Pemkab Purbalingga Terus Berinovasi, Waket DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono Puji Pelayanan Kesehatan Berkelanjutan melalui Program ILP
SEMARANG (Jatengreport.com) – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, menyampaikan apresiasi atas upaya Pemerintah Kabupaten Purbalingga dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Salah satu langkah yang mendapat perhatian adalah penerapan Program Integrasi Layanan Primer (ILP) di Puskesmas Padamara, yang menjadi bagian dari transformasi sistem pelayanan kesehatan di Purbalingga.
Program ILP dirancang untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, mulai dari Puskesmas hingga Posyandu, sesuai dengan kebutuhan dan siklus hidup masyarakat.
Program ini bertujuan memastikan bahwa setiap warga, dari balita hingga lansia, mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang holistik dan terpadu.
" ILP diharapkan dapat menjawab tantangan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dengan mengintegrasikan berbagai layanan, sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang," ungkap Ferry, di Semarang, baru-baru ini.
Ferry menekankan pentingnya transformasi layanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ia menyatakan bahwa langkah inovatif Pemkab Purbalingga melalui Program ILP di Puskesmas Padamara menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Menurut Ferry, keberhasilan program ini terletak pada kolaborasi yang erat antara tenaga kesehatan, masyarakat, dan pemerintah setempat.
" Hal ini memungkinkan pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah diakses, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," tutur Ferry.
Ferry menambahkan bahwa implementasi ILP sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam mempercepat transformasi sistem kesehatan nasional.
" Program ini mendorong pendekatan pelayanan kesehatan berbasis komunitas, di mana peran serta masyarakat menjadi kunci dalam suksesnya program," tandas Ferry.
Puskesmas Padamara, sebagai pelopor ILP, telah membuktikan bahwa pelayanan kesehatan yang adaptif dan integratif bisa diimplementasikan dengan baik di tingkat lokal, menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat.
Kepala Puskesmas Padamara, Anita Valiane Utami, menjelaskan bahwa pelaksanaan ILP di Puskesmas Padamara salah satunya dengan mengubah struktur layanan dari yang sebelumnya berbasis poli menjadi klaster.
“Klaster 1 menangani manajemen, klaster 2 untuk ibu dan anak, klaster 3 untuk dewasa, serta klaster 4 untuk penanggulangan penyakit dan lintas klaster seperti rawat inap dan IGD,” jelas Anita.
Sebagai bagian dari ILP, posyandu yang sebelumnya terpisah menjadi beberapa jenis, seperti posyandu balita dan lansia, kini diintegrasikan menjadi satu.
“Dengan integrasi ini, masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan, tanpa harus menunggu jadwal khusus untuk setiap jenis posyandu. Nanti di posyandu sudah bisa dilayani untuk semuanya” tambahnya.
Selain itu, angka prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Padamara juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berdasarkan data EPPBGM, angka stunting di Kecamatan Padamara pada semester pertama 2024 turun menjadi 10,7%, dibandingkan dengan 17% pada tahun 2023.
“Ini adalah hasil kerja keras semua pihak, termasuk koordinasi dengan kepala desa di 13 desa dan satu kelurahan terkait dana desa untuk pengurangan stunting. Tim gizi kami juga memberikan konsultasi kepada posyandu terkait menu PMT yang bergizi. Kami berusaha memastikan bahwa setiap anak yang memiliki masalah gizi mendapatkan perawatan yang tepat, termasuk pemberian tambahan nutrisi seperti susu jika ada rujukan rumah sakit anak gizi buruk atau gizi kurang,” tutupnya.
Disisi lain, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi), yang hadir dalam kegiatan tersebut, memberikan apresiasi tinggi kepada kader-kader kesehatan yang telah berperan aktif dalam mendukung program-program pemerintah.
“Berkat kerja keras para kader kesehatan, Kabupaten Purbalingga telah menerima berbagai penghargaan di bidang kesehatan, termasuk dalam penurunan angka stunting. Angka terakhir stunting di Puskesmas Padamara mencapai 10%, artinya turun sampai 7% ini adalah bukti nyata dan sebuah pencapaian yang luar biasa,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi Bupati Tiwi menyampaikan rencana untuk meningkatkan insentif bagi kader kesehatan, termasuk kader PKK dan TPK (Tim Pendamping Keluarga).
“Mudah-mudahan Pemerintah Daerah berkolaborasi dengan Pemerintah Desa, kedepan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada ibu kader semuanya,” tegasnya.
Kegiatan GERMAS juga diisi dengan penandatanganan komitmen bersama lintas sektor dan Forum Kesehatan Desa (FKD), yang menunjukkan komitmen bersama untuk menyukseskan ILP dan mewujudkan Purbalingga yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Transformasi layanan kesehatan di Purbalingga adalah contoh nyata bahwa inovasi dalam pelayanan publik dapat memberikan dampak positif yang luas. Ferry berharap langkah ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Program ILP bukan hanya tentang peningkatan layanan, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi seluruh warga Purbalingga. (Adv)
tag: berita