Melawan Kecanduan Gadget, "Ruang Dolanan" dari Mahasiswa USM Hidupkan Kembali Permainan Tradisional
Jateng
Tim Jateng Report
30 Nov 2025
SEMARANG (Jatengreport.com) - Kelompok mahasiswa Universitas Semarang meluncurkan komunitas Ruang Dolanan. Kegiatan ini fokus pada upaya mengurangi kecanduan gawai pada anak-anak melalui pengenalan permainan tradisional Indonesia. Aktivitas ini dirancang sebagai alternatif yang interaktif dan edukatif bagi anak-anak, Minggu (30/11).
Ruang Dolanan adalah komunitas mahasiswa USM yang mengenalkan permainan tradisional Indonesia kepada anak-anak. Kegiatan ini mendorong anak agar lebih aktif, kreatif, dan memiliki kesadaran sosial yang baik. Komunitas ini hadir sebagai upaya menyeimbangkan aktivitas digital anak.
Anisa selaku panitia acara menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul dari keprihatinan melihat minimnya interaksi sosial anak-anak akibat dominasi layar gawai.
"Kami melihat banyak anak yang lebih akrab dengan layar sentuh daripada teman sebaya mereka. Ruang Dolanan hadir sebagai 'jeda' yang menyenangkan. Kami mengajak mereka berlarian, tertawa, dan belajar strategi melalui permainan seperti Congklak, Lompat Tali, Bola Bekel dan permainan tradisional lainya” ujarnya.
Selain bermain, komunitas ini juga menyelipkan sesi singkat mengenai filosofi di balik setiap permainan tradisional, mengajarkan nilai-nilai kejujuran, sportivitas, dan kerja sama tim.
Inisiatif ini mendapat dukungan dari kampus. RR. B. Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi., M.Si. menilai gerakan ini menunjukkan kepedulian mahasiswa USM terhadap isu sosial dan budaya.
"Kegiatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa USM tidak hanya unggul di bidang akademis, tetapi juga peka terhadap isu sosial dan budaya di lingkungan sekitar. Kami mendukung penuh Ruang Dolanan untuk bisa menjangkau lebih banyak wilayah," tuturnya.
Gita selaku panitia acara juga menambahkan bahwa gerakan ini bisa menjadi ruang pelestarian budaya. Ia mengajak orang tua untuk mendampingi anak ketika mengikuti kegiatan Ruang Dolanan.
“Kami berharap gerakan ini tidak hanya menjadi wadah bermain, tapi juga menjadi penjaga warisan budaya kita. Permainan tradisional adalah media pembelajaran karakter yang tak ternilai harganya,” ujarnya.
Pada bagian akhir kegiatan, mahasiswa dan anak-anak saling bertanya tentang permainan yang dipraktikkan. Interaksi ini ditujukan untuk memperkuat proses belajar agar lebih aktif dan menyenangkan. Kegiatan ini diharapkan membantu anak memahami manfaat permainan tradisional serta menciptakan ruang bermain yang aman dan mendukung perkembangan karakter.***
tag: jateng, universitas semarang