SEMARANG (Jatengreport.com) – Benteng Vastenberg merupakan wisata edukasi dari sekian banyaknya wisata edukasi di Kota Solo. Bangunan yang penuh unsur sejarah ini berdiri kokoh di sekitar Kota Solo.

Dengan unsur sejarahnya yang kental, membuat benteng satu ini menjadi wisata edukasi yang bagus untuk wisatawan. Apalagi yang hobinya memang menyukai sejarah.

Kurang lengkap rasanya jika berwisata ke kota Solo, tapi tidak berkunjung ke Benteng Vastenburg. Apalagi jika wisata yang dilakukan bertujuan untuk napak tilas sejarah dari Kota Solo itu sendiri. Benteng ini sangat direkomendasikan untuk dikunjungi mengingat fungsinya yang zaman dahulu sangat penting. Hal itulah yang menjadi daya tarik benteng ini.

Jika memang para wisatawan ingin berkunjung ke Benteng Vastenburg ini ada beberapa informasi yang harus diketahui. Beberapa informasi penting ini merupakan profil dari tempat wisata edukasi yang dimiliki Kota Solo ini.

Sejarah Awal

Dilansir dari kemenparekraf.go.id, ada sekilas cerita sejarah dari keberadaan Benteng Vastenburg ini. sesuai perintah dari Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff, benteng ini dibangun pada tahun 1745.

Bukan tanpa tujuan pembangunan benteng ini dilakukan, tetapi memiliki fungsinya sendiri. Fungsinya sangatlah vital bagi Hindia Belanda ketika itu. Fungsinya ialah sebagai pengawasan terhadap Keraton Surakarta yang berkuasa di Surakarta.

Benteng Vastenburg memiliki parit di sepanjang keliling temboknya. Parit ini berfungsi untuk melindungi benteng dengan jembatan di pintu depan dan belakangnya. Letaknya sendiri ketika itu tepat berada di depan kediaman Gubernur Belanda (sekarang menjadi kantor Balaikota). Memiliki lapangan di tengah-tengah bangunan sebagai tempat apel bendera sebelum bertugas.

Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia, benteng ini kemudian digunakan sebagai markas TNI. Benteng ini beralih fungsi kembali menjadi pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad dan juga difungsikan sebagai tempat pelatihan prajurit keraton. Namun sayang, setelah 1980-an benteng ini kemudian tidak lagi difungsikan.

Karena tidak lagi berfungsi, kemudian Benteng Vastenberd ini menjadi terbengkalai dengan keadaannya yang memprihatinkan. Tepatnya, pada tahun 2010 benteng ini kemudian direnovasi dan dijadikan situs cagar budaya. Berbagai renovasi dilakukan oleh Ir H Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2014 hingga sekarang pun masih berfungsi sebagaimana mestinya.

Sebelum masa pandemi Covid-19 berlangsung, benteng ini selalu digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan seperti festival, konser musik, atau kegiatan lain yang berkaitan dengan masyarakat.

Lokasi Benteng

Sangat mudah untuk menemukan lokasi dari Benteng Vastenburg satu ini. Sebab, letaknya sendiri berada di tengah Kota Solo. Lebih tepatnya di Jalan Jenderal Soedirman Kedung Lumbu, Pasir Kliwon, Surakarta.

Sebenarnya benteng ini diapit oleh beberapa jalan lain seperti misalnya Jl. Brigjend Slamet Riyadi. Posisinya yang berada di tengah kota memudahkan wisatawan menemukannya.

Harga Tiket

Sebagai tempat wisata edukasi sejarah di Kota Solo, tentunya ada harga tiket yang harus dibayar. Benteng ini sendiri memiliki tiket pembayaran hanya sebesar Rp1.000 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk orang dewasa. Harga yang sangat terjangkau memang, apalagi yang didapatkan ialah ilmu pengetahuan akan sejarah bangsa Indonesia.

Jika ingin berkunjung ke lokasi Benteng Vastenburg, sebenarnya bentengnya sendiri buka selama 24 jam. Sebab, bagian luar benteng akan selalu terbuka. Tetapi untuk masuk ke bagian benteng hanya sampai waktu sore saja. Terdiri dari empat bangunan yang memiliki fungsinya masing-masing sebagai wisata edukasi sejarah. Makannya, sangat asyik bila berkunjung ke sini.

Itulah beberapa profil dari informasi mengenai benteng satu ini. Oleh karena letaknya yang di tengah-tengah kota Solo, aksesnya pun akan sangat mudah ditempuh. Dengan menggunakan kendaraan pribadi saja sudah sangat bisa untuk berkunjung ke sana. Ditambah lagi, di sekeliling benteng didukung dengan wisata lainnya, seperti kuliner.

Letaknya yang di tengah kota, juga memudahkan wisatawan untuk mencari berbagai kebutuhan yang diperlukan. Seperti tempat penginapan, ATM, tempat makan (Galabo), membeli oleh-oleh (Pasar Klewer), dan masih banyak lagi. (adv)