DPMPTSP Kota Semarang Sebut Bisnis Makanan Menjadi Peluang Investasi
SEMARANG (Jatengreport.com) - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dorong perdagangan dan jasa disektor investasi menjadi yang teratas.
Saat ini di Kota Semarang persentase investasi disektor tersebut mencapai 30 hingga 40 persen.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang, Widoyono menjelaskan, dari beberapa sektor yang menjadi penyumbang investasi tertinggi yaitu bisnis makanan.
Dirinya berharap, ini menjadi acuan bagi pengusaha dalam berpeluang investasi dibidang makanan.
"Kalau dulu kontribusi terbesar di perdagangan dan jasa, kemudian industri. Sekarang bergeser perdagangan dan jasa, properti, baru industri," terang Widoyono, usai Sharing Session DPMPTSP Kota Semarang dengan Porinti Kota Semarang dan Perpit Jawa Tengah, di Hotel Dafam, Jumat (23/6/2023).
Menurutnya, melihat dari banyaknya event di Kota Semarang, sehingga diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, adanya lonjakan jumlah restoran, rumah makan, juga kafe di Kota Semarang. Beragam jenis resto pun bermunculan. Tidak hanya restoran yang menyuguhkan makanam nusantara namun juga restoran fast food, chinese, korea, jepang, dan lain-lain.
"Pajak resto terbesar sepanjang Januari - Maret 2023 dari resto jepang. Ini bisa menjadi peluang untuk investasi. Kemudian disusul fastfood dan chinese," paparnya.
Di lihat dari sisi lama mengantri, Wido membeberkan, resto chinese menjadi yang terlama. Pada jam sibuk, antrean mencapai 40 menit. Artinya, resto chinese ini sering penuh. Kemudian, disusul resro jepang dan nusantara.
Tak hanya sektor makanan, Wido menyebut sektor perhotelan juga menjadi peluang investasi yang menjanjikan di ibu kota Jawa Tengah.
"Kami lihat, hunian paling tinggi di hotel bintang 4. Jadi, kalau investasi bisa hotel bintang 4. Dari tahun ke ke tahun meningkat," pungkasnya.
Wido menyebut, pertumbuhan hotel di Semarng sangat pesat. Jumlah ada 186 hotel pada 2023 ini. Okupansi hotel tertinggi yakni hotel bintang 4 mencapai 70 persen.
Di lihat dari sisi panak hotel, pendapatan pajak tertinggi memang dari hotel bintang 5. Disusul hotel bintang 4.
"Ini menjadi kajian investasi apa yang paling menguntungan di Semarang. Ini perlu disampaikan supaya mereka bisa menangkap peluang," paparanya. (Alan)