Kunjungan ke Bandung, KONI Butuh Kritikan Media Masa
BANDUNG (Jatengreport.com) - KONI Jawa Tengah di bawah pimpinan Plt Ketua Umum Bambang Raharjo Munajat melakukan kunjungan kerja (studi banding) ke KONI Jawa Barat selama empat hari.
Rombongan disertai anggota Komisi E DPRD Jateng Umar Utoyo, Kabid Keolahragaan Disporapar Aria Chandra Destianto, dan Purdianto, kemudian Wakil Ketua Umum III Harry Nuryanto, Sekretaris Umum Ahmad Ris Ediyanto, Wakil Sekrertaris Umum Siswo Abadi, Wakil Bendahara Sri Busono, BAI Adeng Sudarwanto, Kabid Hukum Ali Purnomo, Kabid Litbang Mugiyo Hartono, Kabid Pulahta M Fatchurrahman Bagus, Kabid Media - Humas Darjo Soyat, Kabid MSDD Henry Pelupessy, Kabid Kerja sama Antarlembaga Erikda Ucok Hindratmo, Henri Pelupesi serta pengurus lain Agus Supriyadi, Uen Hartiwan.
Ketua Umum KONI Jawa Barat Ahmad Saefudin dalam sambutannya mengakui peran media massa dalam pembinaan olahraga sangat besar. Namun demikian, dia justru meminta agar dalam pemberitaan tidak hanya mengangkat hal baik tetapi juga kritikan untuk perbaikan jika ada yang dianggap tidak pas.
"Kami tidak harus diberitakan apalagi dipuji karena sudah menjadi konsekuensi pengurus KONI adalah melakukan pembinaan kepada atlet. Kami justru butuh kritikan yang membangun," ungkap Saefudin dalam keterangannya, Rabu (14/12).
Pihaknya juga menandaskan menjelaskan tentang fungsi Media dan Humas dalam KONI, yakni ada tiga.
"Pertama pertanggungjawaban kepada publik, kedua strategi untuk mendapat informasi dan ketiga corong bagi ketua umum. Nah, corong di sini jangan diartikan hanya memberitakan yang baik-baik saja," tandas purnawirawan jenderal TNI berbintang satu itu.
Ia menyebut, KONI Jabar juga secara berkala mengadakan konferensi pers untuk memberitakan aktivitas KONI sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat.
"Jadi media massa merupakan partner dalam pembinaan olahraga," tuturnya.
Sementara. Plt KONI Jateng Bambang Raharjo dalam sambutannya menyatakan, pihaknya perlu "ngangsu kawruh" ke Jawa Barat karena terbukti menjadi juara umum PON 2016 dengan 217 emas dan mempertahankan juara umum PON 2021 Papu dengan 133 medali emas.
"Di samping secara geografis dekat, Jabar terbukti merupakan provinsi dengan pola pembinaan terbaik di Tanah Air. Jadi kami ingin belajar dari Jabar," ujar Bambang.
Lebih lanjut Saefudin menyebut prestasi yang diraihnya tidak datang tiba-tiba, namun melalui proses yang panjang.
"Ya, prestasi atlet harus lewat pembinaan. Saya sangat menentang prestasi dengan cara membeli atlet," katanya.
Disebutkannya, modal utama untuk pencapaian prestasi adalah atlet. Karena itu, pihaknya menempatkan atlet dalam status VVIP. Artinya, atlet potensial harus difasilitasi kebutuhannya agar nyaman dalam berlatih.
"Ya, kita perlakukan mereka seperti anak kita. Bahkan kadang lebih,"katanya.
Salah satu strategi dari pengelolaan atlet yang dilakukannya adalah pendidikan. Para atlet Jabar wajib kuliah dan lulus S1 baik lewat perguruan tinggi negeri mauapun swasta. Kemudian, mereka juga didorong untuk melanjutkan S2 bahkan S3.
"Bonus yang berapa pun besarnya akan habis. Tetapi kalau pendidikan, akan menjadi bekal masa depan bahkan kebanggaan,"jelasnya.
Di samping itu, keberhasilan suatu daerah dalam mencapai prestasi adalah sport intelegence. Dengan data intelegensi itu, pihaknya bisa mengetahui kekuatan calon lawan.
"Kalau kita tidak bisa mengetahui kekuatan lawan, bagaimana kita bisa memprogram latihan dengan baik?'' ungkapnya.
tag: KONI Jawa Tengah , Kritikan Media Masa , studi banding