Dari Cosplay hingga Kuliner, Nihon Matsuri UNNES 2025 Jadi Ruang Ekspresi Budaya Jepang untuk Semua Kalangan

images

Jateng

Tim Jateng Report

17 Jun 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) — Rintik hujan tidak menghalangi semaraknya puncak acara Festival Budaya Jepang Nihon Matsuri 2025 yang digelar di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Sabtu (31/5). Mengusung tema Hatsushigure, festival ini menjadi magnet ribuan pengunjung dari berbagai kalangan yang antusias menikmati suguhan budaya Jepang di tengah suasana syahdu.

“Hatsushigure itu hujan peralihan di musim gugur, pas banget dengan kondisi Indonesia yang sedang sering hujan. Jadi suasana syahdu dan melankolisnya dapat,” ujar Yanuar Lutfi Rohman, S.Pd., M.Pd., dosen pembina acara.

Tema Hatsushigure, yang berarti hujan pertama saat peralihan musim gugur ke musim dingin di Jepang, dipilih sebagai simbol harapan baru di tengah tantangan. Festival ini menghadirkan pertunjukan seni, kompetisi akademik, cosplay, penampilan band, serta sajian kuliner Jepang yang menggugah selera.

Ketua pelaksana acara, Yusuf Faturrohman Yulianto, menegaskan bahwa konsep tahun ini sengaja dibuat inklusif. “Kami ingin acara ini menjadi ruang bertemu dan berekspresi siapa pun yang tertarik dengan budaya Jepang, baik untuk hiburan maupun edukasi,” ujarnya.

Meski sempat diguyur hujan, gelombang pengunjung tetap memadati area festival. Beberapa komunitas cosplay seperti Kaiju turut hadir dan diberi ruang interaksi khusus, menambah kemeriahan dan kedekatan dengan pengunjung. Fasilitas photobooth gratis dan spot estetik juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama di kalangan generasi muda.

Tahun ini, festival kembali digelar di area terbuka (outdoor) setelah sebelumnya dilakukan di dalam ruangan. Perubahan ini memberikan suasana yang lebih hidup dan autentik, seperti layaknya festival musim gugur di Jepang. “Tahun lalu indoor, kesan Matsurinya kurang dapet. Tahun ini kembali outdoor supaya lebih mirip festival di Jepang,” kata Sensei Yanuar.

Salah satu inovasi tahun ini adalah kehadiran “Pojok Memori”, area khusus yang memamerkan kostum maskot Nihon Matsuri dari tahun ke tahun, memberikan sentuhan nostalgia bagi pengunjung lama dan wawasan sejarah bagi pengunjung baru.

Namun demikian, pelaksanaan acara tidak lepas dari tantangan. Cuaca hujan dan pengaturan area kampus yang ramai memerlukan kesiapsiagaan ekstra dari panitia. Penyesuaian jadwal, perlindungan alat elektronik, serta pengelolaan kenyamanan bintang tamu seperti Kameaam dan band pengisi acara menjadi tantangan tersendiri.

“Pesannya, jangan kapok datang ke Nihon Matsuri di UNNES. Silakan datang lagi tahun depan dengan konsep baru yang pasti lebih menarik!” ujar Yanuar menutup sesi wawancara.

Panitia berharap festival ini menjadi jembatan budaya yang terus mempererat hubungan masyarakat dan memperkaya pemahaman lintas budaya, khususnya di kalangan generasi muda. Dengan semangat Hatsushigure, festival ini berhasil menunjukkan bahwa setiap awal yang penuh tantangan bisa berbuah indah dan penuh harapan.

tag: berita



BERITA TERKAIT