Mendag Budi Pastikan Impor dari AS Aman bagi Swasembada Pangan
JAKARTA (Jatengreport.com) - Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa rencana penambahan impor pangan dari Amerika Serikat merupakan bagian dari strategi diplomasi dagang dan tidak akan mengganggu upaya mencapai swasembada pangan nasional. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso di Jakarta, Minggu (20/4/2025).
“Enggak, enggak ganggu swasembada. Sama sekali enggak ada (pengaruhnya). Komoditasnya juga berbeda,” tegas Budi usai menghadiri acara Talkshow Aksi Konsumen Cerdas Indonesia di Sarinah, Jakarta Pusat.
Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran publik atas potensi ketergantungan pada produk pangan impor, menyusul rencana kerja sama lanjutan antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang perdagangan. Budi menjelaskan bahwa komoditas yang akan diimpor dari Negeri Paman Sam tidak tumpang tindih dengan produk pertanian lokal yang tengah dikembangkan dalam program swasembada.
Meski belum merinci komoditas apa saja yang akan masuk dalam daftar impor, Budi menegaskan bahwa kementeriannya telah menyiapkan strategi negosiasi yang matang, menyusul pertemuan awal antara delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan pihak AS.
“Strategi sudah kami siapkan, tapi belum bisa diumumkan. Nanti setelah tim negosiasi bertemu dengan AS, baru dibahas lebih lanjut,” ujarnya.
Langkah penambahan impor ini menjadi bagian dari respons atas kebijakan tarif balasan sebesar 32 persen yang sebelumnya diberlakukan AS terhadap Indonesia. Kendati tarif tersebut saat ini ditangguhkan selama 90 hari sejak 9 April 2025, pemerintah memanfaatkan masa tenggang ini untuk memperkuat posisi dalam negosiasi.
“Pertemuan awal sudah dilakukan, dan negosiasi akan terus berjalan. Targetnya dua bulan harus selesai,” tambah Budi.
Menko Airlangga sebelumnya menyebut, impor tambahan dari AS meliputi komoditas seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai—bahan pangan yang selama ini juga didatangkan dari negara lain seperti Australia dan Ukraina.
“Kita hanya melakukan pengalihan sumber impor, bukan menambah total volume secara drastis,” jelas Airlangga dalam konferensi pers daring dari Amerika pada Jumat (18/4/2025).
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka pendek dalam meredakan ketegangan dagang, sekaligus menjaga stabilitas pasokan bahan baku pangan nasional tanpa mengorbankan program swasembada.
tag: berita