Teknologi Bertemu Tradisi, Ferry Wawan Cahyono Dorong Kesenian Jawa Harus Hadir di Dunia Digital

images

Jateng

Bintang

06 Sep 2024


SEMARANG (Jatengreport.com) - Anggota DPRD Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono, kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian budaya lokal dengan mendorong kesenian Jawa agar tetap eksis di era digital.

Ferry menyampaikan keprihatinannya terhadap semakin terpinggirkannya seni tradisional di tengah gempuran budaya modern dan maraknya konten digital.

Ferry menyebut bahwa budaya Jawa, termasuk seni pertunjukan seperti wayang kulit, gamelan, ketoprak, tari-tarian, dan seni tembang, adalah warisan luhur yang sarat akan nilai-nilai filosofis, edukatif, dan moral.

"Kesenian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga cerminan identitas, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Jawa yang harus terus diwariskan kepada generasi mendatang," ujar Ferry, di Semarang, baru-baru ini.

Ia menekankan pentingnya menggunakan teknologi digital sebagai alat untuk mengangkat dan memperkenalkan kekayaan budaya Jawa kepada generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital.

Ferry menyampaikan bahwa di dalam setiap pertunjukan kesenian Jawa, tersimpan pesan moral yang kuat dan pelajaran hidup yang tidak hanya mendidik tetapi juga memberikan pandangan tentang cara hidup yang selaras dengan alam, sesama, dan Tuhan.

Oleh karena itu, di era digital ini, ia mengajak semua pihak untuk berinovasi agar seni tradisional tetap relevan dan diminati, terutama oleh kaum muda.

 

Dalam kesempatan itu, Ferry juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku seni, akademisi, dan industri digital untuk menciptakan ruang baru bagi kesenian Jawa.

Ia mendorong digitalisasi dalam bentuk platform daring seperti kanal YouTube, podcast budaya, dan aplikasi edukasi yang dapat menjadi wadah bagi kesenian tradisional agar lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, khususnya generasi milenial dan generasi Z.

Dengan memanfaatkan media digital, kesenian tradisional dapat diperkenalkan kepada anak-anak muda dengan cara yang lebih menarik dan interaktif," ungkap Ferry.

Pertunjukan wayang kulit, misalnya, dapat dikemas dalam format digital yang memungkinkan penonton tidak hanya menikmati pertunjukan, tetapi juga mempelajari sejarah, tokoh, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Inisiatif ini diharapkan mampu menjaga relevansi kesenian Jawa sekaligus memperluas apresiasi terhadap budaya lokal.

Lebih jauh, Ferry mendorong para seniman untuk tidak takut bereksperimen dengan teknologi, seperti menggabungkan seni tradisional dengan elemen modern seperti animasi, augmented reality (AR), dan virtual reality (VR).

Ia mencontohkan pertunjukan wayang kulit yang bisa diperkaya dengan proyeksi digital atau kolaborasi dengan musik modern tanpa menghilangkan keaslian dan ciri khas aslinya.

Ferry juga mengajak pemerintah untuk memberikan dukungan lebih melalui regulasi dan pendanaan yang memadai bagi pelaku seni tradisional.

"Program kebudayaan perlu diperkuat dengan memasukkan unsur digitalisasi dalam setiap kegiatan, seperti festival seni, pameran budaya, hingga kurikulum pendidikan yang berfokus pada kesenian lokal," tandas Ferry.

Ia berharap, anggaran untuk pelestarian budaya bisa difokuskan pada pengembangan infrastruktur digital, pelatihan bagi pelaku seni, dan pemasaran kesenian tradisional agar bisa lebih dikenal luas.

Selain itu, Ferry menggarisbawahi perlunya insentif bagi pihak-pihak yang berperan aktif dalam melestarikan budaya, termasuk beasiswa bagi generasi muda yang ingin mendalami seni tradisional.

Ia mengusulkan agar pemerintah menyediakan sarana teknologi yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan mendigitalisasi karya-karya seni, sehingga dapat diakses dan dinikmati kapan saja oleh masyarakat luas.

Ferry Wawan Cahyono juga menyampaikan harapannya kepada generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai budaya sendiri. Ia mengingatkan bahwa di balik kesenian Jawa terdapat cerita, filosofi, dan pelajaran hidup yang berharga.

" Dengan mempelajari dan menghargai seni tradisional, generasi muda tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga memperkaya wawasan dan karakter mereka sebagai bangsa," terangnya.

Ferry percaya bahwa dengan langkah bersama, kesenian Jawa tidak hanya akan menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga masa depan yang lebih cerah. Melalui pemanfaatan teknologi, seni tradisional bisa menjadi lebih dikenal, dinikmati, dan dihargai, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Komitmen Ferry Wawan Cahyono untuk mengangkat kesenian Jawa di era digital ini diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak untuk terus melestarikan dan memajukan seni tradisional sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa yang tak ternilai. (Adv)

tag: berita



BERITA TERKAIT