Pentingnya Kolaborasi Pemerintah dan Swasta, Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono Soroti Ketimpangan Pendidikan dan Dunia Kerja
SEMARANG (Jatengreport.com) - Transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja semakin menjadi tantangan besar bagi generasi muda di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono baru-baru ini di Semarang.
Menurutnya, fase transisi ini kini semakin pelik dan diwarnai oleh berbagai kendala yang diakibatkan oleh faktor sosio-ekonomi yang semakin kompleks.
Dalam pemaparannya, Ferry menekankan bahwa tantangan ini tidak hanya terjadi pada skala lokal, tetapi juga nasional.
Ia mencatat bahwa meskipun angka partisipasi pendidikan terus meningkat, hal ini tidak selalu diiringi dengan peningkatan peluang kerja yang sepadan.
“Kita menghadapi situasi di mana semakin banyak lulusan pendidikan formal, namun sayangnya, pasar kerja belum mampu menyerap mereka secara optimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dengan kebutuhan dunia industri,” jelas Ferry.
Ferry menjelaskan bahwa ketimpangan ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya sinergi antara institusi pendidikan dan industri.
Kurikulum pendidikan yang ada saat ini, menurutnya, belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang pesat.
“Dunia industri bergerak cepat, dengan berbagai inovasi teknologi dan perubahan pola kerja yang terjadi dalam hitungan tahun, bahkan bulan. Namun, di sisi lain, kurikulum pendidikan kita seringkali lambat beradaptasi dengan perubahan ini, sehingga lulusan yang dihasilkan kurang siap menghadapi tuntutan kerja yang sebenarnya,” tambahnya.
Selain itu, Ferry juga menyoroti dampak dari faktor sosio-ekonomi yang semakin membebani para lulusan.
Ia mencatat bahwa banyak lulusan yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka karena minimnya akses terhadap informasi, jaringan, dan pelatihan tambahan.
“Faktor sosio-ekonomi menjadi penghalang utama bagi para lulusan untuk masuk ke dunia kerja. Banyak di antara mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu, sehingga tidak memiliki modal yang cukup untuk melanjutkan pendidikan atau mengikuti pelatihan tambahan yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar kerja,” paparnya.
Lebih lanjut, Ferry menyampaikan bahwa masalah ini juga diperparah oleh ketidakmerataan kesempatan kerja di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Ia menyoroti adanya konsentrasi lapangan pekerjaan di kota-kota besar seperti Semarang, sementara daerah-daerah lain masih minim akses terhadap pekerjaan yang layak.
“Ada kesenjangan yang sangat jelas antara kota dan desa. Para lulusan dari daerah terpencil harus bersaing dengan lulusan dari kota yang lebih dekat dengan pusat-pusat industri dan memiliki lebih banyak akses terhadap peluang kerja,” jelasnya.
Sebagai solusi, Ferry menyerukan perlunya adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang mendukung bagi para lulusan.
Ia mengusulkan agar program-program magang dan pelatihan vokasi ditingkatkan dan dipermudah aksesnya, khususnya bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah.
Selain itu, ia juga mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih aktif dalam merekrut dan melatih lulusan baru, dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang melibatkan diri dalam program ini.
“Kita perlu berinovasi dalam kebijakan pendidikan dan ketenagakerjaan. Pemerintah daerah harus proaktif dalam menciptakan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak, kita akan terus melihat meningkatnya angka pengangguran di kalangan lulusan baru, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada masalah sosial yang lebih besar seperti kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi,” tegasnya.
Ia berharap agar seluruh pihak yang terlibat dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa generasi muda Jawa Tengah tidak hanya mendapatkan pendidikan yang baik, tetapi juga peluang yang nyata untuk membangun karier yang sukses.
“Masa depan Jawa Tengah ada di tangan generasi muda kita. Kita harus memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan dan berkontribusi bagi pembangunan daerah dan negara ini,” pungkasnya. (Adv)
tag: berita