Keren ! Dosen UNDIP Ciptakan Teknologi Inovatif Ubah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar

images

Jateng

Bintang

02 Agt 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) — Sampah plastik masih menjadi masalah besar di Indonesia. Dari pencemaran lingkungan hingga peliknya proses daur ulang, tumpukan plastik menjadi tantangan nyata bagi kelestarian bumi. Menjawab keresahan tersebut, tim peneliti Universitas Diponegoro hadir membawa angin segar dengan teknologi inovatif bernama pirolisis katalisis yang mampu mengubah sampah plastik menjadi energi terbarukan.

Teknologi ini digagas oleh Prof. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., dosen Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP, bersama tim dari DIPO Fuel, didukung LPPM UNDIP, serta tiga mahasiswa bimbingannya. Mereka merancang dan mengembangkan alat pirolisis modular yang mengolah limbah plastik tanpa oksigen, dipadukan dengan katalis hasil pengembangan riset lokal. Hasilnya, sampah plastik seperti botol/gelas air minum, sendok makan, bungkus makanan, kantong belanja, hingga styrofoam, bungkus bekas rokok dan lainnya dapat diubah menjadi bahan bakar cair (liquid fuel), gas, dan residu padat (wax) yang bernilai guna.

Lebih dari sekadar alat, inovasi ini menjadi bagian dari komitmen UNDIP dalam menghidupkan semangat “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat” serta sejalan dengan arah kebijakan Dikti Saintek yang Berdampak, yakni mendorong riset kampus agar benar-benar bisa menjawab kebutuhan nyata masyarakat.

Dalam penjelasannya, Prof. Didi menyampaikan bahwa alat ini didesain dengan sistem pemanas hybrid menggunakan oli bekas dan gas elpiji, memungkinkan alat tetap bekerja bahkan saat terjadi pemadaman listrik. “Untuk oli bekas kita memerlukan blower dan listrik. Jika listrik mati, proses tetap bisa berjalan dengan beralih ke gas elpiji. Tapi yang diutamakan tetap oli bekas karena itu bagian dari prinsip keberlanjutan,” ungkapnya.

Pada uji coba di TPST K3L UNDIP, alat ini berhasil mengolah 37,5 kg limbah plastik campuran dalam proses pirolisis selama 8 jam dengan suhu terkontrol di 443°C. Hasilnya, Sebanyak 12,5 liter bahan bakar cair yang bisa digunakan untuk genset dan kompor modifikasi, serta 2 liter wax cair yang bahkan bisa diolah menjadi bahan campuran paving block ramah lingkungan. Gas sisa yang tidak terkondensasi, seperti metana, digunakan ulang untuk mempertahankan suhu reaktor sehingga mewujudkan proses konversi energi yang nyaris tanpa limbah.


Lebih lanjut, ia memaparkan bagaimana proses pirolisis berlangsung. “Feed akan masuk dari atas ke dalam reaktor, lalu dihasilkan tiga produk. Gas yang keluar akan melewati dua kondensor untuk menghasilkan dua jenis liquid. Sisa gasnya akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar pemanas jadi tidak ada yang terbuang,” terang Prof. Didi.

Tak hanya itu, sisa padatan berupa wax juga bisa dimanfaatkan. “Wax ini bisa dicetak menjadi paving block atau bentuk lain sesuai cetakan. Dengan kata lain, semua hasil dari alat ini bisa digunakan gas, liquid, maupun residunya,” tambahnya. Menariknya lagi, alat ini didesain untuk bekerja secara kontinu, dengan kapasitas hingga 700 kg limbah per hari.

Dari segi efisiensi, inovasi ini tergolong luar biasa. “Rendemen liquid fuel yang dihasilkan dari alat pirolisis katalisis ini bisa mencapai 60%. Ini bisa menjadi sumber energi alternatif yang potensial,” ucap Prof. Didi.

Dengan pendekatan teknologi yang aplikatif, ekonomis, efisien dan ramah lingkungan, inovasi ini bukan sekadar solusi atas persoalan sampah plastik yang sulit terurai secara alami tetapi juga diharapkan menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan solusi atas permasalahan nyata di masyarakat. Dari kampus, dari anak muda, dari siapa pun yang percaya bahwa sampah bukan akhir tetapi awal dari energi baru.

Melalui langkah konkret ini, UNDIP tidak hanya menunjukkan kontribusinya dalam pengelolaan limbah dan ketahanan energi, tetapi juga mempertegas peran perguruan tinggi dalam menghadirkan solusi berdampak bagi isu global seperti krisis lingkungan dan ketahanan energi. Kampus tidak lagi sekadar tempat belajar, tapi juga tempat lahirnya perubahan.

tag: berita



BERITA TERKAIT