi madrasah, tetapi juga masyarakat Rembang, sekaligus membuktikan bahwa kesenian tradisional dapat bersinar di panggung internasional.