KNPI Jateng Ajak Mahasiswa Melek Politik
SEMARANG (Jatengreport.com) - Dalam mewujudkan Jawa Tengah yang lebih ciamik, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jateng menggelar seminar nasional bertajuk Kolaborasi Akademik dan Politik di Kampus Undip, Kota Semarang.
Pemateri pada acara itu yakni Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng, Rektor Undip, Prof Yos Johan Utama, Ketua DPD KNPI Jateng, Casytha Arriwi, Anggota KPU RI, Yulianto Sudrajat dan Anggota Bawaslu RI, Herywn Malonda. Turut hadir juga Sekda Prov Jateng, Sumarno dan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu serta para mahasiswa di Kota Semarang.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD KNPI Jateng, Casytha Arriwi meminta, kepada para mahasiswa untuk melek tentang politik. Meski akademik penting, namun pengetahuan politik juga harus ditanamkan karena berkaitan dengan kemajuan negara.
Menurutnya, para mahasiswa saat ini masih minim tentang literasi politik. Dirinya pun meminta kepada para pengajar untuk mulai menanamkan karakter ideologi.
“Anak-anak muda bisa ditanamkankan mindset, pembelajaran karakter supaya mereka tidak anti kepada politik. Apalagi politik itu hasil akhirnya mengatur semua kegiatan kita karena semua produk politik,” ujarnya usai kegiatan, Sabtu (10/6/2023).
Dirinya pun memastikan bahwa belajar politik bukan sesuatu yang buruk seperti yang dipikirkan masyarakat. Apalagi seorang akademik mestinya tahu cara menempatkan diri ketika belajar politik.
“Dari sisi keilmuan, akademik kan bisa memang tugasnya meneliti atau memberikan masukan secara akademik untuk dunia politik,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng mengatakan, sebenarnya kolaborasi akademik dan politik di Jateng sudah berjalan namun belum maksimal terutama dalam pembuatan materi-materi rencanan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.
“Untuk 20 tahun dan 5 tahun, (perkembangannya) kurang. Contoh di Boyolali ada sapi bagus banget. Produktivitas susu dan daging tinggi,” terangnya.
Ketika sapi disembelih sebenarnya kulitnya bisa dimanfaatkan secara ekonomis. Namun selama ini penyamakan kulit sapi selama ini import. Menurutnya hal ini karena tidak adanya penelitian yang dapat membuktikan bahwa kulit sapi Boyolali bisa jadi suatu benda berkualitas bagus.
“Padahal kulit sapi ini bisa jadi tas dan sepatu yang lebih baik,” jelasnya.
Padahal, kata dia, Pemprov dan Pemerintah Kabupaten mengucurkan banyak dana untuk mendukung penelitian dunia akademik.
“Sebenarnya ada penelitian tapi berhenti. Penelitiannya hanya sebatas apa dan bagaimana. Ini penelitian teknis. Belum ada penelitian yang dibawa ke Industri,” jelasnya.
Oleh karena itu dia mendorong Gubernur, Wali Kota, Bupati dan DPRD yang ada di daerah mengencangkan kebijakan penelitian mendalam soal potensi alam dan modal yang ada sehingga ada hasil nyata.
“Potensi embrio di Jateng sebenarnya ada. Tapi embrio terus selama 20 tahun terakhir. Ini keran penelitian sudah dibuka dan sekarang saatnya penelitian bermanfaat untuk masyarakat dan industri,” imbuhnya. (Alan)
tag: KNPI Jateng