Keliru! Self Love Bukan Cuma Soal Makan Mahal dan Belanja Aja Loh

images

Lifestyle

Tim Jateng Report

20 Sep 2022


SEMARANG (Jatengreport.com) – Setelah bekerja keras setiap hari mengerahkan segala pikiran dan waktu dengan harapan aktivitas tersebut dapat menghidupi kita pastinya sangat melelahkan. Bahkan, tak sedikit orang yang merasa tertekan, terkungkung, dan ingin membebaskan dirinya dari kepenatan bekerja.

Untuk itu tak jarang, setelah gajian tiba banyak orang yang ingin makan makanan enak yang fancy atau bahkan belanja barang-barang yang sebenarnya tidak penting sebagai bentuk treatment self love bagi mereka.

Namun, jika menyebut hal tersebut sebagai bentuk self love, kok agak kurang tepat ya? Pasalnya, itu bukan bentuk self love, melainkan memanjakan diri. Bentuk self love, tidak bakal beres hanya dengan makan mahal dan belanja saja.

Masalahnya, yang namanya self love atau lebih tepatnya self compassion, bukan sekadar menghabiskan uang untuk secangkup kebahagiaan yang sesaat. Sok ngasih reward atas usaha kerja keras kita, itu nggak masalah. Tapi, bukan itu tujuannya.

Self love bukan cuma soal makan di tempat yang mahal lalu upload di Instastory dengan hastag, “Self Love”. Atau belanja barang-barang yang nggak diperlu-perluin banget, tapi pingin dibeli hanya karena lucu dan alasan, “Siapa tahu nanti butuh.” Ataupun memberi reward diri sendiri dengan liburan yang sampai ngabisin dua kali gaji.

Terlihat Sukses

Bentuk sayang ke diri sendiri itu bukan sekadar benda atau sesuatu yang kasat mata supaya kita bisa terlihat tampak sukses di mata para follower kita.

Memang, self love adalah aktivitas pergulatan di dalam diri. Namun, bukan pula usaha menjadi pribadi untuk berlomba mendapatkan pengakuan dan pujian di sana-sini.

Sebuah eksitensi memang bisa bikin kita girang. Pasalnya, itu menjadi bukti kalau mereka memperhitungkan kita. Tapi, bentuk cinta pada diri sendiri, tidak senarsis itu, sayang.

Bentuk self love memang soal mengelola perasaan berharga dari diri sendiri. Bagaimana kita dapat menghormati dan mencintai diri kita dengan cara yang sehat. Tapi, perasaan berharga itu, bukanlah kita rasakan karena pengakuan orang lain.

Akan ada masa, ketika kondisi menjadi sulit dan pujian-pujian itu pun mereda. Cintamu pada dirimu sendirilah yang kemudian dipertaruhkan.

Bentuk self love ini, sama sekali tidak tergantung orang lain. Termasuk memiliki pasangan yang tepat, juga tak serta merta membuat hidup kita terasa lebih lengkap. Meski dia selalu ada dan betul-betul berhasil menghujani hari-hari kita dengan kasih sayang.

Lagi-lagi, kalau self love ini belum kita kelola dengan baik, pasti akan ada perasaan yang mengganjal dalam dada. Ada sesuatu yang terasa masih kurang. Seolah kita memang tampak punya segalanya, tapi nyatanya hati tetap saja kosong rasanya. Lantaran kita tidak memprioritaskan rasa bahagia dari dalam.

Soal apa yang bisa membuat bahagia, hanya diri kita yang tahu. Kita yang paling tahu apa yang kita mau. Apa yang betul-betul kita butuhkan.

Mencintai diri sendiri artinya kita sanggup punya keberanian lebih untuk memilah dan memilih, mana yang memang memberikan efek positif untuk diri kita, dan mana yang tidak? Dan setiap orang, punya rule-nya masing-masing.

Bagi saya, salah satu wujud cinta adalah sanggup “ngeman-ngeman” dalam hal apa pun. Misalnya dengan berhenti membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Berhenti untuk mengkritik diri sendiri. Lantas menyadari dan menerima bahwa kita memang tidak sempurna. Apalagi sebetulnya, orang-orang yang saya anggap lebih baik itu, pasti memiliki rasa tidak amannya masing-masing—yang saya nggak tahu.

Atau mungkin, bagi orang lain, bentuk cinta ini dilakukan dengan istirahat yang cukup, makan-makanan sehat, dan berolahraga, mungkin? Supaya tubuh bisa bekerja dengan lebih segar dan nggak ngos-ngosan. Ya, setiap orang punya caranya sendiri.

Sekali lagi, membeli sesuatu sebagai bentuk cinta, memang tidak salah. Asalkan bukan untuk sebuah pengakuan dan kebahagiaan sesaat, kemudian terasa kosong setelahnya.

Belum lagi dalam prosesnya, kita merasa menderita untuk mendapatkannya, karena telah berusaha keras dalam bekerja. Lalu, ketika sudah mendapatkannya, kita merasa sedih karena telah menghabiskan banyak uang. Ataupun merasa khawatir jika suatu sat dia menghilang.

Apakah hal semacam ini cukup melegakan hati? Atau kita malah sedang menumpuk masalah dan emosi negatif belaka? Lagi-lagi, hanya diri kita yang betul-betul bisa merasakan prioritasnya.

Mencintai diri sendiri memang tidak mudah. Penerimaan itu memang bukan proses yang instan. Self love adalah sebuah perjalanan kita seumur kita. Diri kita terus berkembang dan terus mengalami perubahan. Jadi, proses ini tidak akan selesai hanya ketika kita berhasil membeli barang hasil diskonan. Canda diskon, haha~

tag: berita



BERITA TERKAIT