Antispasi Antrax, Waket DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono : Apresiasi Langkah Pemprov Jateng Perketat Lalu Lintas Ternak di Perbatasan

images

Jateng

Tim Jateng Report

06 Jul 2023


SEMARANG (jatengreport.com) – Wakil Ketua DPRD Jateng Fery Wawan Cahyono mengapresiasi langkah Pemprov Jateng yang telah melakukan pengetatan lalu lintas ternak di perbatasan DIY-Jateng. Langkah tersebut dilakukan menyusul terjadinya kasus antrax di Gunung Kidul.

“ Pengetatan pengawasan perdagangan harus ternak terus dilakukan, agar antraks tidak menyebar. Pengetatan pengawasan lalu lintas hewan ternak untuk meminimalisasi persebaran kasus antrax,” kata dia Kamis (6/7).

Pihaknya meminta, untuk memperketat proses distribusi dan penyaluran hewan ternak dari satu daerah ke daerah lain, termasuk juga distribusi hewan ternak dari luar Jateng  yang masuk ke wilayah Jateng.

Menurutnya hal ini dilakukan untuk memproteksi atau mencegah adanya penyebaran penyakit antraks pada hewan ternak yang ada di Sinjai. Selain itu juga sebagai langkah antisipasi peredaran daging hewan ternak yang terjangkit penyakit antraks.

Seperti diketahui, sebanyak 86 warga di Kabupaten Gunungkidul, DIY dinyatakan positif terpapar antrax setelah mengonsumsi daging sapi yang mati karena sakit.  Penyebaran penyakit terungkap, ketika adanya laporan dari sebuah RS pada 4 Juni, mengenai seorang warga Semanu yang meninggal karena antrax.

Hasil investigasi dan penggalian keterangan oleh Dinkes, diperoleh informasi bahwa pasien berusia 73 tahun itu sebelumnya sempat menyembelih dan mengonsumsi sapinya yang mati karena sakit.

Sebelumnya, Pemprov Jateng melakukan pengetatan lalu lintas ternak di perbatasan DIY-Jateng, menyusul terjadinya kasus Anthrax di Gunung Kidul. Selain itu, disiapkan pula 25 ribu vaksin guna memperkuat imunitas hewan ternak, yang ada di berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng Agus Wariyanto mengatakan, sejumlah langkah strategis ditempuh. Ia menyebut, hal ini guna menghindari penularan anthrax, karena penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.

Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri bacillus anthracis, jika menjangkiti hewan, dapat tertular ke manusia. Selain itu, spora yang ditimbulkan penyakit ini, bisa bertahan hingga 75 tahun, meski bangkai hewan yang tertular telah dikubur.

Oleh karena itu, Agus berharap warga Jateng tetap waspada, tetapi tidak panik. Penyakit ini bisa dicegah agar tidak menular ke manusia, asalkan menerapkan prosedur ketat.

“Memang penyakit ini zoonosis, bisa menular ke manusia. Tetapi upaya pencegahan penting, misal kalau terjadi anthrax (bangkai hewan) dikubur, kalau perlu dicor dan ditandai. Karena sporanya bisa bertahan 75 tahun. Sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular,” kata dia.

Jawa Tengah memiliki sejumlah pos lalu lintas ternak yang berbatasan dengan DI Yogyakarta. Seperti Bagelen di Purworejo, Salam di Magelang dan Klaten. Untuk itu Agus menginstruksikan petugas bersiaga.

Selain penerapan prosedur kesehatan, pihaknya juga melakukan pengetatan pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), atau asal hewan tersebut. Hal itu menurutnya penting untuk menyekat sebaran hewan, terutama dari daerah yang diduga menjadi episentrum penyebaran Anthrax.

“Untuk vaksin, kita sudah siapkan 25 ribu. Tentunya untuk hewan yang ada di daerah rentan, prioritasnya untuk daerah yang berbatasan dan punya (potensi) berdampak langsung,” paparnya.

Penyediaan vaksin untuk membentengi hewan yang belum tertular agar lebih imun. Sehingga, risiko penularan dapat ditekan.

Agus mengatakan, hingga kini Jateng masih dinyatakan bebas Anthrax. Namun demikian, ia tidak menampik kasus tersebut pernah terjadi di Jateng beberapa waktu silam.

Di antaranya, Kabupaten Klaten pada 1990, Kabupaten Semarang pada 1991, Kota Surakarta di tahun 1991 dan 1992. Selain itu wilayah Boyolali juga pernah terjangkit Anthrax pada 1990 hingga 1992, dan terakhir 2012. Adapula Karanganyar pada 1992, Kabupaten Pati pada 2007, Kabupaten Sragen pada 2010 dan 2011, serta Kabupaten Wonogiri.

“Kami imbau masyarakat tidak perlu panik, tapi tetap waspada. Masyarakat cepat laporkan bila mana ada hewan yang sakit. Kalau ada manusia yang sakit (diduga tertular Anthrax) segera berobat. Tetap jaga kesehatan ternak, jikalau terjadi, terapkan prosedur. Semuanya harus bergerak, dari pemerintah hingga masyarakat,” ujar dia. (Adv)

tag: Ferry Wawan Cahyono , pemprov jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng , Pemprov Jateng



BERITA TERKAIT