Pemprov Jateng Dukung Aglomerasi Solo Raya untuk Dorong Investasi dan Pembangunan Ekonomi

images

Jateng

Tim Jateng Report

26 Okt 2024


SEMARANG (Jatengreport.com) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan kesiapan mendukung konsep aglomerasi Solo Raya melalui kemudahan perizinan investasi dan peningkatan infrastruktur di kawasan Solo dan sekitarnya. Langkah ini diharapkan memperkuat pusat ekonomi regional dengan Kota Surakarta sebagai sentra utama, yang didukung oleh daerah penyangga seperti Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sragen, dan Wonogiri.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyatakan bahwa konsep ini bertujuan untuk memfokuskan kegiatan ekonomi di kawasan Solo Raya, dengan harapan menciptakan sinergi antardaerah. 

“Dengan digagas aglomerasi Solo Raya, berarti kita tidak lagi berpikir secara parsial, melainkan bersama-sama untuk membangun kawasan ini menjadi sentra ekonomi yang kuat,” ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) Optimalisasi Aglomerasi Solo Raya di Hotel Paragon, Kota Surakarta, Jumat (25/10/2024).

Sumarno menyebut, jika sukses, model aglomerasi Solo Raya ini akan menjadi contoh bagi daerah lain di Jawa Tengah, seperti Banyumas Raya, Tegal Raya, dan Semarang Raya. Namun, ia juga menekankan pentingnya memperhatikan aspek lingkungan dalam pelaksanaan konsep aglomerasi ini.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah, Harry Nuryanto Soediro, menambahkan bahwa kawasan Solo Raya memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di sektor industri yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan investasi. 

"Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di Solo Raya,” katanya.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mencatat bahwa investasi di Solo Raya menyumbang 19 persen dari total realisasi investasi di Jawa Tengah. Pada periode 2019 hingga Triwulan III 2024, realisasi investasi terbesar di kawasan ini berada di Kabupaten Boyolali sebesar Rp20.265 miliar, disusul oleh Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Kota Surakarta.

Nurul menambahkan bahwa konsep aglomerasi ini akan berfokus pada pengembangan ekosistem industri ekstraktif dan jasa, termasuk pengolahan sumber daya alam seperti perkebunan dan perikanan, yang akan terpusat di Surakarta. 

“Ekosistem ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah secara keseluruhan,” tandasnya.

tag: berita



BERITA TERKAIT