Pemkot Semarang Gencar Atasi Kawasan Kumuh, Target Nol Persen di 2024

images

FOTO : Dok. Humas Pemkot Semarang

Jateng

Bintang

09 Jan 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus menunjukkan komitmennya dalam menghapus kawasan kumuh. Setelah sukses mengurangi kawasan kumuh hingga 192 hektare pada 2023 angka tertinggi dalam sejarah Pemkot kini menargetkan penyelesaian sisa 44 hektare pada tahun 2024.  

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang akrab disapa Mbak Ita, menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, nyaman, serta adaptif terhadap bencana dan perubahan iklim.  

"Kami berkomitmen untuk menuntaskan kawasan kumuh hingga 0 persen. Saat ini tersisa 44 hektare dari total 431 hektare yang pernah ada," ujar Mbak Ita saat mempresentasikan capaian tersebut dalam penilaian nominasi Lomba Hari Habitat Provinsi Jawa Tengah 2025 di Hotel Khas, Kamis (9/1).  

Sebagai kota pesisir dengan pertumbuhan yang dinamis, Pemkot Semarang terus menghadirkan inovasi dalam menangani kawasan kumuh. Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan antara lain:  

- Normalisasi Sungai: Setelah sukses menormalisasi Sungai Bringin, Pemkot kini melanjutkan upaya di Sungai Plumbon yang telah selesai tahap pembebasan lahan.  
- Revitalisasi Infrastruktur: Program perbaikan jalan, irigasi, serta rehabilitasi kawasan mangrove untuk mengatasi abrasi dan meningkatkan ketahanan ekosistem pesisir.  
- Penanganan Sampah: Optimalisasi pengelolaan sampah dan peran serta Bank Sampah Mawar Merah sebagai solusi pengurangan limbah rumah tangga.  
- Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH): Meningkatkan kualitas hunian bagi masyarakat kurang mampu.  

Selain itu, Pemkot juga mengedepankan langkah-langkah adaptasi iklim, seperti pemanenan air hujan, biopori, serta sistem pertanian inovatif seperti hidroponik dan aquaponik dengan memanfaatkan air limbah AC dan lele. Salah satu inovasi unggulan adalah penanaman padi biosalin yang memungkinkan lahan payau tetap produktif.  

Pemkot Semarang juga telah mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyelenggaraan Kawasan Perumahan dan Permukiman sebagai strategi mitigasi bencana dan pencegahan munculnya kawasan kumuh baru.  

"Keberhasilan di wilayah Tugu adalah hasil kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga mitra lainnya. Kami optimis target nol persen kawasan kumuh bisa tercapai dengan sinergi yang kuat, bahkan di bawah kepemimpinan yang baru nantinya," ungkap Mbak Ita.  

Kolaborasi menjadi kunci utama dalam upaya ini. Pemkot menggandeng berbagai pihak, termasuk komunitas, akademisi, kementerian, lembaga, pengusaha, dan perbankan. Sosok seperti Sururi, yang aktif merehabilitasi mangrove hingga meraih penghargaan Kalpataru, menjadi contoh nyata peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.  

Ke depan, kawasan Kauman akan menjadi fokus revitalisasi berikutnya. Pemkot berharap sinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat dapat mempercepat transformasi kawasan ini menjadi destinasi wisata yang indah, representatif, dan berkelanjutan.  

"Bukan hanya menghilangkan kekumuhan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat," tambah Mbak Ita.  

Dengan langkah-langkah konkret yang terus berjalan, Pemkot Semarang optimis target kawasan kumuh nol persen bisa tercapai, sejalan dengan visi pembangunan kota yang berkelanjutan dan inklusif.

tag: berita



BERITA TERKAIT