Solar sebagai Hati dan Tenaga Nelayan
SEMARANG (Jatengreport.com) - Dia yang bertanggung jawab atas hidup dan mati istri serta Anak-anaknya. Senyuman mereka menjadi sumber kekuatannya untuk terus berjuang dalam perairan yang penuh tantangan.
Setiap hari, sebelum matahari tenggelam, Joko (42) duduk bersila di bibir pantai, memandangi langit dan laut, serta mengamati gejala alam dengan rasa khawatir yang mendalam.
Ia menyadari bahwa kunci keberhasilan mereka dalam menangkap ikan sangat tergantung pada pemahaman cuaca dan alam sekitar.
Angin laut yang lembut dan bertiup dari arah yang benar adalah tanda baik, karena ini mengindikasikan bahwa laut akan tenang dan ramah.
Sekaligus, itu adalah sinyal bagi Joko untuk segera membeli persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bio Solar untuk kepalnya.
BBM bukan hanya sekadar bagian dari peralatan perahunya, BBM adalah ujung tombak dalam perjalanan nelayan seperti Joko. Tanpa BBM yang mencukupi, perahu mereka takkan bisa melaut. Ini menjadi kendala utama yang harus diatasi setiap hari.
Bio Solar Tombak Nelayan di Laut
BBM Bio Solar telah menjadi tombak utama yang memungkinkan para nelayan untuk melaut dengan lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, Joko dan para nelayan lainya sangat bergantung pada Bio Solar, hal ini untuk menghidupkan mesin kapal yang akan digunakan mencari ikan dan mencari nafkah.
Kapal adalah alat utama yang membawa mereka menjelajahi samudra dalam pencarian hasil tangkapan, kemudian Bio Solar merupakan bagian dari prioritas mencari ikan di lautan.
BBM telah menjadi tulang punggung dalam operasi nelayan modern. Perahu, kapal penangkapan ikan, dan mesin-mesin yang digunakan oleh nelayan mengandalkan BBM untuk beroperasi.
Ini adalah "tombak" yang memungkinkan nelayan untuk menembus ombak dan mencapai perairan dalam yang kaya akan ikan.
" Gak ada Solar tidak jalan, kalo tidak jalan berarti tidak makan?," tanya Joko, Jumat (20/10).
Tekknologi telah memainkan peran besar dalam penyelamatan nelayan. Salah satu kemajuan terbesar adalah efisiensi mesin berbahan bakar minyak.
Antrian para nelayan di SPBUN Mojo untuk mengisi bahan bakar solar sebelum memulai aktivitas melaut.
Tidak hanya untuk mesin kapal, sejumlah alat tangkap ikan, seperti jaring, gillnet, dan longline, juga memerlukan tenaga mesin. Penggunaan Bio Solar dalam mengoperasikan peralatan ini mengoptimalkan produksi nelayan.
Bio Solar juga digunakan dalam operasi penyimpanan dan pendinginan ikan. Genset atau pendingin ikan menggunakan bahan bakar minyak untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan selama perjalanan kembali ke daratan.
" Sekarang apa-apa kalo dilaut pasti pake solar mas, gak cuman buat mesin kapal, tapi ada juga Pendingin ikan, jaring juga ada yang pake tenaga mesin," ungkap Joko.
Oleh sebab itu, Bio Solar adalah kunci utama dalam perjuangan nelayan di laut. Tanpanya, nelayan akan kesulitan untuk menjalankan operasi mereka dan mencari nafkah.
Dengan dukungan yang tepat dari perusahaan seperti Pertamina dan perhatian pemerintah, nelayan dapat terus menjalankan peran penting mereka dalam memastikan pasokan ikan yang berkelanjutan dan kesejahteraan komunitas pesisir.
Bio Solar adalah mata lautan yang terus memberdayakan para pahlawan laut ini dalam menjalankan misi mereka yang mulia.
Bio Solar sebagai Sumber Energi yang Vital bagi Nelayan
Beberapa tahun lalu, ditengah hiruk-pikuk aktivitas para nelayan dipesisir, seringkali jarak untuk mendapatkan BBM Bio Solar menjadi momok yang pahit bagi Joko dan para nelayan lainnya.
" Dulu kalo mau beli BBM harus jauh dulu ke pinggir jalan raya," tutur Joko, Jumat (20/10).
Pasalnya, mereka harus pergi jauh dari pelabuhan untuk mengisi bahan bakar kapal mereka, yang seringkali memakan waktu berharga dan biaya tambahan.
Kini, Joko dan para nelayan sangat dimudahkan dengan hadirnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum Nelayan (SPBUN) di area Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, yang sudah berdiri sejak 2018 lalu.
Beruntungnya lagi, SPBUN ini jaraknya yang hanya satu jengkal dari dermaga tempat perahu-perahu mereka bersandar.
" Alhamdulillah, sekarang kita ga perlu cemas sama BBM karena lokasinya ya keliatan dari sini, langsung antri dan ga perlu waktu yang lama," tandas Joko.
Akses mudah ke SPBUN juga berarti nelayan tidak perlu lagi membawa BBM dalam wadah yang tidak aman saat menuju ke perahu mereka, mengurangi risiko kecelakaan yang sering kali mengancam mereka.
Salah satu nelayan mengisi dengan menggunakan derijen yang akan dipindahkan kedalam tangki kapal.
Perjalanan yang lebih pendek menuju ke stasiun pengisian BBM juga berarti nelayan menghabiskan lebih sedikit waktu di laut, mengurangi risiko terjebak dalam cuaca buruk atau badai.
Hal positif lainnya, adanya SPBUN itu membuat Joko bisa menghemat biaya yang tidak lagi membeli solar kepada pengecer dengan harga yang terbilang fantastis.
" Kalau ngecer ada ongkos tambahan Rp. 50.000 untuk jasanya, sedangkan kalo beli sendiri saya cukup antri sebentar sudah bisa dapat harga normal Rp. 6.800 per liter. Sedangkan saya beli bisa sampe 60 liter, lumayan jauh lebih irit," ujar Joko.
Oleh karena itu, Pertamina, sebagai perusahaan minyak dan gas nasional, telah memainkan peran besar dalam mendukung nelayan. Mereka telah membangun stasiun pengisian BBM yang lebih dekat dengan dermaga nelayan, meminimalkan kerugian waktu dan biaya.
Dengan dukungan yang tepat dari Pertamina, nelayan dapat merasa lebih berdaya dan lebih siap menghadapi tantangan di laut yang luas.
Pasokan Pendistribusian Bio Solar kepada Nelayan
Upaya yang mulus dalam mendistribusikan solar kepada nelayan adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan mata pencaharian mereka.
Adapun SPBUN Mojo biasanya melayani pembelian BBM untuk ratusan kapal yang bersandar di wilayah Mojo dan wilayah nelayan Ketapang.
Branch Manager Rayon ll Tegal PT Pertamina Patra Niaga Ahmad Fernando, menjelaskan, untuk di Kabupaten Pemalang sendiri ada 3 titik SPBUN yang beroperasi, salah satunya yang di kelola BUMD saat ini yaitu SPBUN Desa Mojo yang melayani pembelian nelayan desa Mojo dan desa Ketapang.
Per bulannya, SPBUN Mojo rata-rata menyalurkan 300 Kiloliter (KL) untuk kurang lebih 750 nelayan. Kendati demikian penyaluran BBM itu mengikuti kebutuhan dan musim panen yang biasanya ikut meningkat.
" Nelayan yang bepergian melaut itu tidak setiap hari, untuk di Kabupaten Pemalang sendiri kebutuhan pertahun mencapai 14.400 KL. Sedangkan tercatat September 2023 sudah mencapa 90 persen, yang artinya sudah mencapai batas kebutuhan masing-masing nelayan," jelas Fernando.
Dipimpin Branch Manager Rayon ll Tegal PT Pertamina Patra Niaga Ahmad Fernando saat pengecekan jumlah penyaluran kepada nelayan.
Fernando juga menyampaikan, bahwa untuk pembelian Bio Solar bagi nelayan sudah ditetapkan kebijakan yang mewajibkan nelayan membawa surat rekomendasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Transportasi Satu Pintu (DPMPTSP). Hal ini bertujuan untuk pendistribusian Bio Solar dapat dipertanggungjawabkan dan merata.
" Masing-masing SPBUN harus dilakukan monitoring terhadapnya penyaluran Bio Solar kepada nelayan agar sesuai dengan kebutuhan, dengan disertakan surat rekomendasi dari dinas terkait," tandas Fernando.
Menurutnya, sesuai anjuran Pemerintah BBM bersubsidi harus tercatat dengan jelas untuk penyalurannya. Sehingga penggunanya dapat terealisasikan dengan benar dan tepat sasaran.
" Membahas tentang kuota pendistribusian sebenarnya tidak ada batasan, bahkan perusahaan (Pertamina) juga menembus sebanyak-banyaknya. Jika kurang nanti kita evaluasi, tapi untuk saat ini masih terbilang cukup dan masih sisa 10 persen untuk stok yang tersedia," tambah Fernando.
Dalam lingkungan kerja yang keras seperti di laut, Solar harus tersedia dalam jumlah cukup dan dekat dengan dermaga nelayan.
Dengan pasokan solar yang konsisten dan berkualitas, nelayan dapat meningkatkan produktivitas mereka dan mendapatkan lebih banyak hasil tangkapan.
Distribusi Bio Solar Baik, Hasil Tangkap Nelayan Juga Ikut Baik
Pasokan Bio Solar adalah faktor penentu yang mempengaruhi produktivitas mereka. Dengan hasil tangkapan yang lebih besar, nelayan dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Ini memungkinkan mereka untuk lebih baik memenuhi kebutuhan keluarga mereka dan meningkatkan taraf hidup.
Dengan dukungan dari Pertamina, nelayan di Desa Moho telah mengalami perubahan positif dalam hidup mereka. Mereka merasa lebih dihargai, efisien, dan dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka dengan lebih baik. Kepuasan nelayan ini menjadi bukti bahwa kerja sama antara Pertamina dan komunitas lokal dapat membawa dampak positif pada kehidupan sehari-hari mereka.
Sore hari aktivitas perdagangan ikan segar dari para nelayan yang baru saja melaut, di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Mojo, Kabupaten Pemalang.
Hal itu juga dapat berdampak pada peningkatan yang signifikan dalam penjualan ikan yang mereka setorkan ke para pedagang yang ada di TPI Mojo.
Salah satu pedang yang ada di TPI Mojo, Salihin (45) warga asli Desa Mojo yang sudah berdagang hampir puluhan tahun yang merasakan dampak positif dari perputaran hasil laut ini.
Dampak positif selain kepada nelayan, Salihin menjelaskan penjualan ikan yang lebih lancar telah membawa banyak keuntungan bagi dirinya.
Ia dapat menjual hasil tangkapan mereka dalam kondisi yang lebih segar, mengoptimalkan pendapatan, dan memberikan produk ikan berkualitas tinggi kepada konsumen.
" Sekarang kami tidak perlu khawatir lagi dengan adanya keterlambatan kapal, harga ikan yang kita jual juga cukup baik dengan kualitas kesegaran yang sangat baik," kata Salihin sambil memasarkan dagangannya di TPI Desa Mojo, Kabupaten Pemalang.
Keberhasilan ini adalah bukti bahwa dukungan Pertamina kepada nelayan dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui penjualan ikan yang lebih lancar dan efisien.
tag: Pertamina Patra Niaga , Bio Solar , SPBUN Mojo , Pertamina Patra Niaga , TPI Mojo