Gus Yasin Dorong Desa Banyusidi Magelang Manfaatkan Limbah Peternakan
MAGELANG (Jatengreport.com) – Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, memiliki potensi menjadi desa mandiri energi. Sebab, banyak peternakan di wilayah itu, yang limbahnya bisa dimanfaatkan untuk biogas.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengatakan, energi bisa dihasilkan dari biogas, dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak.
“Potensi di Desa Banyusidi bisa kita dorong menjadi desa mandiri energi. Selain itu, kotoran ternak ternak juga bisa diolah menjadi pupuk. Biasanya kalau dijadikan energi biogas, maka ampasnya menjadi pupuk, dan secara otomatis dapat dipakai oleh masyarakat,” ujar wagub, Rabu (30/11).
Gus Yasin, sapaannya, menjelaskan kondisi tempat peternakan di Desa Banyusidi, sudah sangat mendukung untuk sumber energi biogas, mengingat jumlah warga yang memelihara kambing tidak sedikit. Setiap peternak, lanjutnya, memiliki 6-100 ekor kambing. Apabila pembuangan kotoran kambing dibuat secara komunal kemudian diolah menjadi biogas, maka warga dapat memanfaatkan untuk keperluan memasak.
Lebih jauh, wagub menyebut, kondisi kandang memiliki luas yang cukup. Jumlah kambing juga sudah memenuhi syarat. Selain itu juga dilengkapi sarana pengembangbiakan, penyembelihan, hingga pabrik pakan ternak.
“Nah ini bisa kita kerja samakan, (peternak) diajak musyawarah bareng-bareng untuk kebersamaan, menjadi sebuah energi komunal untuk bisa disalurkan ke masyarakat,” tandasnya.
Selain mendorong mewujudkan desa energi, wagub juga mengajak pemerintah desa, masyarakat, dan semua pihak, untuk bersama-sama memajukan pendidikan dan kesehatan warga Desa Banyusidi. Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi warga Desa Banyusidi tidak terlalu rendah, namun masuk zona merah kemiskinan. Hal itu terkait dengan kasus stunting dan anak putus sekolah yang cukup tinggi di Desa Banyusidi.
“Artinya pendidikan itu sebuah keniscayaan yang harus didorong dan ditempuh. Terlebih, Desa Banyusidi masuk zona merah kemiskinan, sehingga untuk bisa keluar dari zona merah kemiskinan, di antaranya adalah pendidikan dan bebas stunting,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, wagub didampingi Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jateng Arief Djatmiko, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Jateng, Dadang Somantri, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Widi Hartanto, perangkat Desa Banyusidi, pengurus Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng, serta Forkopimda setempat, meninjau kondisi rumah warga penerima bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) dari Baznas.
Usai meninjau kondisi RTLH dan lokasi peternakan kambing, wagub dan rombongan melakukan penanaman pohon bersama, yang merupakan rangkaian HUT ke-51 Korpri. Gus Yasin juga menyempatkan berbincang dengan ibu-ibu PKK Banyusidi, yang sedang memainkan alat musik tradisional di sanggar karawitan desa.
Kegiatan tinjauan di Desa Banyusidi ditutup dengan penyerahan berbagai bantuan untuk warga Desa Banyusidi. Antara lain bantuan untuk perbaikan RTLH, bibit tanaman, bantuan paket perlengkapan sekolah, bantuan makanan tambahan penanganan stunting, santunan anak yatim berupa paket peralatan sekolah dan uang tunai, bantuan pelatihan pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya.
Sebagai informasi, Desa Banyusidi merupakan desa binaan Disperakim Jateng dalam program Satu OPD Satu Desa Dampingan, sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Jateng
tag: Limbah Peternakan , energi listrik , gus yasin , magelang