Perubahan Iklim dan Dampaknya pada Masyarakat Pedesaan, Ferry Wawan Cahyono Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Hadapi Kekhawatiran Masyarakat

images

Jateng

Tim Jateng Report

14 Sep 2024


SEMARANG (Jatengreport.com)  - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, mengeluarkan pernyataan yang menyoroti dampak signifikan perubahan iklim terhadap mata pencarian masyarakat pedesaan di provinsi tersebut.

Ia menyatakan bahwa perubahan iklim telah membawa tantangan besar bagi keberlanjutan ekonomi masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam, seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.

Ferry mengungkapkan bahwa masyarakat pedesaan di Jawa Tengah sangat bergantung pada pola cuaca yang stabil untuk menjamin produktivitas pertanian dan perikanan.

"Perubahan iklim telah mengakibatkan kondisi cuaca yang tidak menentu, termasuk perubahan pola hujan, peningkatan suhu, dan bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Hal ini mengancam produksi pangan, yang pada akhirnya berdampak pada ketahanan pangan dan mata pencarian mereka," kata Ferry yang juga Ketua Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jateng, di Semarang, baru-baru ini.

Menurut Ferry, petani di daerah pedesaan kini menghadapi tantangan serius, seperti gagal panen akibat kekeringan berkepanjangan atau curah hujan yang tak menentu.

Begitu juga dengan nelayan yang mengalami penurunan hasil tangkapan akibat perubahan suhu laut dan kerusakan ekosistem pesisir. Peternak juga tidak luput dari dampak ini, karena perubahan suhu dapat mempengaruhi kesehatan ternak dan kualitas hasil produksi.

 

"Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Kita harus bersatu untuk mencari solusi yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan ini," tegas Ferry.

Ia juga menekankan perlunya pengembangan kebijakan dan program yang mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim, terutama bagi masyarakat yang paling rentan.

Lebih lanjut, Ferry mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat mengenai dampak perubahan iklim dan pentingnya adaptasi.

"Edukasi dan pelatihan kepada petani, nelayan, dan peternak sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas mereka dalam menghadapi perubahan iklim. Pemerintah harus menyediakan akses informasi dan teknologi yang dapat membantu masyarakat beradaptasi," katanya.

Selain itu, Ferry mengusulkan agar ada dukungan finansial dan teknis yang lebih kuat dari pemerintah untuk membantu masyarakat pedesaan.

Ini termasuk penyediaan bantuan untuk peningkatan infrastruktur irigasi, pengembangan teknologi pertanian yang tahan iklim, serta diversifikasi mata pencarian agar masyarakat tidak terlalu bergantung pada satu sektor.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak swasta dalam mengatasi masalah ini.

"Tantangan perubahan iklim ini tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Kita perlu kolaborasi lintas sektor dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan," tambahnya.

Ferry berharap, dengan adanya perhatian lebih terhadap isu perubahan iklim ini, masyarakat pedesaan di Jawa Tengah dapat lebih tangguh dalam menghadapi tantangan di masa depan.

" Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan bahwa generasi mendatang masih memiliki akses terhadap sumber daya alam yang melimpah dan dapat menjalani kehidupan yang sejahtera," tutupnya.

Pernyataan Ferry Wawan Cahyono ini menjadi pengingat akan pentingnya peran semua pihak dalam menangani dampak perubahan iklim, terutama bagi mereka yang paling rentan.

Hanya dengan upaya bersama, solusi berkelanjutan dapat dicapai untuk melindungi mata pencarian dan kehidupan masyarakat pedesaan di Jawa Tengah. (Adv)

tag: berita



BERITA TERKAIT