Khawatir Angka Putus Sekolah Tinggi, Waket DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono Tegaskan Pentingnya Lingkungan Positif dan Perbaikan Akses Pendidikan
SEMARANG (Jatengreport.com) - Angka putus sekolah di Jawa Tengah menjadi perhatian serius, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena yang masih mengkhawatirkan ini.
Ia menekankan bahwa ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab tingginya angka putus sekolah, yakni masalah ekonomi, keterbatasan aksesibilitas pendidikan, dan lingkungan sosial yang kurang mendukung.
Menurut Ferry, kondisi ekonomi yang sulit masih menjadi alasan utama banyak anak-anak di Jawa Tengah terpaksa menghentikan pendidikan mereka.
"Banyak keluarga di pedesaan maupun perkotaan yang berada dalam situasi di mana mereka harus memilih antara memenuhi kebutuhan dasar atau membiayai pendidikan anak-anak mereka. Meski ada program bantuan, biaya pendidikan tetap menjadi beban berat bagi sebagian besar keluarga," ujar Ferry, di Semarang, baru-baru ini.
Ia juga menambahkan bahwa dampak dari krisis ekonomi dalam beberapa tahun terakhir telah memperburuk situasi, membuat banyak keluarga harus mengorbankan pendidikan demi kebutuhan sehari-hari.
Selain faktor ekonomi, Ferry juga menyoroti masalah aksesibilitas pendidikan yang belum merata di seluruh Jawa Tengah. Menurutnya, masih terdapat ketimpangan yang signifikan dalam akses pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil.
"Banyak anak yang harus menempuh jarak jauh untuk bisa sampai ke sekolah terdekat. Hal ini tidak hanya melelahkan, tetapi juga mengurangi motivasi mereka untuk terus belajar," katanya.
Ferry menegaskan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah nyata untuk memastikan bahwa setiap anak di Jawa Tengah memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, termasuk dengan memperbaiki infrastruktur pendidikan dan menyediakan transportasi yang memadai.
Ferry juga menggarisbawahi peran lingkungan sosial yang tidak mendukung sebagai salah satu penyebab meningkatnya angka putus sekolah.
Ia menjelaskan bahwa lingkungan yang tidak kondusif, termasuk pengaruh negatif dari pergaulan bebas, kekerasan, dan kurangnya dukungan keluarga, sering kali membuat anak-anak kehilangan semangat untuk melanjutkan pendidikan.
"Banyak anak yang merasa tidak memiliki harapan atau tidak melihat manfaat jangka panjang dari pendidikan, terutama jika lingkungan di sekitar mereka tidak memberikan dukungan yang cukup," ujar Ferry.
Dalam menghadapi tantangan ini, Ferry menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kebijakan yang mampu mengatasi akar masalah putus sekolah.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan memastikan setiap anak di Jawa Tengah memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan.
Ferry berharap bahwa dengan perhatian yang lebih besar dan langkah-langkah konkret dari berbagai pihak, angka putus sekolah di Jawa Tengah dapat ditekan secara signifikan, sehingga setiap anak dapat menikmati haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.
"Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang masa depan generasi kita," pungkasnya dengan tegas. (Adv)
tag: berita