Sambut Natal, LPMK Mlatiharjo Semarang Doa Bersama Masyarakat Lintas Agama

images

Jateng

Bintang

15 Des 2022


SEMARANG (Jatengreport.com) - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Mlatiharjo, Semarang Timur, menggelar doa menyambut perayaan Natal 2022, yang diselenggarakan di Aula Kelurahan Mlatiharjo, Rabu (14/12).

Menariknya doa bersama ini tidak hanya dihadiri umat Kristen dan Katholik saja, melainkan umat lintas agama lainnya ikut doa menyambut Natal.

Tujuannya adalah ingin  menyuarakan persatuan dan kesatuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun dan bersatu, dan menepis intoleransi.

Acara diawali dengan  menyanyikan Indonesia Raya, kemudian ada  penyembahan dan puji-pujian kepada Yesus dengan diiringi musik yang membuat acara semakin meriah.

Lurah Mlatiharjo, Petrus Setyo Widodo mengatakan dia sejak menjadi lurah di wilayah ini pada Oktober hingga saat ini, yakni tetap menggaungkan toleransi antar umat beragama. 
Hal itu bertujuan dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat untuk mengantisipasi radikalisme yang dinilai cukup ekstrem.

"Kalau saya boleh bilang, Puji Tuhan, Alhamdulillah. Saya mencoba di Mlatiharjo untuk mepersatukan semua umat, dan sudah terlaksana dengan baik. Tahun ini, ada dua agenda kemarin yaitu Idulfitri mengadakan halalbihalal. Dan kami mengundang tidak hanya dari saudara-saudara muslim, tetapi dari non muslim juga diundang,  "ujar Petrus Setyo Widodo, Rabu 14 Desember 2022 malam.

Kali ini, pihaknya menggelar kegiatan menyambut Natal dengan berdoa bersama juga mengundang seluruh umat beragama yang ada di Mlatiharjo.

Kesempatan ini, Petrus Setyo Widodo mengungkapkan, selama ini ia sering gembar-gembor soal toleransi beragama, bukan sekadar hanya slogan saja namun diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

"Jujur saja, keluarga saya Pancasila. Adik yang ragil (bungsu) itu muslim. Kakak pertama dan kedua dari istri saya, muslim. Dalam kehidupan bersosialisasi, saya punya grup musik kecil  yakni dua orang dari gereja, dua orang dari muslim, " jelasnya.

Bahkan grup musik tersebut, ia mengajak kelompoknya itu untuk mengisi menyambut kegiatan Natal di Aula Kelurahan Mlatiharjo.

"Kami berempat menyampaikan lagu- lagu rohani Kristen di kegiatan ini. Di satu sisi, ketika ada kegiatan Islami, saya pun tidak keberatan untuk menyanyikan lagu-lagu rohani Islam, " ucapnya.

Sisi lain, Petrus Setyo Widodo menjelaskan rasa toleransi kembali terjadi lagi di sekitar wilayahnya yakni saat pembangunan Gereja Baptis Indonesia (GBI) yang berlokasi di Tlogosari itu ditolak, pada tahun 2019 lalu. Saat itu, gerejanya tersebut mendapatkan dukungan dari saudara-saudara Muslim dan umat lainnya.

"Meskipun, kita  sudah dapat izin tahun 98 sehingga dipermasalahkan. Sehingga, kami mengajukan izin lagi difasilitasi mas Hendi (eks Wali Kota Semarang). Kami justru dibantu dan didukung seluruhnya hampir 80 persen. Ada Gusdurian, Elsa, Pelita, Penghayat, Hindu semua hadirkan di sini, "ungkapnya.

Sekali lagi, ia menegaskan bahwa mengajak toleransi warga Mlatiharjo bukan sekadar ngomong saja.

Melainkan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Sementara, lanjutnya, tiga poin yang ia disampaikannya dalam acara doa menyambut Natal.

Salah satunya,  penolakan pembangunan gereja ditolak dan mendapatkan dukungan itu merupakan bentuk toleransi.

"Saya tidak muluk- muluk, cukup Mlatiharjo saja sebagai wilayah yang diberikan untuk membina yang sudah terbentuk menjadi Kampung Pancasila, " pungkasnya.

tag: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan



BERITA TERKAIT