Tingkatkan Kesejahteraan Petani dan Nelayan, Ferry Wawan Cahyono Dorong Petani dan Nelayan Desa Manfaatkan Pemasaran Digital untuk Meningkatkan Pendapatan
SEMARANG (Jatengreport.com) – Meski teknologi semakin berkembang pesat, masih banyak petani dan nelayan di desa-desa Jawa Tengah yang jarang memanfaatkan pemasaran digital untuk memasarkan produk mereka.
Fenomena ini disoroti oleh Ketua Fraksi Golkar DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, yang menyatakan bahwa pemasaran digital bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di era modern ini.
Menurut Ferry, banyak petani dan nelayan yang masih mengandalkan cara-cara tradisional untuk menjual hasil bumi dan laut mereka, seperti pasar lokal atau perantara yang kadang mengurangi margin keuntungan mereka.
Padahal, dengan pemanfaatan teknologi, produk pertanian dan perikanan bisa dipasarkan langsung kepada konsumen tanpa perantara.
Hal ini tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing produk lokal di tingkat nasional hingga internasional.
Ferry Wawan Cahyono menegaskan bahwa di era digital, pemasaran produk pertanian dan perikanan melalui platform online memiliki banyak keuntungan.
"Jika petani dan nelayan mau memanfaatkan pemasaran digital, mereka bisa mengakses pasar yang lebih luas, bahkan global. Platform seperti e-commerce, media sosial, hingga aplikasi khusus pertanian dan perikanan bisa menjadi saluran pemasaran yang efektif," ujar Ferry dalam sebuah pernyataan di Semarang.
Ferry menambahkan, digitalisasi tidak hanya menguntungkan petani dan nelayan, tetapi juga akan mempercepat proses distribusi barang dan mengurangi potensi kerugian akibat produk yang tidak terjual atau busuk.
Dengan memanfaatkan teknologi, hasil pertanian atau perikanan yang dijual langsung kepada konsumen bisa lebih cepat sampai ke tangan pembeli, menjaga kualitas produk, dan meningkatkan pendapatan petani dan nelayan.
Meskipun keuntungan pemasaran digital sangat jelas, Ferry juga mengingatkan bahwa untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan internet yang stabil di daerah-daerah pedesaan.
Selain itu, para petani dan nelayan juga perlu mendapatkan pelatihan mengenai cara memanfaatkan platform digital dan bagaimana cara memasarkan produk mereka secara efektif.
"Kami di DPRD Jawa Tengah akan terus mendorong pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur digital di desa-desa dan memberikan pelatihan kepada petani dan nelayan tentang cara menggunakan teknologi untuk pemasaran," ungkap Ferry.
Selain itu, Ferry juga mengungkapkan bahwa pihaknya berencana menggandeng berbagai pihak, termasuk asosiasi petani dan nelayan, serta perusahaan teknologi, untuk mengadakan pelatihan dan workshop mengenai pemasaran digital.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para petani dan nelayan tidak hanya tahu cara menggunakan alat pemasaran digital, tetapi juga memahami strategi yang tepat untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Ferry optimis bahwa adopsi pemasaran digital dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian desa.
Dengan meningkatnya pendapatan petani dan nelayan, diharapkan akan terjadi perbaikan kualitas hidup masyarakat desa, serta terciptanya lapangan pekerjaan baru.
"Pemasaran digital bukan hanya untuk meningkatkan keuntungan petani dan nelayan, tetapi juga sebagai langkah maju untuk memodernisasi sektor pertanian dan perikanan, yang pada gilirannya dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat desa," pungkas Ferry.
Ferry juga menekankan bahwa dengan berkembangnya pemasaran digital, produk-produk lokal Jawa Tengah dapat lebih mudah dikenal oleh pasar internasional.
Hal ini berpotensi membuka peluang ekspor yang sebelumnya sulit dicapai oleh petani dan nelayan, yang mungkin terhambat oleh keterbatasan jaringan distribusi dan akses pasar.
Langkah Ferry Wawan Cahyono untuk mendorong digitalisasi pemasaran produk pertanian dan perikanan di Jawa Tengah diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya.
Pemerintah provinsi dan kabupaten juga perlu merespons cepat dengan menyediakan dukungan yang dibutuhkan, baik dari sisi infrastruktur maupun edukasi kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pertanian dan perikanan.
Bagi petani dan nelayan, perubahan ini bisa menjadi kunci untuk membuka peluang baru dalam dunia pemasaran.
Dengan sentuhan teknologi, mereka bisa lebih mengontrol bagaimana produk mereka dijual, dipasarkan, dan dinikmati oleh konsumen di seluruh dunia.
Di masa depan, bukan tidak mungkin jika pasar digital menjadi pilihan utama bagi petani dan nelayan dalam memasarkan produk mereka, dan memberikan manfaat yang jauh lebih besar dari apa yang bisa mereka bayangkan. (Adv)
tag: berita